Gedung Sate Jadi Lautan Api, Mahasiswa Bakar Ban dan Nyalakan Flare Hingga Malam

Mereka mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai hanya bertujuan memberikan pengaruh politik di tengah masyarakat

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID/MUHAMAD SYARIF ABDUSSALAM
Pembakaran flare, kembang api, dan spanduk, menutup aksi unjuk rasa yang dilakukan ratusan mahasiswa di Jalan Diponegoro, depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (22/3/2024). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ratusan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Bandung berunjuk rasa di Jalan Diponegoro, depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (22/3/2024). Mereka menuntut pemerintah segera menurunkan harga kebutuhan pokok.

Mereka mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai hanya bertujuan memberikan pengaruh politik di tengah masyarakat yang tengah membutuhkan kepastian harga kebutuhan pokok.

Pembakaran flare, kembang api, dan spanduk, menutup aksi unjuk rasa yang dilakukan ratusan mahasiawa di Jalan Diponegoro, depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (22/3/2024).

Aksi yang memanas ini terjadi setelah break berbuka puasa.

Kemudian beberapa menit kemudian, para pengunjuk rasa kembali merapat ke pagar Gedung Sate dan melakukan pembakaran flare. 

Hal ini diikuti dengan pelontaran kembang api dan petasan ke arah gedung samping Gedung Sate, dan pelemparan benda-benda terbakar lainnya ke halaman gedung sate.

Setelah aksi ini usai, massa kemudian menarik diri dan membubarkan diri pukul 18.30 WIB.

Sebelumnya, ratusan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Bandung berunjuk rasa di Jalan Diponegoro, depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (22/3/2024).

Mereka menuntut pemerintah segera menurunkan harga kebutuhan pokok.

Mereka mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai hanya bertujuan memberikan pengaruh politik di tengah masyarakat yang tengah membutuhkan kepastian harga kebutuhan pokok.

Ketua BEM KEMA Unpad 2024, Fawwaz Ihza Mahendra, mengatakan pada aksi unjuk rasa ini pihaknya memiliki 12 tuntutan. Namun secara garis besar, adalah mengenai stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat 

Kemudian poin lainnya adalah permasalahan perburukan demokrasi di Indonesia, juga mengenai hiruk-pikuk politik yang ada di istana. 

"Kami memandang bahwa istana ini menjadi pembohong karena mereka selalu menyatakan demi rakyat, mereka menyatakan bahwa mereka merupakan perwakilan rakyat, tapi mereka tidak pernah melakukan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat," kata Fawwaz di sela aksinya.

Hal inilah, katanya, yang membuat stabilitas harga kebutuhan pokok pada saat ini tak kunjung kembali ke harga normal. Ia melihat bahwa tidak hanya mahasiswa yang merasakan dampak naiknya harga bahan pokok, tapi warga sekitar kampus.

"Kita merasakan kenaikan harga bahan pokok ini mempersulit mereka untuk melanjutkan hidup. Yang tadinya teman-teman dan warga yang bisa berjualan, tapi karena tiba-tiba ada kenaikan harga bahan pokok, mereka kesulitan," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved