Berita Viral
Kisah Asih, Ibu Penjual Pisang Terjun ke Danau Tawarkan Dagangan ke Pengunjung, Tak Peduli Ada Buaya
Inilah kisah perjuangan Asih (60), seorang ibu penjual pisang mencari nafkah jualan hingga terjun ke danau demi dagangannya laku, tak takut ada buaya
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
TRIBUNJABAR.ID - Inilah kisah perjuangan Asih (60), seorang ibu penjual pisang untuk mencari nafkah.
Perjuangann Asih menjadi sorotan karena aksi dagangnya yang tak lazim.
Ia rela terjun ke danau hingga basah-basahan untuk menawarkan dagangannya ke pengunjung yang menaiki rakit (perahu).
Dari penjualan pisang tersebut penghasilan yang didapat Asih tak seberapa.
Baca juga: Kisah Pilu Penjual Ikat Pinggang Nangis di Masjid Kehilangan Uang dan Kelaparan, Dibantu Driver Ojol
Namun, ia rela mempertaruhkan nyawa yang kapan saja bisa terancam diterkam buaya di danau tersebut.
Belakangan kisah perjuangan Asih ini viral setelah dibagikan akun Instagram @adiefwafi.
Pengunggah membagikan video saat Asih menawarkan dagangannya hingga terjun ke danau untuk menghampiri pengunjung.
Tampak dari kejauahan, Asih menunggu setiap pengunjung duduk di pinggir danau.
Saat pengunjung tiba di dekat lapaknya, Asih pun terjun ke danau tersebut sembari menawarkan pisangnya.
Tampak Asih tak peduli dengan pakaiannya hingga basah kuyup.
Asih juga tampak tak takut meski air danau seukuran sedadanya tersebut bisa menenggelamkannya.
Padahal diketahui kedalaman di tengah danau tersebut bisa mencapai 1,5 meter hingga 20 meter.
Tak hanya itu, Asih juga tak peduli jika nyawanya pun terancam jika ada buaya yang bisa menyantapnya.
Kepada perekam, Asih tak memungkiri bahwa di danau tersebut ada hewan-hewan buas yang bisa memangsanya.
Namun, Asih tak peduli karena telah meminta perlindungan dari Tuhan.
“Insya Allah aman pak , klo biawak2 mah ada setiap hari kadang lewat di dada saya , saya langsung naik keatas”
“Tapi Alhamdulillah selalu selamat karena setiap hari nya saya berdoa doa selamat,” ungkap Asih.
Ternyata aksi Asih jualan pisang dengan cara terjun ke danau tersebut bukan tanpa sebab.
Hal itu dia lakukan demi dagangannya laku.
Jika tidak ada rakit yang lewat, pisang dagangan Asih tidak laku.
Oleh karena itu Asih pun bersyukur jika ada pengunjung meniaki rakit lewat ke lapaknya.
Diceritakan, ternyata Asih berjualan pisang dari umur 35 tahun.
Kini, Asih pun sudah mempunyai 16 cucu, namun ia masih sanggup berjualan mencari nafkah.
Tidak ada pilihan lain untuk Asih berjualan selain pisang tersebut.
Rupanya Asih sudah lama mencari pekerjaan namun sulit mendapatkannya.
Diketahui ternyata pisang-pisang yang dijualnya pun bukan miliknya sendiri.
Melainkan Asih menjualkan dagangan milik bosnya.
Adapun pisang-pisangnya dia jual Rp 30 per sisir.
Lalu, penghasilan dari penjualannya itu harus disetor kepada bosnya.
Sementara itu, keuntungan Asih setiap harinya bisa dibilang kisaran Rp 60 sampai Rp 80 Ribu, jika pisangnya laku semua.
Melihat kegigihan Asih, pengunggah membuka donasi untuk membantu kebutuhan sehari-hari Asih dan keluarganya.
Baca juga: Kisah Bubun Penjual Es Cendol Dawet Pikul Dagangan Pakai Ember Bekas Cat, Tak Ada Modal Beli Gerobak
Kini, kisah perjuangan Asih berjualan pisang hingga terjun ke danau tersebut viral dan menuai simpati dari warganet.
Tak sedikit warganet menyoroti perjuangan Asih berjualan tersebut demi mencari nafkah untuk anak dan cucu-cucunya.
Berikut beragam komentar warganet.
“Semoga ibu sehat terus dan dilancarkan rezekinya dan diberikan umur panjang aamiin”
“Seketika teringat anak" zaman sekarang yg maunya di turutin tapi melihat perjuangan orang tuanya.. Sekarang aku merasakan setelah punya anak istri.. Buat orang tua semangat dan sehat selalu mencar rezeki.”
“Masya alloh ibu semanget ibu perjuangan seorang ibu seribu luar biasa sehat selalu ibu di mana ibu melangkah pasti ada rejaki ibu”
“Semoga Ibu yg jualan dan yg membeli Allah SWT kasih rezeki yg berlimpah berkah dan bermanfaat buat banyak orang.. Aamiin yaAllah yarabbal'alamiin “
“Seorang ibu memang sosok yg hebat...sehat sll ibuk amin”
“perjuangan seorang Ibu,” tulis beragam komentar warganet.
