Kisah 'Pak Ogah' di Karawang yang Bingung karena U-Turn Ditutup Terlalu Cepat: Target Belum Tercapai

Dengan ditutupnya U-Turn, Darum bersama rekan-rekannya harus berhenti mengais rezeki dan memutar otak untuk mencari pekerjaan lain demi Lebaran.

Penulis: Cikwan Suwandi | Editor: Hermawan Aksan
Istimewa
Salah satu U-turn di Karawang, Jawa Barat, yang sudah ditutup, Rabu (27/3/2024). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Cikwan Suwandi

TRIBUNJABAR.ID, KARAWANG - Darum (50). warga Kepuh, Kelurahan Karangpawitan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengaku bingung.

Pasalnya, dia harus berhenti bekerja lebih cepat dari biasanya sebelum Lebaran di tahun 2024.

Darum bekerja sebagai "Pak Ogah" atau juru atur lalu lintas di perlintasan putar balik Jalan Lingkar Luar Tanjungpura perlintasan Pemkab Karawang.

Saat ini Forum Lalulintas Kabupaten Karawang mulai menutup celah jalan untuk putar arah (U-Turn) di Jalan Lingkar Luar Tanjungpura-Klari, Rabu (27/3/2024).

Dengan ditutupnya U-Turn, Darum bersama rekan-rekannya harus berhenti mengais rezeki dan memutar otak untuk mencari pekerjaan lain demi Lebaran.

"Sekarang lebih cepat, padahal itu biasa buat bekal Lebaran. Kita bisa dapat Rp1,5 juta sebelum ditutup. Tetapi belum memenuhi target sekarang," kata Darum, Rabu (27/3/2024).

Darum mengaku pasrah dengan penutupan U-Turn saat ini.

Hal itu, kata dia, tentunya merupakan pertimbangan pemerintah untuk memperlancar mudik.

Penutupan rencananya akan dilakukan di 78 U-Turn.

Titik-titik U-Turn itu terdapat di sepanjang jalan arteri Karawang mulai dari perbatasan Kabupaten Bekasi hingga perbatasan Kabupaten Subang.

"Untuk sementara ada tiga U-Turn yang kamin tutup, yakni jalan tembus ke Tri Bisnis, Jalan Siliwangi, dan Perumahan Griya Mas Lestari," ujar Anda Saputra, Kepala Seksi Manajemen dan Analisis Dampak Lalulintas pada Dinas Perhubungan Karawang, Rabu (27/3/2024).

Masyarakat menilai penutupan U-Turn di Karawang saat ini terlalu cepat dan mendapatkan protes dari warga.

"Kami menyesalkan dengan penutupan saat ini. Kami menilai ini terlalu cepat. Padahal warga saat ini masih melakukan aktivitas kerja. Kami bukan menolak kebijakan, tetapi ini seperti terlalu terburu-buru," kata Deden, warga Margasari. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved