Berita Viral

Kisah Pilu Gadis Yatim Piatu Asal Jabar Hidup dengan 1 Ginjal, Korban 'Human Trafficking' di Kamboja

Kisah pilu seorang gadis asal Jawa Barat yang kini hidup dengan satu ginjal, tengah menjadi sorotan.

Pixabay.com
Ilustrasi perdagangan manusia atau human trafficking. 

TRIBUNJABAR.ID - Kisah pilu seorang gadis asal Jawa Barat yang kini hidup dengan satu ginjal, tengah menjadi sorotan.

Gadis belia berinisial CWT itu menjadi korban human trafficking atau perdagangan organ manusia di pasar gelap.

Kondisi kesehatan CWT itu pun terus menurun hingga harus dirawat di Rumah Sakit Griya Husaha, Madiun, Jawa Timur.

Kisahnya diceritakan oleh Surasto Pramuji, pendamping korban.

Surasto mengatakan, kejadian yang dialami CWT adalah dari tahun 2020 yang baru lulus SMA dan sang ayah meninggal dunia.

Baca juga: Sosok Driver Ojol yang Viral Ancam Selebgram Awkarin Karena Tak Beri Uang Tips, Kini Dipecat

Sedangkan, CWT juga ditinggal meninggal oleh sang ibu sejak ia masih kecil.

Diketahui, setelah lulus SMA CWT sempat bekerja di Bandung.

"Korban berasal dari kondisi ekonomi pra sejahtera. Korban setelah lulus, kemudian kerja di Bandung, tetapi karena tidak betah, akhirnya pulang mencoba usaha online,” ujar Surasto, Senin (15/7/2024), melalui sambungan telepon, dikutip dari Suryamalang.com.

Surasto menerangkan, ketika itu CWT ingin membeli sepeda motor demi kelancaran usahanya.

Lantaran tidak memiliki uang, CWT pun mencari pinjaman ke rekannya.

CWT pun dikenalkan oleh rekannya ke orang lain.

"Setahu saya, korban ingin punya kendaraan supaya bisa jualan online, mengantarkan pesanan ke konsumen."

"Pinjam uang senilai Rp 7 juta. Korban tidak tahu yang meminjami uang ternyata orang yang masuk dalam kelompok tidak benar," sambungnya.

Selama kurun waktu tahun 2021 sampai 2023, CWT pun berada dalam penguasaan kelompok tersebut.

Hal itu karena ia tidak mampu untuk membayar utangnya.

Situasi yang sulis membuat Surasto terus berusaha mengeluarkan CWT dari lingkaran kejahatan tersebut.

"Saya bebaskan dia dari Kamboja pada Desember 2023. Pulang ke Indonesia pada Januari 2024, ginjal tinggal satu," kata dia.

"Sempat mencoba kerja seperti biasa, tapi tidak bisa, lantaran kondisinya sangat lemah," bebernya.

Korban pun mengalami penurunan kesehata, ia akhirnya dirawat ke Rumah Sakit Sentosa Bandung.

Dalam perawatannya itu, CWT sempat pulih setelah dilakukan cuci darah dan transfusi darah.

Akan tetapi karena keterbatasan dana, CWT pun kemudian coba dibawa ke ruang isolasi.

"Waktu itu Ruang Somasi/Isolasi penuh, sehingga ia dipindah ke Rumah Sakit Hamori Subang. Belum bernasib baik, di Subang pun ruangan juga penuh, akhirnya dipindah ke Madiun," kata dia.

"Rumah sakit terus memantau kondisi korban. Saya mengalami keterbatasan, karena saya juga punya tanggung jawab keluarga sendiri.Maka dari itu saya hanya bisa mendampingi dari jauh," jelas dia.

Baca juga: Viral Unggahan Sebut Cobek dan Ulek Batu Bisa Picu Batu Ginjal, Dokter Beber Fakta dan Penjelasan

Surasto menyebut pihak rumah sakit terus memberikan kabar soal kondisi CWT kepada dirinya.

"Rumah sakit terus memberikan kabar kepada saya. Jadi yang bisa lakukan adalah menyelamatkan nyawa korban terlebih dahulu," sambungnya.

Menurutnya pengobatan terus diupayakan agar kesehatan korban lebih baik.

Ia mengatakan CWT harus rutin transfusi dan cuci darah sampai engan pemulihan tubuh.

"Pengobatan sendiri memakan biaya yang tidak terjangkau. Untuk enam kantong darah plus infus, total biayanya mencapai Rp 3.700.000," paparnya.

Di sisi lain, Surasto pun berencana akan membawa permasalahan ini ke Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak.

"Harapan saya adalah meminta perlindungan keberadaan korban," pungkasnya.

(Tribunjabar.id/Salma Dinda) (SuryaMalang/Febrianto Ramadani)

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved