Menguak Kisah Batu Paraga di Tasikmalaya, Legenda Tentang Bendungan Sangkuriang yang Terbengkalai
jenis batuan Paraga Stone ini sama dengan batuan yang berada di Gunung Padang di Kabupaten Cianjur.
Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Kemudian seiring waktu, melalui mekanisme kegiatan letusan gunung api, setelah gunung api tersebut meletus besar, letusan keduanya merupakan letusan efusif atau proses letusan berupa lelehan lava yang dikeluarkan lewat retakan pada badan gunung api dan mengalir.
"Magma yang keluar dari perut bumi itu disebut lava. Nah, dari lava itulah yang membentuk Kekar Kolom seperti di Paraga Stone ini," ucapnya.
"Jadi, ditafsir, di sekitar daerah Salopa zaman dulu, tepatnya di zaman oligo-miosen, ada sebuah gunung api yang umurnya tua, antara 30-20 juta tahun yang lalu. Bahkan, gunungnya sendiri sudah tidak tampak lagi. Nah, saat itu, bagian pulau Jawa Barat bagian Selatan masih berada di bawah permukaan laut," lanjut Deni.
Pada zaman oligo-miosen tersebut, di sebagian besar Jawa Barat sebelah Selatan terdapat jajaran pegunungan, yang oleh para peneliti dinamai sebagai Jajaran Gunung Api Selatan.
"Itu mulai dari Ciletuh, Sukabumi sampai ke Nusakambangan. Jadi, kalau kita melewati Ranca Buaya, Karang Tawulan, sampai ke Pangandaran, kita bisa menemukan batuan dari sisa kegiatan gunung api yang umurnya sekira 30-20 juta tahun yang lalu," jelasnya.
Menurut Deni, bentuk batuan Kekar Kolom di Paraga Stone sendiri menuai cerita rakyat Sangkuriang.
"Di sana itu ada cerita rakyat, karena bentuknya seperti struktur bangunan, jadi masyarakat setempat (secara turun-temurun) menafsirkan, bahwa dulu Sangkuriang hendak membuat bendungan. Nah dibendungnya tuh di lokasi Paraga Stone itu," terangnya.
Terkait arti kata Paraga sendiri, melalui penelusuran Deni, terdapat 2 pengertian.
"Pertama, bahwa Paraga artinya pelakon atau lakon atau pemain utama kalau dalam cerita atau dalam dongeng. Itu diambil dari Bahasa Jawa," ucapnya.
"Kedua, saya belum tahu, barangkali di lokal itu ada artian tersendiri, karena dalam Bahasa Sunda itu ada artikel 'Pa-'. Nah, apakah kata dasarnya itu dari 'Raga' yang artinya tubuh. Jika dari situ, asumsi saya, bisa diartikan Paraga itu adalah pembuat tubuh atau apa, tapi saya juga belum tahu ya," pungkasnya.
Terpisah, salah satu warga setempat, Anung (45) mengatakan, folklor yang beredar di masyarakat lokal, bahwa Paraga Stone merupakan pembangunan bendungan yang dibuat oleh Sangkuriang namun mangkrak.
"Awalnya itu 'kan Sangkuriang diminta untuk membuat perahu sama danau oleh Dayang Sumbi sebagai syarat supaya bisa menikahinya," tuturnya mulai mejelaskan saat ditemui oleh TribunPriangan.com di lokasi, Rabu (14/8/2024).
Akan tetapi, Dayang Sumbi terlanjur mengetahui, bahwa Sangkuriang merupakan anaknya yang bertahun-tahun lalu pernah melarikan diri dari rumah.
Saat itu, karena Sangkuriang kecil secara tidak sengaja membunuh bapaknya sendiri, maka Dayang Sumbi memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi hingga meninggalkan luka di kepalanya.
"Karena sama Dayang Sumbi ketahuan ada luka yang sama (dengan luka yang dimiliki anaknya dulu), 'kan jadi ketahuan, kalau Sangkuriang itu anaknya yang sudah tumbuh besar," terang Anung.
Memanas, DPRD dan Bupati Tasikmalaya Saling Sindir Soal Pengalihan Anggaran Linmas Rp7 Miliar |
![]() |
---|
Kebakaran di Tasikmalaya Sebabkan Kerugian Ratusan Juta, 15 Orang Terpaksa Mengungsi |
![]() |
---|
Kronologi Kebakaran yang Lahap 6 Bangunan di Tasikmalaya, Warga Dengar Percikan dari Tengah Malam |
![]() |
---|
Kebakaran Hebat di Tasikmalaya, 6 Rumah Terbakar Dini Hari Tadi, Api Berasal dari Toko Shockbreaker |
![]() |
---|
Gaya 2 Pelajar di Singaparna Tasikmalaya Ugal-ugalan di Jalan Raya, Berakhir di Kantor Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.