Kisah Lainnya - Kisah Kakek Renta Penjual Pisang Tawarkan Dagangan ke Rumah-rumah Warga, Terpaksa Masih Cari Nafkah
Sebuah video seorang kakek renta penjual pisang menawarkan dagangannya ke rumah-rumah warga ini viral di media sosial.
Penjual pisang tersebut merupakan sudah lansia namun tetap semangat mencari nafkah.
Ternyata di balik usahanya itu ada kisah pilu yang ditanggungnya.
Ia terpaksa masih mencari nafkah dengan kondisinya yang sudah renta karena hidup sebatang kara.
Baca juga: Sosok Kakek Abdullah, Lansia 84 Tahun di Aceh Jalani Hari Tua Jadi Pengrajin Rumbia, Dijual Rp8.000
Kini, kisah pilu kakek renta itu viral setelah dibagikan akun Instagram @adiefwafi, dikutip Tribunjabar.id, Selasa (4/6/2024).
Dalam video tersebut memperlihatkan kakek renta yang disebut Mbah itu terduduk di depan rumah warga.
Ia membawa buah pisang yang dia tanggung untuk dijual.
Dari sekilas kondisi kakek penjual pisang tersebut tampak sudah tidak lagi dalam keadaan bugar.
Tubuhnya yang mungil gemetar seperti tak kuat lagi menopang beban badannya dan beban lainnya.
Namun, ia harus membawa buang pisang dagangannya yang dipikul menggunakan kayu di pundaknya.
Dalam keterangan pengunggah menceritakan kakek renta tersebut berjualan menawarkan pisang ke rumah-rumah warga.
Ia merasa iba melihat keadaan kakek penjual pisang tersebut tampak sudah tidak layak lagi berjualan.
Ia kagum karena di usianya yang sudah berumur masih tetap semangat.
Pengunggah menyebut kakek renta tersebut menjual pisangnya seharga Rp 15 ribu per sisir.
Harga tersebut berbeda-beda tergantung jenis pisangnya.
Diceritakan bahwa kakek renta penjual pisang berjualan setiap hari dari pagi sampai sore.
Hal yang memilukannya ternyata ia membantu menjualkan pisang tersebut milik orang lain.
Dari hasil penjualan pisang tersebut sang kakek hanya mendapat upah jika laku 1 sisir mendapatkan Rp 5 ribu.
Meski hanya mendapat upah yang tak seberapa, kakek terpaksa melakukan pekerjaan tersebut.
Ternyata alasan ia masih tetap semangat berjualan karena ia hidup sebatang kara.
Diungkap pengunggah, kakek renta tersebut berjualan pisang untuk bertahan hidup.
“Mbah pisang sebatang kara tinggal sendirian dirumah , beliau jualan hanya untuk menyelamatkan perutnya sendiri demi untuk bertahan hidup,” tulis pengunggah.
Karena merasa iba dan prihatin, pengunggah tergerak untuk memberikan bantuan kepada kakek renta tersebut dengan membuka donasi.
Kini, video kisah pilu kakek renta penjual pisang tersebut viral dan mendapat perhatian dari warganet.
Tak sedikit warganet ikut merasakan kesedihan atas nasib kakek penjual pisang tersebut.
Baca juga: Kisah Perjuangan Hadimi, Kakek 78 Tahun asal Ciamis Ambil Bansos Jalan Kaki 13 Km Tanpa Alas Kaki
Berikut beragam komentar warganet.
gita_nawros
“Ya Allah hadirkan orng2 baik disini semoga donasi terkumpul banyak”
pangestumelody
“Bapak andai hdup bisa memilih ,tak akan kau pilih jalan hdup mu bgini,tertatih2 memikul dagangan mu prihatin tapi bapak TDK pnya pilihan lain selain berjuang keras dalam usia renta utk brtahan hdup singgahi bpak ya org2 baik”
fitriah_oktavina
“Setuju...semoga banyak orang baik membantu....sehat selalu mbah”
ema_zacky
“Bntu gerobak atau spd gunung biar abah gk capek mikul nya kak”
eka.wahyuningsih17
“Ya Allah mudahkanlah segala urusannya... Aamiin”
dheynabiel7258
“Sehat selalu bah,” tulis beragam komentar warganet.
Hingga artikel ini dimuat belum diketahui lebih lengkap mengenai lokasi tempat sang kakek itu tinggal.
#BeritaViral
Fakta-fakta Film Animasi Merah Putih: One For All Senilai Rp6,7 Miliar yang Viral Tuai Kritikan |
![]() |
---|
Sosok Pemobil yang Viral Ngaku Aparat dan Bawa Pistol di Tangsel Ternyata Jaksa, Kejagung Minta Maaf |
![]() |
---|
Sosok Ismanto Tukang Jahit Ditagih Pajak Rp 2,8 Miliar, Kantor Pajak Klarifikasi Beber Penyebabnya |
![]() |
---|
Kisah Hendry Pemuda Sumedang Nekat Jalan Kaki ke Makkah Modal Rp50 Ribu Tempuh Perjalanan 9 Bulan |
![]() |
---|
Viral Buruh di Pekalongan Kaget Ditagih Pajak Rp 2,8 Miliar, Hidup Sederhana di Gang Sempit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.