Pilkada Serentak 2024
Pengamat: Golkar-Gerindra Bisa Sama-sama Mengusung Ridwan Kamil di Jakarta dan Dedi Mulyadi di Jabar
Dari sudut pandang pembagian kekuasaan, solusi bagi Golkar dan Gerindra adalah sama-sama mengusung Ridwan Kamil di Jakarta dan Dedi Mulyadi di Jabar.
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Partai Gerindra dan Partai Golkar dinilai bisa melanjutkan kerja sama Koalisi Indonesia Maju di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jawa Barat dan Pilgub Jakarta 2024. Keduanya bisa mengusung Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta dan Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar untuk melanjutkan keharmonisan dua partai yang terjalin sejak Pilpres 2024 tersebut.
Hal ini dikatakan oleh pengamat politik sekaligus Direktur Indonesia Strategic Institute, Adi Nugroho, saat meninjau perkembangan perpolitikan menjelang Pilgub Jakarta dan Pilgub Jabar. Adi mengatakan Ridwan Kamil dari Partai Golkar dan Dedi Mulyadi dari Partai Gerindra tidak harus saling beradu di Pilgub Jabar 2024.
"Jika memakai logika pembagian kekuasaan, Partai Gerindra bisa mendapatkan Jawa Barat dengan Dedi Mulyadi sebagai cagub, sedangkan Partai Golkar mendapatkan Jakarta dengan Ridwan Kamil. Andai Ridwan Kamil ditempatkan di Jawa Barat, apakah ada calon dari Partai Gerindra yang memiliki peluang bagus di Jakarta," kata Adi melalui ponsel, Minggu (14/7/2024).
Dengan demikian, katanya, dari sudut pandang pembagian kekuasaan, solusi win-win bagi Golkar dan Gerindra adalah sama-sama mengusung Ridwan Kamil di Jakarta, dan Dedi Mulyadi di Jawa Barat.
Adapun peluang Ridwan Kamil jadi makin terbuka ke Pilgub Jawa Barat, menurutnya, Ridwan Kamil sejak awal memang selalu tetap terbuka peluangnya jika ditugaskan partainya ke Jawa Barat. Tentunya jika Golkar ingin mengambil langkah bermain aman, lebih menarik untuk menugaskan Ridwan Kamil ke Jawa Barat.
"Namun, di luar kemungkinan-kemungkinan yang mengedepankan pragmatisme, ada kalanya kita berharap ada kompetisi yang mengedepankan kualitas-kualitas tinggi para calon gubernur. Dalam konteks ini, akan jauh lebih menarik jika Ridwan Kamil ditugaskan di Jakarta untuk berkompetisi dengan Anies Baswedan," katanya.
Kompetisi dengan konten calon gubernur yang berkualitas tinggi di Jakarta akan dapat menjadi contoh yang baik bagi daerah lain. Masyarakat, katanya, akan menyaksikan politik sebagai ajang adu gagasan untuk kemajuan masyarakat, sehingga output yang dihasilkan bagi demokrasi juga berkualitas tinggi.
Jikapun pada akhirnya Golkar menugaskan Ridwan Kamil di Jawa Barat karena peluang kemenangannya besar berdasarkan hasil survei saat ini, ujarnya, maka kemungkinan besar bisa terjadi koalisi besar parpol, mengingat parpol cenderung mendukung calon yang peluang menangnya besar.
Namun, jika skema koalisi melanjutkan koalisi pada pilpres lalu, Golkar dan Gerindra bisa berjalan seiring di Pilgub Jabar. Ini bisa diterjemahkan menjadi pasangan Ridwan Kamil-Dedi Mulyadi, yang berpotensi besar memenangkan Pilgub Jabar.
"Namun masalahnya adalah, apakah Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi bisa atau mau berjalan bersama. Mengingat enam tahun lalu saat keduanya maju di Pilkada Jawa Barat 2018, sempat ada drama di mana rekomendasi dari Golkar yang awalnya untuk Ridwan Kamil kemudian dicabut dan dialihkan ke Dedi Mulyadi. Nah saat ini, Ridwan Kamil dari Golkar dan Dedi Mulyadi dari Gerindra," katanya.
Saat melihat dinamika Golkar menyebut kemungkinan mengusung duet Kaesang-Jusuf Hamka di Pilgub Jakarta, ia mengatakan tentu saja Golkar punya pertimbangan ketika menyebut kedua nama tersebut.
"Namun, menurut saya, Golkar akan lebih baik untuk tetap konsisten berbasis data ilmiah, seperti yang pernah diutarakan sebelumnya, dalam proses evaluasi dan penentuan siapa yang akan dimajukan sebagai calon gubernur di pilkada mendatang. Misalnya, potensi elektabilitas Kaesang di Jakarta saat ini masih tertinggal dibandingkan dengan kader Golkar sendiri, yaitu Ridwan Kamil," katanya.
Sementara itu, tutur Adi, Jusuf Hamka yang baru belakangan disebut, kemungkinan potensi elektabilitasnya masih rendah, dan mungkin lembaga-lembaga survei belum memasukkan namanya dalam survei-survei yang dilakukan di Jakarta.
"Ini artinya, partai Golkar tidak mendasarkan secara scientific dalam penyebutan Kaesang-Jusuf Hamka. Pertimbangan lain juga bahwa suara Golkar di Jakarta hasil pemilu 2024 memperoleh suara dan kursi yang lebih banyak daripada PSI, sehingga Golkar lebih baik mengajukan calon Gubernur dari kader sendiri," katanya.
| Anggota KPPS Bandung Meninggal Dunia di H-1 Pencoblosan, Diduga Sakit dan Kelelahan |
|
|---|
| Pilkada Serentak, 27 November 2024 Libur Nasional? Berikut Informasi Lengkapnya |
|
|---|
| Ketua KPU Jabar: Kabupaten Bandung Rawan Bencana, Majalengka Relatif Aman Saat Pilkada Serentak 2024 |
|
|---|
| Sebanyak 10 TPS Khusus Disiapkan KPU Kota Bandung Untuk Pilkada Serentak 2024, Ini Lokasinya |
|
|---|
| Golkar Jabar Targetkan Kemenangan di 16 Kabupaten Kota di Pilkada Serentak 2024 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/ridwan-dedi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.