Sayembara Buang Kucing Dinilai Tak Manusiawi, DPRD Jabar Disarankan Koordinasi dengan Puskeswan

Sekretariat DPRD Jabar yang mengadakan sayembara tersebut dinilai ketinggalan informasi mengenai penanganan kucing liar

peth.thenest.com
(Ilustrasi Kucing) 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Beredarnya pengumuman sayembara mengadopsi dan memindahkan kucing ke pasar dari Gedung DPRD Jawa Barat kian menuai kecaman masyarakat pecinta hewan, terutama pecinta kucing.

Sekretariat DPRD Jabar yang mengadakan sayembara tersebut dinilai ketinggalan informasi mengenai penanganan kucing liar yang sudah dilakukan sejumlah instansi di Bandung, baik swasta maupun pemerintahan.

Pecinta kucing yang gemar memberi makan kucing di Bandung, Jayson (37), mengatakan merasa prihatin dengan beredarnya sayembara tersebut. Terlebih, saat membaca berita mengenai alasan Sekretariat DPRD Jabar menyelenggarakan sayembara tersebut.

"Apa mereka tidak tahu kalau di Bandung ada puskeswan (pusat kesehatan hewan) yang ada program steril kucing. Ada dinasnya juga kan. Bahkan di tiap kota ada, di Baleendah juga puskeswannya aktif banget. Mereka harusnya lebih update ya tentang hal ini. Bukan asal buang secara barbar," kata Jayson yang tengah memberi makan kucing di kawasan Jalan Lodaya, Kota Bandung, Minggu (9/6/2024).

Baca juga: Ada Sayembara Buang Kucing dari Gedung DPRD Jabar Berhadiah Rp 50 Ribu, Pecinta Kucing Geram

Jayson pun merasa heran setelah diberitahu mengenai pembelaan dari pihak Sekretariat DPRD Jabar mengenai sayembara ini, melalui berbagai media. Selama ini perilaku kucing menjadi cerminan perilaku manusia di kawasan yang ditempatinya.

"Jangan menyalahkan ASN yang suka ngasih makan kucing. Kucing itu, ada makanan atau tidak, ya bakal berkeliaran juga. Jangan menyalahkan ada bangkai kucing di ruangan. Yang disalahkan itu kenapa ruangan tidak dibersihkan tiap hari atau tidak ada aktivitas di ruang dewan sampai ada kucing mati tidak ketahuan. Kenapa dia buang kotoran sembarangan, biasanya karena semua areanya dibeton," katanya.

Hal serupa dikatakan Sabrina (28), pecinta kucing yang juga bertugas di Gedung Sate. Ia mengatakan di Kota Bandung sendiri terdapat pusat kesehatan hewan dan Pemprov Jabar sendiri memiliki dinas yang menangani kesejahteraan hewan.

"Kenapa enggak disteril aja, seperti yang dilakukan pada kucing-kucing di Gedung Sate. Sayembara kucing ini sama sekali tidak bijaksana. Kenapa narasinya harus menangkap kucing dan membuang ke pasar," katanya.

Kalaupun merasa terganggu dengan kehadiran kucing-kucing liar di lingkungan DPRD Jawa Barat, katanya, mungkin bisa diserahkan kepada komunitas pencinta kucing yang ada di Bandung.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, mengatakan baru mengetahui mengenai sayembara tersebut. Ia pun akan menelusuri informasi yang mendapat banyak respons masyarakat ini.

Baca juga: Kontak Dinas Saja, Rumah Singgah Clow Sebut Sayembara Buang Kucing di DPRD Jabar Tak Perlu

"Saya belum ada datanya. Saya akan cek dulu seperti apa," kata Herman yang masih menduga bahwa sayembara tersebut baru lontaran ucapan.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved