Berita Viral
Kisah Sudarno Veteran yang Terpaksa Tinggal Seatap Bersama Sapi, Kini Didatangi Pejabat dan TNI
Kisah pilu seorang veteran yang tinggal serumah dengan sapi tengah menjadi sorotan.
Penulis: Salma Dinda Regina | Editor: Salma Dinda Regina
TRIBUNJABAR.ID - Kisah pilu seorang veteran yang tinggal serumah dengan sapi tengah menjadi sorotan.
Diketahui, ia adalah Veteran Seroja bernama Sudarno.
Pria berusia 77 tahun itu merupakan warga Desa Sumberdodol, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Ia tinggal serumah dengan sapi peliharaanya karena tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pembangunan rumahnya.
Saat ditemui di rumahnya, Sudarno mengaku sudah dua tahun terakhir tinggal bersama sapi peliharaanya di rumah berukuran 4x9 meter tersebut.
“Sebelumnya ngontrak di Desa Sidokerto. Di sini membangun rumah di lahan warisan dari orangtua istri saya. Karena untuk ngirit biaya pembangunan rumah dijadikan satu sama kandang,” ujarnya, Jumat (16/8/2024), dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Viral Detik-detik Pria di Brebes Tewas usai Ikut Lomba Panjat Pinang, Sempat Dibawa ke Tukang Urut
Di rumah itu, Sudarno hanya tinggal berdua bersama istrinya, Hartini (71).
Rumahnya hanya memiliki kamar tidur berukuran 4x3 yang terhubung dengan kamar mandi sekaligus dapur.
Kemudian pintu satunya langsung terhubung dengan ruang utama yang dijadikan kandang sapi.
Dinding di bagian sisi timur rumahnya hanya ditutupi tembok batu bata setinggi satu meter.
“Di bagian belakang masih ada tanah yang nantinya mau dibangun. Mengapa saya tinggal dengan sapi supaya sapinya tidak ada yang nyuri. Tetangga bilang saya ini tidur ngeloni sapi,” imbuhnya.
Dikunjungi pejabat
Pj Bupati Magetan Nizhamul didampingi Ketua DPRD Kabupaten Magetan Sujatno, Komandak Kodim 0804 Magetan Letkol Inf Hasan Dasuki dan Kapolres Magetan AKBP Satria Permana, berkunjung ke rumah Sudarno.
Mereka melihat langsung kondisi rumah Sudarno yang menjadi satu dengan kandang sapi.
Nizhamul memerintahkan Camat Panekan, Yanu Hari Wibowo dan Sekretaris Desa Sumberdodol untuk memperbaiki tempat tinggal Sudarno secepatnya.
“Saya kasih satu bulan harus ada perubahan. Pak kades, pak camat saya kasih tantangan, kapan dimulai, syukur-syukur siap bagaimana caranya,” katanya.
Nizhamul yang baru menjabat Pj Bupati Magetan selama 5 hari tersebut mengaku terpanggil melihat kondisi rumah Sudarno.
Baca juga: Veteran, Saksi Sejarah Agresi Belanda hingga Pemberontak DI/TII, Tak Diundang pada Upacara HUT RI
Dia akan mempertimbangkan keinginan Sudarno membantu membangun rumah layak.
“Mungkin bisa saja kita buatkan kandang tersendiri di samping rumahnya, kandang yang tertutup rapi dan ini (ruangan yang dijadikan kandang sapi) dijadikan rumah. Apakah nanti ada bedah rumah atau seterusnya,” ucapnya.
Nihzamul juga mengaku akan mempertimbangkan alasan Sudarno yang memilih tinggal seatap dengan sapi peliharaannya untuk melakukan pembangunan rumah.
“Selayaknya harus dipisahkan, tentunya dari keluarga ikhlas juga, jangan dipaksa. Dia nggak mau, sudah kita buat terpisah dia kembali lagi. Kenapa ternaknya ada di dalam rumah karena kekhawatiran beliau asetnya hilang,” ungkap dia.
Pensiunan TNI AD
Komandan Kodim 0804 Kabupaten Magetan, Letkol Inf Hasan Dasuki menuturkan, Sudarno adalah pensiunan TNI AD Veteran Seroja yang dikirim ke Timor Timur tahun 1976.
Ia memastikan Sudarno akan mendapatkan perhatian khusus terutama terkait kondisi rumah yang dihuninya.
“Ada perhatian khusus terhadap perumahan ini, mudah-mudahan ini segera terealisasi sehingga beliau ini nyaman tinggal di rumahnya,” katanya.
Ketua DPRD Kabupaten Magetan Sujatno mengungkapkan, pemerintah daerah harus segera turun tangan untuk bisa menindak lanjuti pemberian rumah layak huni.
Bahkan dia mengaku siap untuk membeli sapi yang dipelihara Sudarno untuk membantunya.
“Tadi disampaikan kepada pak camat untuk ditindaklanjuti. Sehingga bisa hidup sehat, jadi rumah sama kandang biar tidak jadi satu. Kalau (sapi) harganya cocok biar agak mahal saya beli sambil memberikan bantuan,” ujarnya.
Kemudian, Camat Panekan Yanu Hari Wibowo mengaku akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengatasi kondisi rumah Sudarno yang menjadi satu dengan kandang sapi.
“Paling tidak ada perubahan. Kami diminta untuk berkoordinasi dengan instansi terkait kondisi rumah bagi veteran ini. Dikasih waktu satu bulan harus ada perubahan, kita akan korodinasi dengan OPD terkait,” katanya.
Ayah 2 anak
Hartini, istri Sudarno mengaku mempunya dua anak yang kini sudah berkeluaga.
Kedua anaknya tinggal di Sragen dan Jakarta.
Hartini mengatakan, anaknya jarang pulang karena sibuk kerja dan telah memiliki keluarga masing-masing.
Biasanya, ia berkomunikasi dengan mereka melalui sambungan telepon.
“Anak saya dua, cucu saya lima. Saya tinggal berdua saja karena jarang pulang ke rumah, paling ya telpon karena sibuk kerja,” kata Hartini.
Hartini mengaku memelihara sapi merupakan pekerjaan sampingan untuk mengisi kegiatan dan menjaga kebugaran tubuhnya.
Setiap pagi dia yang mencari rumput untuk pakan sapi peliharaannya. Suaminya tidak bisa lagi mencari rumput karena untuk berjalan kini harus dibantu kruk.
“Saya tiap pagi bawa jarik untuk gendong rumput. Rumputnya di sekitar rumah saja cukup banyak. Memelihara sapi itu agar kami tidak nganggur, biar sehat, kalau tidak beraktivitas malah sakit,” ucapnya.
Tertembak di Timor Timur
Sudarno mengaku pensiun sebagai anggota TNI AD dengan pangkat Sersan Mayor.
Ketika menjadi anggota prajurit Batalyon 501 Banteng Raiders Madiun, ia sempat bertugas di Timor Timur 4 kali.
Pada pengiriman tugas ke Timor Timur yang kedua di tahun 1976 dia tertembak di bagian perut dan kaki oleh gerombolan pengacau keamanan.
“Saya bertugas berjaga di gereja, gereja diserang, kondisinya porak poranda, pohon pada tumbang. Saya selamat tidak tertimpa pohon. Saat duduk, saya merasa ada yang hangat di bagian perut. Pas diraba ternyata darah sudah banyak keluar,” kenangnya.
Pada saat itu dari satu peleton pasukan yang dikirim ke Timor Timur ada 9 orang yang tertembak.
Dari 9 orang, 7 rekannya meninggal dunia saat menjalani perawatan.
“Teman saya yang 7 itu meninggal saat dirawat di Jakarta, hanya saya dan satu teman saya waktu itu yang masih hidup,” imbuh Sudarno.
Setelah kejadian tersebut, Sudarno kembali ke Timor Timur.
Total, 4 kali ia menjalankan penugasan di sana.
Usai penugasan di Timor Timur, ia ditempatkan di Kodim 0804 Magetan. Dia pensiun di awal tahun 1990an.
“Setelah bertugas di 501 saya ditugaskan di Kodim 0804 Magetan dengan tugas di koramil-koramil. Sempat menjabat wakil danramil di Poncol,” jelasnya.
Alasan tinggal dengan sapi
Sudarno mengaku senang dikunjungi pejabat penting Kabupaten Magetan menjelang hari kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia.
Dia berharap pemerintah daerah bisa membantu memperbaiki kondisi rumah yang saat ini masih menyatu dengan kandang sapi.
Bahkan dia mengaku masih memiliki hutang Rp 3 juta ke toko material untuk membangun rumah sekaligus kandang sapi tersebut.
“Kenapa kandang jadi satu dengan rumah, untuk ngirit biaya membangun rumah,” tutur dia.
Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.
Sosok Sudewo, Bupati Pati Viral Tantang Warga soal Demo Tarif PBB 250 Persen: 50 Ribu Tak Gentar |
![]() |
---|
Nasib Rosdewi, Driver Ojol Jadi Pemulung di Jambi, Kecewa Diputus Mitra Meski Sudah Berdamai |
![]() |
---|
Sosok Enggar, Siswa SMK di Kediri yang Viral Diberi Sepatu oleh Teman Sekelas, Dikenal Periang |
![]() |
---|
Pengakuan Alvino Pemilik Porsche Maafkan Sopir Truk setelah Mobilnya Diserempet, Rugi Rp120 Juta |
![]() |
---|
Viral Kisah Penghulu Ahad Nekat Berenang Seberangi Sungai Demi Nikahkan Warga, Dipuji Kemenag |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.