3 Kecamatan di Bandung Barat Penyumbang Kasus DBD Tertinggi Tahun 2024, 14 Orang Meninggal Dunia

Tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi penyumbang kasus demam berdarah dengue (DBD) terbanyak sepanjang tahun 2024 ini.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Hermawan Aksan
TRIBUNJABAR.ID/HILMAN KAMALUDIN
Foto ilustrasi ruang perawatan anak RSUD Cibabat, yang terkena demam berdarah dengue (DBD), Rabu (20/3/2024). Tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi penyumbang kasus demam berdarah dengue (DBD) terbanyak sepanjang tahun 2024 ini. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi penyumbang kasus demam berdarah dengue (DBD) terbanyak sepanjang tahun 2024 ini.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan KBB, hingga Mei 2024 terdapat 2.092 kasus DBD, sedangkan sepanjang tahun 2023 hanya tembus 1.322 kasus, sehingga jumlahnya mengalami peningkatan signifikan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan KBB, Nurul Rasyihan, mengatakan, dari jumlah kasus itu tiga kecamatan, yakni Cililin, Lembang, dan Cihampelas, menjadi daerah penyumbang kasus DBD terbanyak.

"Cililin menjadi wilayah yang terbanyak kasus DBD yakni 369 kasus, kemudian Kecamatan Lembang 322 kasus dan Kecamatan Cipongkor 157 kasus," ujarnya saat dihubungi, Kamis (30/5/2024).

Dari total 2.092 kasus sepanjang tahun 2024, kata dia, 14 orang di antaranya meninggal dunia, sedangkan sepanjang tahun 2023 hanya 6 orang yang kehilangan nyawa akibat penyakit DBD tersebut.

"Dari total 14 korban yang meninggal dunia akibat terjangkit penyakit DBD itu didominasi oleh perempuan dengan jumlah sebanyak 8 orang dan 6 orang laki-laki," kata Nurul.

Tingginya kasus DBD sepanjang tahun 2024 ini termasuk di tiga kecamatan itu karena faktor hujan yang tidak menentu sehingga kondisi itu menyebabkan terdapat genangan air yang jadi tempat nyamuk Aedes aegypti.

Karena itu, pihaknya terus melakukan promosi kesehatan dengan edukasi pemberantasan sarang nyamuk seperti di rumah, sekolah, dan tempat-tempat umum.

"Kami juga menggalakkan gerakan juru pemantau jentik dan pemberantasan sarang nyamuk di sekolah," ucapnya.

Selain itu pihaknya juga rutin mengadakan fogging untuk memberantas nyamuk di lingkungan berdasarkan standar pelaksanaan yang berlaku agar kasus DBD bisa menurun.

"Pada bulan Mei 2024, kasus DBD jauh lebih melandai jika dibandingkan empat bulan sebelumnya yakni hanya berjumlah 80 kasus," kata Nurul. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved