Berita Viral

Unthulektomi, Buku Diduga Pedoman Bullying PPDS yang Viral usai Kasus dr Aulia, Ada Hirarki

Viral diduga ada buku yang merupakan pdoman perundungan. Beberapa isi buku pedoman tersebut adalah adat dan kebiasaan juga hirarki dalam PPDS.

Istimewa
Dokter bernama Aulia Risma Lestari (30) ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya yang berada di Kota Semarang, Jawa Tengah. 

TRIBUNJABAR.ID - Kematian dokter muda mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) program studi anestesi FK Undip, dr Aulia Risma Lestari (30) menjadi sorotan dan perhatian.

dr Aulia diduga mengakhiri hidup di kosnya di Kota Semarang, Senin (12/8/2024), saat melakukan tugas belajar di RSUP Dr Kariadi.

Kini, kematian dr Aulia pun viral di media sosial dan banyak warganet mengungkap sejumlah foto terkait dugaan perundungan atau bullyin yang menimpa mahasiswai PPDS.

Baca juga: Mahasiswi Kedokteran Undip Bunuh Diri Diduga Jadi Korban Bullying Senior, DPR Desak Polisi Selidiki

Salah satu foto yang menyedot perhatian dan viral adalah buku yang diduga merupakan pedoman perundungan.

Buku pedoman tersebut bersampul merah yang bertuliskan 'Unthulektomi'.

Beberapa isi buku pedoman tersebut adalah adat dan kebiasaan juga hirarki dalam PPDS.

Buku 'Unthulektomi' yang diduga merupakan pedoman perundungan pada PPDS
Buku 'Unthulektomi' yang diduga merupakan pedoman perundungan pada PPDS (Twitter/ @txtdarijasputih)

Misalnya, mahasiswa semester 1 hanya boleh bertanya ke mahasiswa di atasnya.

''Hirarki bertanya,tanggung jawab,tugas: smtr 1 -> smtr 2 -> smtr 3,dst"

Selain itu dituliskan juga bahwa junior harus datang lebih dulu dari senior, juga makan lebih belakangan.

Aturan lainnya yang tertulis dalam buku berjudul 'Unthulektomi' tersebut adalah dilarang banyak bertanya dan yang penting manut.

Junior pun tertulis harus siap menerima tugas kestra dari senior.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini sedang melakukan investigasi terkait bullying atau perundungan yang terjadi pada tingkat PPDS.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi sendiri membenarkan adanya tradisi perundungan dalam dunia pendidikan kedokteran.

"Bullying ini di Indonesia sudah sangat lama terjadi. Banyak masukan saya terima," ujarnya.

Budi Gunadi pun menegaskan perilaku bullying tersebut harus diselesaikan,

"Ini fenomena yang besar, yuk kita putuskan, kita hentikan kebiasaan ini," ujarnya.

Baca juga: Sosok Dokter PPDS Undip Semarang yang Meninggal Dunia di Kamar Kos, Diduga Korban Bullying Senior

Surat Izin Praktik dan STR Pembully Akan Dicabut

Jika terbukti benar adanya perilaku bullying di balik kasus ini, maka pelaku akan diberi sanksi tegas. 

"Kalau ini benar- benar terjadi (perundungan) kita akan pastikan orang yang memperlakukan seperti ini akan diberikan sanksi tegas," kata Budi pada keterangannya, Kamis (15/8/2024). 

Lebih lanjut Budi menegaskan jika Kementerian Kesehatan bisa mencabut Surat Izin Praktik (SIP) dan Surat Tanda Registrasi (STR) jika terbukti ada oknum yang melakukan tindak perundungan

Saat ini Kementerian Kesehatan sudah mengirimkan audit dan bekerja sama dengan kepolisian setempat untuk melakukan pemeriksaan. 

Budi menambahkan jika pihaknya sudah menemukan buku catatan harian korban. 

"Kita sudah menemukan buku catatan hariannya. Jadi kita bisa melihat perkembangan moral kejiwaan beliau seperti apa. Cukup detail ditulis di buku hariannya. Nanti kita akan conform apakah hal ini benar-benar terjadi," lanjut Budi. 

Menkes juga meminta agar kegiatan PPDS Anastesi Undip di RSUP Kariadi dievaluasi. 

Terakhir, Budi menegaskan bahwa tidak boleh ada praktik bullying dengan alasan menciptakan tenaga yang tangguh dan tidak cengeng.

"Tidak ada lagi perilaku-perilaku bullying seperti ini dengan alasan menciptakan tenaga yang tangguh, menciptakan tenaga yang tidak cengeng. Kita bisa menciptakan tenaga yang tangguh tidak cengeng tanpa menyebabkan mereka mati,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved