Darurat Banjir di Cirebon Diperpanjang, Bupati Imron Bilang Kondisi Belum Normal

Bupati Cirebon, Imron menyatakan, bahwa beberapa masalah terkait penanganan banjir belum terselesaikan sepenuhnya.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Ravianto
eki yulianto/tribun jabar
Potret air masih menggenangi Desa Gebang Ilir, di Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon sejak banjir pertama kali datang ke pemukiman pada Selasa malam kemarin 

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Status tanggap darurat banjir di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dipastikan akan diperpanjang selama tujuh hari tambahan.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon telah menetapkan status darurat banjir dari tanggal 7 hingga 13 Maret 2024.

Bupati Cirebon, Imron menyatakan, bahwa beberapa masalah terkait penanganan banjir belum terselesaikan sepenuhnya.

Sehingga menjadi alasan untuk memperpanjang status darurat.

"Ya, sejak kemarin status tanggap darurat kami perpanjang lagi, karena sesuai aturan itu berlaku tujuh hari. Sampai kondisi normal," ujar Imron melalui keterangan resminya yang diterima oleh Tribun pada Jumat (15/3/2024).

Imron menjelaskan bahwa penanganan yang sepenuhnya selesai merujuk pada kerugian yang signifikan akibat banjir tersebut, terutama bagi warga di 37 desa di Cirebon Timur.

"Ini juga karena ada persoalan yang masih kami benahi," ucapnya.

Dalam masa tanggap darurat ini, Imron menegaskan bahwa penanganannya tidak hanya terbatas pada pendistribusian bantuan, tetapi juga melibatkan berbagai strategi pencegahan banjir.

Salah satu strategi tersebut adalah mengoptimalkan pengendalian air selama musim hujan dengan memanfaatkan embung, sehingga air tersebut dapat digunakan untuk irigasi sawah saat musim kemarau.

"Kami sedang membangun beberapa embung dan telah berdiskusi dengan Komisi VIII DPR RI dan BNPB RI mengenai penyebab banjir. Kami telah mendapatkan respons dan sekarang menunggu pelaksanaannya," jelas dia.

Imron menekankan bahwa fokus perhatian tidak hanya pada penanganan banjir, tetapi juga pada langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi risiko bencana akibat cuaca ekstrem.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya menjelaskan, bahwa beberapa daerah di Cirebon akan dibentuk menjadi desa tangguh bencana dalam waktu dekat.

Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penduduk setempat dalam mengidentifikasi bahaya, mengelola sumber daya, dan mengurangi risiko bencana di lingkungan mereka.

“Saat ini, kami telah menyasar 22 desa dalam pembentukan desa tangguh bencana sebagai upaya kami untuk mengurangi dampak bencana seperti banjir di Cirebon timur,” kata Deni.(*)

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved