AAJI Dorong Sinergitas Pemangku Kepentingan Hadapi Era Digital & Inovasi Manajemen Risiko

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia atau AAJI mencatat dalam lima tahun terakhir ini (2019-2023) total tertanggung mengalami pertumbuhan sebesar 5,47%.

Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Januar Pribadi Hamel
Tribun Jabar/Muhamad Nandri Prilatama
Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia atau AAJI mencatat dalam lima tahun terakhir ini (2019-2023) total tertanggung mengalami pertumbuhan sebesar 5,47 persen.

Kepercayaan masyarakat pada industri asuransi jiwa sebagai amanah bagi para pelaku industri untuk terus berinovasi dan menjaga kepercayaan pemegang polis.

Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon mengatakan bahwa industri asuransi sebagai salah satu lembaga jasa keuangan yang tentunya harus tetap perlu memiliki berbagai mitigasi dengan segala jenis kemungkinan yang dapat mengganggu pertumbuhan bisnis di tahun-tahun ke depan, dari ancaman keamanan cyber hingga perubahan dalam perilaku pelanggan yang dipengaruhi oleh teknologi.

Baca juga: Dari Tombol Darurat, hingga Asuransi PerjalananAman+,Kenali Fitur & Langkah Keamanan Aplikasi Gojek

Asuransi saat ini dihadapkan pada tantangan baru yang memerlukan pendekatan yang inovatif dalam manajemen resiko.

"Kami pun mencoba menggelar kembali seminar DRiM (Digital & Risk Management in Insurance (DRiM) yang memang rutin setiap tahunnya. Kami berupaya menghadirkan para ahli untuk berbagi strategi dan inovasi terbaru dalam industri ini.

"Dari penggunaan big data untuk analisis resiko hingga penerapan kecerdasan buatan, dan dari pengembangan aplikasi mobile untuk peningkatan pengalaman pelanggan hingga integrasi teknologi untuk meningkatkan keamanan dan transparansi," ujarnya di Hotel Intercontinental, Kota Bandung, Jawa Barat, kemarin.

Seminar Internasional itu digelar mulai 15 Mei-17 Mei 2024 bertemakan "Insuring Tomorrow : Navigating The Digital Frontier in Life Insurance".

Baca juga: Asuransi Proteksi Jiwa Terencana Plus: Inovasi Layanan Terbaru Sinergi dari BRI dan BRI Life

Sebanyak 360 peserta hadir, terdiri dari komisaris, direksi dan jajaran manajemen industri perasuransian.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (IKNB), Ogi Prastomiyono menghimbau kepada perusahaan asuransi untuk memiliki data center pemegang polis yang terintegrasi.

“Sesuai dengan POJK No.70/POJK.05/2016 dan POJK No. 28/ POJK.05/2022, transformasi yang harus dilakukan harus mencakup berbagai aspek dari operasional, layanan, hingga pengalaman pelanggan. Kemudian dalam industri asuransi diharapkan adanya Insurtech, Insurance Hub, Agregator pada digitalisasi sistem perasuransian," ujar Ogi.

Budi Tampubolon meyakini, DRiM 2024 mampu meningkatkan pemahaman para pelaku industri asuransi tentang manajemen resiko digital. Dia mengajak seluruh stakeholder untuk berkolaborasi dan menyambut perubahan di masa depan.

"Transformasi di era internet of things bukan hal mudah dan tidak dapat dilakukan secara individual. Kolaborasi antarpelaku industri, regulator, dan pemangku kepentingan lainnya adalah kunci untuk mengatasi perubahan ini secara efektif," ucapnya. (*)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved