Antisipasi Galodo, Batu-batu Besar Material Gunung Marapi Akan Diledakkan, Dam Sabo Juga Dibangun

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam rapat, mengatakan perlu adanya sistem peringatan dini bencana banjir bandang atau galodo langsung di masyarakat

Editor: Ravianto
Humas Basarnas
Tim SAR Gabungan berhasil menemukan korban terakhir banjir lahar dingin atau galodo di Nagari Galuang, Kabupaten Agam Sumatera Barat pada Rabu (23/5/2024) pukul 11.05 WIB. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Tim penanganan darurat bencana banjir lahar dingin atau galodo Sumatra Barat menggelar rapat di Istana Bung Hatta Bukittinggi pada Rabu (22/5/2024).

Rapat tersebut menindaklanjuti arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo setelah melakukan tinjauan ke lokasi terdampak galodo di Kabupaten Agam Sumatera Barat pada Selasa (21/5/2024) lalu.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D. mengatakan dalam rapat yang dipimpin oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Fajar Setyawan, terdapat empat langkah mendesak yang perlu segera dilaksanakan.

Empat hal tersebut, kata dia, sebagai langkah mitigasi untuk antisipasi risiko potensi bencana serupa di kemudian hari.

Empat hal tersebut, kata dia, antara lain peledakan batu-batu besar material Gunung Marapi, normalisasi daerah aliran sungai, pembangunan sabo dam, dan penguatan Early Warning System.

Nenek Zubaidah berbagi kisah menghadapi arus kuat banjir bandang atau galodo yang menerjang Sabtu (11/5/2024). Bagian depan rumah nenek Zubaidah dikepung banjir bandang setinggi 2 meter.
Nenek Zubaidah berbagi kisah menghadapi arus kuat banjir bandang atau galodo yang menerjang Sabtu (11/5/2024). Bagian depan rumah nenek Zubaidah dikepung banjir bandang setinggi 2 meter. (Reynas Abdila/tribunnews)

"Peledakan batuan material Gunung Marapi diperlukan agar jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi di hulu, material batuan ini tidak menyumbat alur aliran air," kata Abdul Muhari dalam Siaran Pers BNPB pada Kamis (23/5/2024).

Terkait pembangunan sabo dam, Presiden telah menginstruksikan pembangunan sebanyak 56 sabo dam di beberapa wilayah sungai yang berhulu ke Gunungapi Marapi. 

Kementerian PUPR, kata dia, merencanakan akan memulai pembangunan sabo dam sebanyak delapan unit pada tahun 2024 ini.

"Pada tahun 2025 akan dilanjutkan pembangunan sabo dam sebanyak 34 unit dan tahun 2026 sebanyak 14 unit," sambung dia.

Baca juga: Sudah 67 Orang Tewas akibat Banjir Lahar Dingin di Sumatera Barat, 20 Orang Lainnya Masih Hilang

Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto juga telah menyatakan pihaknya akan memperkuat sistem peringatan dini galodo di sekitar kawasan rawan bencana Gunungapi Marapi saat rapat koordinasi penanganan darurat di Istana Bung Hatta, Bukittinggi Sumatera Barat pada Kamis (16/5/2024).

Ia mengatakan pihaknya akan mendorong penguatan sistem peringatan dini bagi masyarakat khususnya yang berada tidak jauh dari kaki Gunungapi Marapi di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam

Nantinya, kata dia, pembangunan sistem peringatan dini tersebut akan bekerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). 

"Segera buat sistem peringatan dini menggunakan kabel untuk mengukur tinggi muka air karena kan itu tidak mahal jadi bisa menggunakan hibah dan rehabilitasi atau dana siap pakai nanti kami akan terus mendampingi pemerintah daerah," kata dia. 

Ia meminta pemerintah pusat dan daerah mengawal dan merealisasikan pembangunan sabo dam sebagai bagian dari infrastruktur mitigasi.

Selain itu, ia juga agar rambu zona bahaya serta alat pemantau curah hujan dan ketinggian muka air sungai dipasang.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved