Masjid Agung Manonjaya Tasikmalaya, Khazanah Jejak Islam di Jawa Barat Berusia Hampir 2 Abad

Masjid yang berada di Kecamatan Manonjaya merupakan masjid tertua di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat yang dibangun pada 1837.

Tribun Jabar/ Aldi M Perdana
Masjid Agung Manonjaya, salah satu khazanah jejak perkembangan Islam di Jawa Barat. 

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Masjid Agung Manonjaya, salah satu khazanah jejak perkembangan Islam di Jawa Barat.

Masjid yang berada di Kecamatan Manonjaya merupakan masjid tertua di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat yang dibangun pada 1837.

Juru Pelihara Masjid Agung Manonjaya, Rusliana, mengatakan bahwa sebelum menjadi sebuah masjid agung yang besar dan megah, masjid hanyalah berupa surau kecil.

“Masjid ini dibangun pada zaman masa pemerintahan Bupati Sukapura. Pada 1832 ada perpindahan ibu kota, dari Leuwiloa, Sukaraja ke Harja Winangun, Manonjaya sekarang ini,” ungkap Rusliana kepada TribunPriangan.com saat ditemui pada Sabtu (16/3/2024).

Juru pelihara yang telah bertugas selama 20 tahun menyebutkan bahwa setelah perpindahan ibu kota, di lokasi yang saat ini dibangun Masjid Agung Manonjaya inilah terdapat sebuah surau kecil.

Sehingga dipastikan surau itu sudah berada di sana sebelum perpindahan ibu kota.

"Akhirnya, karena waktu itu ada perkembangan pemerintahan, dibangunlah Masjid Agung Manonjaya pada 1837, namun masih dalam skala kecil,” katanya.

Saat itu pembangunan Masjid Agung Manonjaya berada di bawah kepemimpinan Raden Tumenggung Danuningrat.

Selanjutnya, pada 1889 dibangunlah sebuah ruang tambahan di Masjid Agung Manonjaya oleh Raden Tumenggung Wirahadiningrat.

Pada pembangunan yang kedua tersebut, Masjid Manonjaya mendapatkan tambahan berupa koridor dan selasar, serta 2 menara masjid sebelah timur.

“Di antara menara kembar, terdapat mustaka atau menara lagi yang terbuat dari tanah liat hasil pengrajin dari Kawasen, Banjarsari,” tutur Rusliana.

Berdasarkan cerita turun temurun, puncak menara itu berasal dari masjid di Pamijahan bekas peninggalan Syekh Abdul Muhyi. 

Puncak menara itu beratap tumpang, bersusun 3 undakan dan konon bisa dipisah-pisahkan. 

 Saat ini selain sebagai sarana ibadah, fungsi Masjid Agung Manonjaya ini adalah sebagai bangunan cagar budaya sekaligus sebagai living monumen karena masih digunakan untuk aktivitas keagamaan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved