Setelah 22 Tahun, TPPAS Legoknangka Masuki Babak Baru, Akan Diselesaikan 2 Tahun

TPPAS Legoknangka sendiri akan memiliki kapasitas pengolahan sampah 1.853 ton sampai 2.131 ton per hari.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
muhamad syarif abdussalam/tribun jabar
Perjanjian kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat, konsorsium PT Jabar Environmental Solution, dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, di Gedung Sate, Jumat (28/6/2024). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejak diinisiasi 22 tahun lalu, akhisnya proses pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legoknangka di Kabupaten Bandung memasuki fase lebih serius.

Hal ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat, konsorsium PT Jabar Environmental Solution, dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, di Gedung Sate, Jumat (28/6/2024).

Menteri Kordinator Bidang Maritim dan Investasi RI, Luhut Binsar Pandjaitan, yang hadir dalam kesempatan tersebut menyambut baik kemajuan proses pembangunan TPPAS Legoknangka yang terselenggara berkat kerja sama antara Indonesia dan Jepang.

PT Jabar Environmental Solution sendiri merupakan konsorsium internasional yang terdiri atas dua perusahaan Jepang yakni Sumitomo Corporation dan Hitachi Zosen Corporation, serta satu perusahaan dari Indonesia, yakni Energia Prima Nusantara.

"Ini adalah hari spesial untuk Jawa Barat karena proyek ini sangat penting untuk Jawa Barat, khususnya Bandung Raya. Pak Gubernur bilang ini diinisiasi sejak 2002, jadi projek ini sudah berjalan 22 tahun," kata Luhut dalam sambutannya.

Ia pun meminta kepada PT Jabar Environmental Solution untuk mempercepat target penyelesaian pembangunan yang tadinya tiga tahun menjadi dua tahun.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja saat meninjau TPPAS Legok Nangka di Kabupaten Bandung, Rabu (15/7/2020).
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja saat meninjau TPPAS Legok Nangka di Kabupaten Bandung, Rabu (15/7/2020). (Istimewa / Humas Jabar)

Hal ini harus dilakukan karena proyek ini pun penting bagi Sungai Citarum. 

"Kalau kita bisa mengolah 2.000 ton sampah per hari, maka akan menyelesaikan masalah sampah di Bandung. Kami harap Jepang bisa memainkan peran penting," katanya.

TPPAS Legoknangka sendiri akan memiliki kapasitas pengolahan sampah 1.853 ton sampai 2.131 ton per hari.

Pasokan sampah yang akan digunakan dan diolah menjadi energi berasal dari Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sumedang, dan Garut.

"Legoknangka akan mengolah sekitar 2.000 ton sampah per hari dan memberikan 40 Megawatt listrik. Ini juga akan berdampak pada kualitas air Citarum. Citarum sudah dibersihkan, Presiden akan meresmikan proyek ini Agustus," katanya 

Selain TPPAS Legoknangka, Luhut mengatakan pemerintah akan menyiapkan insenerator-insenerator kecil berkapasitas 25-50 ton untuk ditempatkan di sejumlah kampung di Jawa Barat.

"Jadi kalau itu jalan 2.000 ton di Legoknangka, dengan insenerator di kampung bisa mengurangi 1.000 ton sampah, dan membuat Bandung lebih bersih lagi dan orang akan banyak datang ke Bandung karena tadi ada kereta api cepat yang diinformasikan, rata-rata per hari di atas 10 ribu penumpang," katanya.(*)

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved