Dedi Mulyadi Minta Maaf Bayi Prematur yang Ditolongnya dan Sempat Ditolak RS Meninggal Dunia
Seorang bayi laki-laki yang lahir secara prematur di Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta meninggal
TRIBUNJABAR.ID – Seorang bayi laki-laki yang lahir secara prematur di Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta meninggal dunia setelah sempat ditolak di sejumlah rumah sakit (RS).
Kejadian bermula saat bayi yang lahir pada Minggu 14 April 2024 itu lahir secara prematur (8 bulan kandungan) di bidan. Bayi itu pun harus dirujuk ke rumah sakit karena bidan tidak memiliki peralatan yang memadai.
Pada Senin 15 April tengah malam bayi sempat dibawa ke salah satu rumah sakit swasta namun ditolak dengan alasan ruangan sedang penuh. Akhirnya bayi dibawa ke RSUD Bayu Asih dan hasilnya sama ditolak dengan alasan ruangan penuh.
Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang mendapat kabar tersebut langsung menjenguk dan memberi pertolongan ke rumah bayi. Saat itu kondisi bayi yang sudah mulai membiru hanya dibaringkan di kamar dengan diberikan cahaya lampu seadanya dan bantuan oksigen.
Ia berinisiatif menelepon pihak RSUD Bayu Asih dan hasilnya bayi bisa dibawa karena sudah disiapkan ventilator dan inkubator. Tanpa menunggu lama bayi pun langsung dibawa untuk mendapat perawatan.
Sehari berselang didapati kabar bayi yang sempat ditolong Dedi Mulyadi itu telah meninggal dunia. KDM pun kembali berkunjung ke rumah ke dua orang tua bayi di Desa Ciwangi.
Robiansyah, ayah dari bayi tersebut menjelaskan setelah melahirkan anaknya sempat dibawa ke RS Abdul Radjak namun ditolak karena ruangan penuh. Keluarga berinisiatif membawa bayi ke RSUD Bayu Asih namun kembali ditolak. Keluarga pun sempat emosi hingga akhirnya bayi diberi perawatan berupa oksigen dengan membayar Rp 113 ribu.
“Ditolak dirawat alasannya penuh, kita sempat marah-marah akhirnya hanya dibawa ke Poned dan diberi oksigen, tapi tetap tidak bisa dirawat. Akhirnya kita pulang ke rumah dan merawat bayi dengan bantuan lampu dan oksigen seadanya,” ucapnya.
Ia menyebut awalnya bidan sempat menyarankan istrinya melahirkan di rumah sakit karena bayinya akan lahir prematur. Namun karena trauma pasutri tersebut memilih tetap melahirkan di bidan.
“Trauma, dulu melahirkan anak ketiga di Bayu Asih pas istri sudah mules cari perawat atau dokter tidak ada. Saya panik karena yang saya pegang bukan darah tapi rambut (bayi), setelah itu baru ada perawatnya. Jadi trauma susah cari perawat dan dokternya,” ujarnya.
Kang Dedi Mulyadi turut berbela sungkawa atas kejadian tersebut. Ia menyampaikan permohonan maafnya terlambat membantu karena baru mendapat kabar sehari setelah bayi mendapat penolakan.
Pria yang identik dengan iket putih itu menyarankan agar keluarga tersebut mengikuti program KB. Kalaupun pihak istri tidak bisa ikut KB karena penyakit tertentu, ia berharap suaminya mau berkorban mengikuti program pemerintah tersebut.
“Saya berikan saran setiap desa ada bidan atau pelayanan untuk melahirkan dilengkapi inkubator sehingga tidak perlu ke rumah sakit, karena kita juga tidak bisa memaksa kalau rumah sakit penuh. Saya mohon maaf kalau menanganinya lambat karena saya baru tahunya siang hari waktu ada penolakan itu,” kata Dedi Mulyadi.
Pernyataan Dedi Mulyadi soal Demo di Gedung DPRD Jabar Kota Bandung: Mohon Maaf Atas Kekurangan |
![]() |
---|
Fakta Demo di Bandung Rusuh, Pos Polisi dan Videotron Dibakar, Dedi Mulyadi Nyaris Jadi Sasaran |
![]() |
---|
Foto-foto: Demo di Gedung DPRD Jabar Berlangsung sampai Malam, Rumah Aset MPR RI Hangus Terbakar |
![]() |
---|
Demo di Bandung Anarkis, Massa Duduki DPRD Jabar dan Jebol Gesat, KDM Olesi Wajah Pakai Pasta Gigi |
![]() |
---|
Massa Jebol Pagar Gedung Sate dan Bakar Videotron Cikapayang Bandung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.