Badan Geologi Mencatat Peningkatan Aktivitas Kegempaan Gunung Api Slamet di Jawa Tengah
Aktivitas vulkanik Gunung Slamet pada tahun 2024 umumnya didominasi oleh hembusan asap kawah dengan tinggi 50 - 500 meter dari atas puncak.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Badan Geologi mencatat adanya peningkatan aktivitas kegempaan Gunung Api Slamet di Jawa Tengah. Namun demikian, aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih berada pada Level II (Waspada).
Kepala Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Muhammad Wafid, mengatakan aktivitas vulkanik Gunung Slamet pada tahun 2024 umumnya didominasi oleh hembusan asap kawah dengan tinggi 50 - 500 meter dari atas puncak.
Adapun perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Slamet dapat dilihat di antaranya pada periode pengamatan 1 – 15 April 2024 (15 hari), terekam 197 kali Gempa Hembusan, 1 kali Gempa Vulkanik Dalam, 1 kali Gempa Tektonik Lokal, 12 kali Gempa Tektonik Jauh, dan Gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5 – 1 mm (dominan 0.5 mm).
Pada periode pengamatan 16 – 30 April 2024 (15 hari), terekam 701 kali Gempa Hembusan, 1 kali Gempa Terasa, 8 kali Gempa Tektonik Jauh, dan Gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5 – 1 mm (dominan 0.5 mm).
Baca juga: Gempa Bumi Swarm Kembali Terjadi di Kaki Gunung Salak Sukabumi Siang Tadi, Kekuatan M 3,3
Lalu pada periode pengamatan 1 – 9 Mei 2024 (9 hari), terekam 902 Gempa Hembusan, 15 kali Gempa Vulkanik Dalam, 3 kali Gempa Tektonik Jauh, dan Gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5 – 3 mm (dominan 1 mm).
"Pada periode 16 April 2024 hingga 9 Mei 2024 terjadi peningkatan signifikan kegempaan Gunung Api Slamet yaitu terekam 1.603 kali Gempa Hembusan, 1 kali Gempa Terasa, 11 kali Gempa Tektonik Jauh, Gempa Tremor Menerus dengan
amplitudo 0.5 – 3 mm (dominan 1 mm) dan pada tanggal 9 Mei 2024 terekam 15 kali Gempa Vulkanik Dalam yang menandakan adanya suplai magma ke permukaan," kata Wafid melalaui siaran digital, Jumat (10/5/2024).
Terekamnya Gempa Vulkanik Dalam ini diikuti dengan peningkatan amplitudo Gempa Tremor Menerus (amplitudo 0.5 - 3 mm, dominan 1.5 mm) sehingga Gempa-gempa Hembusan Gunung Slamet tidak dapat teridentifikasi. Peningkatan energi kegempaan ini ditunjukkan dalam grafik Seismic Spectral Amplitude Measurement (SSAM) dan grafik Real-time Seismic Amplitude Measurement (RSAM).
Ia mengatakan aktivitas kegempaan Gunung Api Slamet didominasi oleh Gempa Hembusan dan Gempa Tremor menerus yang mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di sekitar permukaan. Pada minggu keempat September 2023 hingga 1 Oktober 2023 terjadi peningkatan jumlah Gempa Tektonik Lokal yang diikuti oleh peningkatan amplitudo tremornya.
Peningkatan amplitudo tremor menerus yang diikuti oleh terekamnya Gempa Tremor Harmonik dalam durasi panjang pada bulan Oktober 2023 menandai awal peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Api Slamet.
Peningkatan amplitudo tremor menerus tersebut menunjukkan adanya peningkatan pemanasan air tanah dalam tubuh Gunung Api Slamet pada kedalaman dangkal, sedangkan terekamnya Gempa Tremor Harmonik dalam durasi yang panjang menunjukkan peningkatan hembusan dalam tubuh Gunung Slamet.
Ia mengatakan berdasarkan hasil pengamatan data-data pemantauan, menunjukkan adanya peningkatan tekanan di bawah tubuh Gunung Slamet yang dapat memicu munculnya gempa-gempa dangkal maupun terjadinya erupsi.
Potensi ancaman bahaya Gunung Slamet saat ini adalah erupsi freatik maupun magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak di dalam radius 2 km. Hujan abu dapat terjadi di sekitar kawah maupun melanda daerah yang ditentukan oleh arah dan kecepatan angin.
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental hingga tanggal 10 Mei 2024 serta potensi ancaman bahayanya, aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih berada pada Level II (Waspada).
"Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak berada/beraktivitas dalam radius 2 km dari kawah puncak Gunung Slamet. Pemantauan secara intensif tetap dilakukan guna mengevaluasi kegiatan Gunung Slamet oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi," katanya.
Pihaknya pun mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Slamet diharap tenang tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggung jawab mengenai aktivitas Gunung Slamet dan agar mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Kabupaten.
"Tingkat aktivitas Gunung Slamet akan dievaluasi kembali secara berkala atau jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan," katanya.
Gunung api Slamet adalah gunung api strato berbentuk kerucut dengan tinggi puncaknya 3.432 mdpl. Secara administratif terletak dalam lima kabupaten, yaitu Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Purbalingga, yang semuanya ada di Provinsi Jawa Tengah.
Gunung api Slamet dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PPGA) yang berada di Desa Gambuhan, Gajah Nguling, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet terakhir terjadi pada Maret hingga September 2014, diikuti erupsi yang menghasilkan material abu dan lontaran material pijar di sekitar kawah (tipe letusan strombolian). Aktivitas vulkanik Gunung Slamet kembali mengalami peningkatan pada akhir tahun 2023, sehingga sejak 19 Oktober 2023 status Gunung Slamet
berada pada Level II (Waspada).
Jateng Targetkan Juara Umum pada MQK Nasional di Sulawesi Selatan |
![]() |
---|
Pengelolaan Sampah Jadi Prioritas Program Pemprov Jateng |
![]() |
---|
Santri Pondok Pesantren Al-Irfan Purwakarta Berlarian Selamatkan Diri Imbas 'Megathrust' M 9,0 |
![]() |
---|
Hari Ini 8 Tahun Lalu Gempa Besar, Tsunami dan Likuefaksi Landa Palu, Salah 1 Gempa Paling Mematikan |
![]() |
---|
Hasil Ternak Jawa Tengah Berkontribusi Besar Secara Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.