Ramadhan 2024

Berburu Kuliner Takjil Sambil Ngabuburit di Jembatan Citameng Garut: Awewena Geulis Pisan . . .

Kawasan Jembatan Citameng itu kini semakin ramai dikunjungi warga setelah reaktivasi jalur kereta Cibatu-Garut Kota.

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Sidqi Al Ghifari
Suasana sejumlah warga menghabiskan waktu menjelang berbuka puasa (ngabuburit) dengan berburu kuliner di Jembatan Citameng, Desa Maripari, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (14/3/2024). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Sidqi Al Ghifari

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Ratusan warga memadati kawasan Jembatan Citameng untuk berburu kuliner takjil menjelang berbuka puasa.

Jembatan tersebut terletak di Jalan Citameng, Desa Maripari, Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Setiap tahun, jembatan yang dibangun pada zaman Belanda itu kerap jadi tempat favorit ngabuburit atau menghabiskan waktu menjelang berbuka puasa bagi warga sekitar.

Ganda (65), salah satu pedagang kuliner di kawasan itu, mengatakan, bulan Ramadhan dalam dua tahun terkahir di kawasan tersebut terasa berbeda.

Pasalnya, kawasan Jembatan Citameng itu kini semakin ramai dikunjungi warga setelah reaktivasi jalur kereta Cibatu-Garut Kota.

"Sejak aktifnya kereta, tempat ini jadi ramai, alhamdulillah bisa digunakan dagang tiap hari Minggu pagi. Kalau Ramadhan bisa sampai tiap hari berjualan jelang berbuka," ungkapnya di lokasi, Kamis (14/3/2024).

Ia menuturkan, setiap sore menjelang berbuka puasa, Jembatan Citameng kerap dipadati oleh para pengunjung dari berbagai daerah antara Kecamatan Cibatu dan Sukawening.

Mereka biasanya berburu beragam jenis kuliner untuk berbuka, mulai kolak, es buah, hingga jajanan tradisional dan jajanan olahan.

"Ngabuburit di Jembatan Citameng juga jadi kesempatan silaturahmi antarwarga. Kami penjual ya nyari berkahnya," ungkapnya.

Sebagai informasi, di kawasan Citameng terdapat dua jembatan.

Jembatan pertama digunakan sebagai akses penghubung Kecamatan Sukawening dan Cibatu.

Jembatan kedua merupakan jembatan rel kereta api, yang di bawahnya mengalir aliran Sungai Citameng yang bermuara ke Sungai Cimanuk di kawasan Banyuresmi.

Bagi masyarakat Garut, nama Citameng sempat terkenal pada masanya karena nama Citameng masuk dalam Pupuh Sunda Balakbak.

Pupuh tersebut menggambarkan suatu kawasan yang bernama Citameng dengan ciri khas tempat berjualan di pinggiran jalan.

Para penjual di warung-warung itu digambarkan memiliki paras cantik nan menawan saat menggoreng dagangannya.

Berikut penggalan bunyi pupuh tersebut:

Aya warung sisi jalan ramé pisan, Citaméng

Awéwéna luas-luis geulis pisan, ngagoréng

Lalakina... lalakina los ka pipir nyoo monyét, nyanggéréng.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved