Penyakit DBD di Bandung Barat Meningkat, Terdapat 1.040 Kasus dan 9 Orang Meninggal Dalam Tiga Bulan

Jumlah kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2024

|
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/HILMAN KAMALUDIN
Ilustrasi fogging. Jumlah kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2024. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Jumlah kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2024 hingga menyebabkan adanya korban jiwa.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan KBB, penyakit DBD sepanjang tahun 2023 hanya 447 kasus dengan 2 kematian, sedangkan dari Januari hingga Maret tahun 2024 sudah mencapai 1.040 kasus dengan 9 kematian.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan KBB, Nurul Rasihan, mengatakan peningkatan kasus DBD pada awal tahun 2024 ini dipicu karena beberapa faktor, terutama akibat musim hujan.

"Dengan musim hujan menyebabkan perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes Aegypti menjadi lebih cepat. Jadi pada tahun ini jumlah kasus DBD meningkat," ujarnya saat dihubungi, Selasa (19/3/2024).

Ia mengatakan, jika dilihat dari sebaran kasus DBD di KBB, kecamatan yang tertinggi yakni Cililin dengan jumlah 165 kasus, Lembang 152 kasus, dan Cipongkor dengan 98 kasus.

Dengan melihat adanya peningkatan kasus dari Januari hingga Maret 2024, kasus DBD di KBB masih berpotensi terus bertambah, sehingga masyarakat diminta harus waspada dan tentunya perlu melakukan antisipasi.

"Kami juga melakukan antisipasi dengan mengumpulkan kader kesehatan untuk terus menekan penyebaran DBD sampai kasusnya menurun. Untuk pelaksanaan fogging juga sudah dilakukan sebanyak 30 kali," kata Nurul.

Selain itu, pihaknya juga terus melakukan sosialisasi terkait pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan prinsip 3M yaitu dengan menguras tempat air, menutup tempat air dan mengubur barang-barang yang membuat air tergenang.

"Dengan pola seperti itu maka kasus DBD diharapkan dapat menurun," ucapnya.

Menurutnya, langkah itu perlu dilakukan karena dengan jumlah kasus DBD yang cukup banyak itu menyebabkan Bandung Barat menempati Insidens Rate (IR) 61 kasus per 100.000 penduduk, artinya dari 100.000 penduduk warga Bandung Barat terdapat potensi 61 kasus DBD.

Sedangkan indeks fatalitas penyakit atau Case Fatality Rate (CFR) mencapai 0.77 persen, artinya dari seluruh penduduk KBB ada sekitar 0.77 persen di antaranya meninggal karena DBD. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved