Demo Ojek di Gedung Sate Bandung Tuntut Tarif Naik, Narik Rp 13 Ribu Masuk Kantong Cuma Rp 8 Ribu
Andri, mengatakan potongan yang diberlakukan oleh penyedia aplikasi sangatlah besar, sekitar 30 persen.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ribuan pengemudi ojek online dan taksi online menduduki Jalan Diponegoro di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (25/6/2024).
Mereka berunjuk rasa, menolak tarif murah yang diberlakukan oleh perusahaan penyedia aplikasi ojek dan taksi online.
Protes tarif murah tersebut tertulis dalam berbagai spanduk dan poster yang mereka bawa dan bentangkan.
Mereka menganggap pemberlakuan tarif murah ini menurunkan pendapatan mereka sebagai mitra aplikasi di tengah sepinya pesanan.
Mereka pun meminta agar pemerintah mendorong perusahaan aplikasi menaikkan tarif tersebut.
Dipotong 30 Persen oleh Operator
Penanggung jawab aksi tersebut, Yulinda Rambing, mengatakan jika dirinci, pengemudi ojek online hanya menerima Rp 1.500 per kilometer dari tarif bawah 2.500.
Sedangkan, pengemudi taksi online hanya menerima Rp 2.500 per kilometer dari tarif bawah sebesar Rp 3.500 saat menerima pesanan.
"Tapi itu belum potongan sampai 30 persen. Jadi pada saat terima bersih oleh driver itu hanya Rp 2.500 per kilometer, untuk kendaraan roda empat," kata Yulinda di sela aksinya.
Ia mengatakan besaran tarif tersebut sangat merugikan pengemudi ojek online dan pengemudi taksi online.
Karenanya, pihaknya mendorong pemerintah untuk memanggil pihak aplikator supaya mengikuti tarif yang ditentukan pemerintah.
Yulinda melanjutkan tarif bawah dan tarif atas diberlakukan berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 118 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus.
Pihaknya berharap agar pihak aplikasi mengikuti peraturan pemerintah tentang tarif bawah dan tarif atas.
"Yang diharapkan kita tidak neko-neko, minimal aplikator mengikuti aturan pemerintah, tarif Rp 3.500. Cuma memang ada tim negosiasi memang tuntutan kita di atas itu, Rp 5.000," kata dia.
Menurutnya, pengendara yang mengikuti aksi mencapai 3.000 orang dari 80 komunitas di Bandung.
Semuanya merupakan mitra yang berasal dari berbagai aplikasi seperti Gojek, Grab, In Drive dan Maxim.
Seorang pengemudi ojek online yang telah menjadi mitra salah satu aplikasi sejak 2017, Andri, mengatakan potongan yang diberlakukan oleh penyedia aplikasi sangatlah besar, sekitar 30 persen.
"Pelanggan mengira kitanya yang ambil untung besar. Padahal aplikator yang ambil sampai 30 persenan. Dari ongkos Rp 13 ribu, ke driver cuma Rp 8 ribu," katanya.
Andri mengatakan hal ini kian membuat suram situasi sepinya orderan akhir-akhir ini.
Ia mengatakan pernah hanya mendapat Rp 30 ribu dalam sehari.
Pengemudi ojek online dari aplikator lainnya, Ahmad, mengatakan terjadi penurunan pendapatan sejak pandemi Covid-19.
Hal ini diperparah dengan tingginya potongan dari aplikator.
"Potongan ongkos ini sangat parah. Membuat kita kesulitan meng-cover kebutuhan untuk bensin dan perawatan kendaraan."
"Kami minta potongannya diperkecil, tarifnya dinaikkan, sesuai dengan peraturan," katanya.
Aksi unjuk rasa ini hanya menutup badan Jalan Diponegoro. Sedangkan arus lalu lintas di berbagai ruas jalan sekitarnya cenderung lancar.(*)
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
Preview Persib vs Manila Digger di ACL 2: Adu Taktik Bojan Hodak vs Li Haijun |
![]() |
---|
Persib vs Manila Digger, Bojan Punya Bekal Pengalaman, Li Haijun Senang Main di Lapangan Rumput Asli |
![]() |
---|
Pendapatan Bandung Zoo Rp 3 M/Bulan, Manajemen Baru Tegaskan Cukup untuk Rawat 700 Satwa |
![]() |
---|
Kisruh Kebun Binatang Bandung, Wali Kota Farhan Pastikan Minggu Ini Ada Jalan Keluar |
![]() |
---|
10 Lokasi Nobar Persib Bandung vs Manila Digger Rabu 13 Agustus 2025 di Bandung hingga Cimahi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.