Menyusuri Paraga Stone Tasikmalaya Bendungan Mangkrak Buatan Sangkuriang, Awal Mula Tangkuban Perahu

folklore yang beredar di masyarakat lokal, bahwa Paraga Stone merupakan bendungan yang dibuat oleh Sangkuriang namun mangkrak.

Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/ Aldi M Perdana
Salah satu spot menarik di kawasan wisata Paraga Stone yang menawarkan keindahan struktur batuan unik di bantaran Sungai Cimedang. 

Kekar kolom sendiri, lanjut Deni, terbentuk dari magma yang bersifat cair dan berada di dalam perut bumi.

Kemudian seiring waktu, melalui mekanisme kegiatan letusan gunung api, setelah gunung api tersebut meletus besar, letusan keduanya merupakan letusan efusif atau proses letusan berupa lelehan lava yang dikeluarkan lewat retakan pada badan gunung api dan mengalir.

"Magma yang keluar dari perut bumi itu disebut lava. Nah, dari lava itulah yang membentuk Kekar Kolom seperti di Paraga Stone ini," ucapnya.

"Jadi, ditafsir, di sekitar daerah Salopa zaman dahulu, tepatnya di zaman oligo-miosen, ada sebuah gunung api yang umurnya tua, antara 30-20 juta tahun yang lalu. Bahkan, gunungnya sendiri sudah tidak tampak lagi. Nah, saat itu, bagian pulau Jawa Barat bagian Selatan masih berada di bawah permukaan laut," lanjut Deni.

Pada zaman oligo-miosen tersebut, di sebagian besar Jawa Barat sebelah Selatan terdapat jajaran pegunungan, yang oleh para peneliti dinamai sebagai Jajaran Gunung Api Selatan.

"Itu mulai dari Ciletuh, Sukabumi sampai ke Nusakambangan. Jadi, kalau kita melewati Rancabuaya, Karang Tawulan, sampai ke Pangandaran, kita bisa menemukan batuan dari sisa kegiatan gunung api yang umurnya sekitar 30-20 juta tahun yang lalu," jelasnya.

Menurut Deni, bentuk batuan Kekar Kolom di Paraga Stone sendiri menuai cerita rakyat Sangkuriang.

"Di sana itu ada cerita rakyat, karena bentuknya seperti struktur bangunan, jadi masyarakat setempat (secara turun-temurun) menafsirkan, bahwa dulu Sangkuriang hendak membuat bendungan. Nah dibendungnya tuh di lokasi Paraga Stone itu," terangnya.

Terkait arti kata Paraga sendiri, melalui penelusuran Deni, terdapat 2 pengertian.

"Pertama, bahwa Paraga artinya pelakon atau lakon atau pemain utama kalau dalam cerita atau dalam dongeng. Itu diambil dari Bahasa Jawa," ucapnya.

"Kedua, saya belum tahu, barangkali di lokal itu ada artian tersendiri, karena dalam Bahasa Sunda itu ada artikel 'Pa-'. Nah, apakah kata dasarnya itu dari 'Raga' yang artinya tubuh. Jika dari situ, asumsi saya, bisa diartikan Paraga itu adalah pembuat tubuh atau apa, tapi saya juga belum tahu ya," pungkasnya.

Terpisah, salah satu warga setempat, Anung (45) mengatakan, folklore yang beredar di masyarakat lokal, bahwa Paraga Stone merupakan bendungan yang dibuat oleh Sangkuriang namun mangkrak.

Salah satu spot menarik di kawasan wisata Paraga Stone yang menawarkan keindahan struktur batuan unik di bantaran Sungai Cimedang.
Salah satu spot menarik di kawasan wisata Paraga Stone yang menawarkan keindahan struktur batuan unik di bantaran Sungai Cimedang. (Tribun Jabar/ Aldi M Perdana)

"Awalnya itu 'kan Sangkuriang diminta untuk membuat perahu sama danau oleh Dayang Sumbi sebagai syarat supaya bisa menikahinya," tuturnya mulai mejelaskan saat ditemui oleh TribunPriangan.com di lokasi, Rabu (14/8/2024).

Akan tetapi, Dayang Sumbi mengetahui, bahwa Sangkuriang merupakan anaknya yang bertahun-tahun lalu pernah melarikan diri dari rumah.

Saat itu, karena Sangkuriang kecil secara tidak sengaja membunuh bapaknya sendiri, maka Dayang Sumbi memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi hingga meninggalkan luka di kepalanya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved