Drummer Remaja Bunga Bangsa Angkat Tema Kerusakan Bumi akibat Manusia di Album Terbarunya
Drummer ini semakin menancapkan taringnya di Industri Musik Tanah Air dengan merilis Album solo perdananya yang bertajuk "Panggrantesing Jagad"
Penulis: Nappisah | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan TribunJabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sebagai anak bangsa yang cinta terhadap tanah airnya, Bunga Bangsa memiliki visi untuk melestarikan kebudayaan tradisional di Indonesia.
Hal tersebut tercermin pada karyanya dalam Album Panggrantesing Jagad. Seluruh liriknya berbahasa jawa dan musiknya yang merupakan paduan dari ragam musik tradisional nusantara (Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur) tanpa meninggalkan identitasnya sebagai remaja yang gemar memainkan musik progressive metal.
Remaja putri yang kini jadi drummer ini semakin menancapkan taringnya di industri musik Tanah Air dengan merilis Album solo perdananya yang bertajuk "Panggrantesing Jagad" yang memiliki arti kesedihan bumi.
Album ini menjadi puncak rangkaian tiga karya yang sukses dirilis Bunga sejak tahun 2020 hingga 2023 lalu.
Baca juga: Sosok Nomo Koeswoyo Musisi Legendaris yang Meninggal Dunia, Drummer Koes Bersaudara
"Berisi enam lagu yang memiliki keterkaitan dari lagu pertama hingga akhir, Mahakarya album ini mengemban visi dan misi pelestarian budaya Indonesia yang luar biasa," ujar Bunga Keinanti atau yang akrab disapa Bunga Bangsa saat ditemui di Institut Seni Budaya Bandung, Jumat (31/5/2024) malam.
Bunga Bangsa mengatakan, album tersebut menceritakan tentang kerusakan jagad raya akibat ulah manusia yang memanfaatkan bumi secara berlebihan dan menggunakannya untuk kepentingan pribadi dan golongannya, tanpa memikirkan dampak panjang terhadap keberlangsungan ekosistem yang dapat membinasakan seluruh makhluk hidup di Bumi.
"Album ini berpesan melalui liriknya untuk kita senantiasa bijaksana jaga bumi, agar bumi menjaga kita," ujarnya.
Perilisan Album ini dikemas dalam acara yang spektakuler, untuk pertama kalinya Bunga menyajikan penampilan dengan konsep teatrikal bersama narator, penari kontemporer, special act performer, pemain perkusi, dan pemain gamelan yang dipadukan dengan efek lighting serta visual LED yang membuat pertunjukannya semakin berkesan.
Dia berharap, album garapannya mampu memperkaya khazanah musik di Indonesia.
"Semoga bisa menjadi pesan untuk seluruh apresiatornya bahwa bumi yang kita tinggali dapat membahayakan hidup kita dan keturunan kita kelak, apabila perilaku dan sikap yang kita perbuat terhadap Bumi dilakukan secara brutal dan tanpa tanggung jawab," jelasnya.
Mengangkat budaya dalam karyanya sejalan dengan UU No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan membuktikan bahwa pemerintah memiliki perhatian khusus terhadap upaya-upaya peningkatan kebudayaan di Indonesia.
"Masih banyak anak muda yang belum melirik musik tradisional. Pada album ini kental menyuguhkan budaya, setiap lagunya punya pesan masing-masing," imbuhnya.
Baca juga: Anggun Dae Merilis Single Debut "Godly Sin", Menyelami Gejolak Cinta
Di antara enam lagu tersebut, Bunga mengaku masing-masing mempunyai nilai tersendiri. Namun, lagu favoritnya berjudul Prahara Rusaking Jagad.
"Ini single setelah pandemi, banyak orang yang terlibat dan paling diterima oleh masyarakat. MV-nya tembus 719 ribu tayang di YouTube," katanya.
Bunga fokus dengan karya yang dibuatnya untuk melestarikan budaya, bahasa dan musik tradisional di Indonesia.
"Aku masih menggunakan bahasa jawa sebagai lirik dalam single terbaru ini," katanya.
Selain itu, beberapa alat musik tradisional Indonesia seperti gamelan, seruling, kecapi dan kendang di balut apik dalam kesatuan utuh dalam komposisinya bersamaan dengan musik khasnya. (*)
Miel Caerol Asal Bandung Raih Rekor MURI, Penyanyi Termuda Ciptakan Lagu dan Album |
![]() |
---|
Nguber Drummer Bandung Hadirkan Talenta Cilik dan Profesional Dalam Satu Panggung |
![]() |
---|
Akselerator Industri Musik Lokal, Max On Gandeng Festival Titik Temu Palu |
![]() |
---|
Eks Drummer Matta Band Cerita Kata-kata Anaknya Sebelum Tenggelam di Bali: Ini Nusa Penida Bro |
![]() |
---|
Tangis Warnai Pemakaman Putra Eks Drummer Matta di Sumedang, Ayman Meninggal Terseret Ombak di Bali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.