Seblak, Baso Aci, Kopi UMKM Bandung Go Global, Terbang ke Korea-Arab, Kuncinya Inovasi dan Ulet

Seblak, Baso Aci, Kopi UMKM Bandung Go Global, Terbang ke Korea-Arab. Kuncinya adalah inovasi dan ulet. Dukungan KUR BRI sangat membantu UMKM maju.

|
Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
Dok Seblak Kering TSAQIL
Seblak Kering TSAQIL tiktak sudah go global hingga Taiwan dan Singapura. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Siapa sangka kuliner seblak yang banyak didapati di setiap sudut Kota Bandung, dan daerah lain di Jawa Barat bisa dinikmati warga Korea.

Kuliner seblak yang sudah go global alias dijual hingga ke mancanegara itu adalah seblak hasil produksi pelaku Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) Resa Nurjanah (31).

Rumah produksi seblak dengan merek dagang Seblak Kering TSAQIL, beralamat di Kampung Sirah Gajah RT 01/09, Desa Nanjung Mekar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, adalah asal seblak yang sudah eksport ke Taiwan, Korea, dan Hong Kong.

"Kebanyakan (pembeli) orang Indonesia yang bekerja di sana. Belakangan ada order untuk dijual (reseller), di Korea," ujar Resa Nurjanah, kepada Tribunjabar.id, di Bandung, Rabu (13/3/2024).

Bagaimana cerita seblak yang semula adalah makanan khas rakyat, bisa naik kelas menjadi makanan go global?

Seblak Kering TSAQIL varian kerupuk, enak dimakan langsung atau dimasak dengan kuah.
Seblak Kering TSAQIL varian kerupuk, enak dimakan langsung atau dimasak dengan kuah. (Dok Seblak Kering TSAQIL)

Resa yang merupakan alumnus Rumah BUMN Bandung mengatakan, kunci keberhasilan itu adalah inovasi dan ulet.

Seblak Kering TSAQIL dengan tampilan yang trendi, tidak mendadak keren. Awalanya hanya dikemas dalam plastik kiloan. Daya tahannya pun hanya beberapa hari saja, setelah itu tingkat kerenyahannya menurun.

Mendapati produk seblak kering melempem alias tidak renyah lagi, Resa mencari cara agar produksi seblaknya bisa renyah hingga berbulan-bulan.

"Waktu itu, seblak kebuka, dimakan tidak renyah lagi. Teman menyarankan di-oven. Kami coba, ternyata renyah bisa sampai tiga bulan," ujarnya.

Tingkat ketahanan itu pula yang dibutuhkan untuk produk kuliner. Sebab, proses pengiriman barang ke luar negeri membutuhkan waktu hingga tujuh hari.

Bila tak tahan lama, maka akan mengecewakan konsumen.

Soal kemasan sudah tak ada masalah karena Seblak Kering TSAQIL sudah menggunakan kemasan aluminium foil.

Inovasi yang sama juga dilakukan pemilik usaha Baso Aci Tercabaikan, Inggra Dwipo Prayoga.

Inggra telah mengubah baso aci yang biasa dinikmati di tempat menjadi baso aci yang bisa dinikmati di rumah pembeli, bahkan bisa disimpan hingga berbulan-bulan.

Pemilik usaha Baso Aci Tercabaikan, Inggra Dwipo Prayoga menunjukkan Baso Aci Tercabaikan dalam kemasan di Food Court Pasar Modern Sinpansa Summarecon Bandung, Sabtu (2/3/2024).
Pemilik usaha Baso Aci Tercabaikan, Inggra Dwipo Prayoga menunjukkan Baso Aci Tercabaikan dalam kemasan di Food Court Pasar Modern Sinpansa Summarecon Bandung, Sabtu (2/3/2024). (Tribunjabar.id/Kisdiantoro)

Setiap bagian dari Baso Aci Tercabaikan ini dikemas dalam kemasan terpisah, dari baso aci, bumbu, dan topping. Semuanya disatukan dalam kemasan yang lebih besar, dengan desain menarik dan warna mencolok.

Intinya, kuliner baso aci awet tapi tanpa pengawet. Rasanya tepat, nikmat, dan sehat.

"Alhamdulillah sudah ada yang beli dari luar negeri, Vietnam, Singapura, Malaysia, Makkah, Australia. Bahkan yang ke Amerika juga ada," ujar Inggra di gerai Baso Aci Tercabaikan di Pasar Modern Sinpasa Summarecon Bandung, Sabtu (2/3/2024).

Kebanyakan pembelinya memang masih orang Indonesia yang bekerja di luar negeri.

Mereka mengetahui ada baso aci kemasan setelah mengunjungi marketplace, Instagram, dan platform online lainnya yang menjajakan Baso Aci Tercabaikan.

Transaksi kemudian terjadi. Inggra pun mengirimkan pesanan secepat mungkin sebagi bentuk pelayanan prima.

Saat mengikuti BRIlianpreneur di tahun 2020 di Jakarta, sudah banyak mitra yang menawarkan untuk ekspor dalam jumlah besar. Namun dia merasa belum siap karena harus membenahi manajemen dan peralatannya.

Muchtar Koswara menunjukkan kopi roasting dalam kemasan yang siap dijual di toko Cikopi Mang Eko, Jalan Golf Dalam Blok G, No 2, Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (4/3/2024).
Muchtar Koswara menunjukkan kopi roasting dalam kemasan yang siap dijual di toko Cikopi Mang Eko, Jalan Golf Dalam Blok G, No 2, Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (4/3/2024). (Tribunjabar.id/Kisdiantoro)

UMKM asal Bandung yang juga menikmati cuan dari ekspor adalah Cikopi Mang Eko. Muchtar Koswaara (43), sang pemilik usaha kopi roasting (roasted bean), mengaku pernah bertransaksi dengan konsumen dari Taiwan.

Sebelum dia bertemu dengan pembeli dari luar negeri di event BRIlianpreneur di Jakarta pada 2023, dia sudah presentasi soal produknya via zoom.

"Mereka benar-benar datang ke Jakarta dan membeli produk Cikopi Mang Eko," ujar Eko, sapaan akrab Muchtar Koswara, di toko Cikopi Mang Eko, Jalan Golf Dalam Blok G, No 2, Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (4/3/2024).

Seperti halnya Resa dan Inggra, Eko juga sepakat agar produk UMKM bisa tembus pasar global, kuncinya adalah inovasi dan ketekunan.

Dia terus berinovasi agar kualitas produknya tak akan berubah atau rusak bila dikirim ke luar negeri. Semangatnya tak sia-sia. Dia banyak mendapatkan bimbingan dari pemerintah untuk disain kemasan dan bagaimana menakar ukuran agar sesuai dengan aturan nasional.

Rumah BUMN Kota Bandung di Jalan Jurang No.50, Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat 40161.
Rumah BUMN Kota Bandung di Jalan Jurang No.50, Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat 40161. (Tribunjabar.id/Kisdiantoro)

Mental Terasah di Rumah BUMN

Inggra Dwipo Prayoga bersyukur bisa menjadi bagian dari alumnus Rumah BUMN Bandung. Sebab, dari sana mental menjadi wirausahawan terasah, ulet dan tahan banting.

Dia menceritakan, selama tiga bulan mengikuti pelatihan, dipaksa untuk mengerjakan tugas-tugas tepat waktu.

"Alhamdulillah, dipaksa mengerjakan tugas-tugas, saya bisa mengerjakan dan hasilnya bagus," ujarnya.

Di rumah BUMN itu, dia belajar tentang pengelolaan keuangan, membuat bisnis model, proposal bisnis, pemasaran atau strategi marketing.

Hal serupa dijalani Resa Nurjanah dan Muchtar Koswara. Keduanya juga belajar tentang bagaimana mengelola bisnis dan strategi marketing. Tujuannya agar produk dikenal luas, tak hanya di Indonesia tapi hingga mancanegara.

Agar trampil berbicara dengan pembeli dari luar negeri, Muchtar Koswara sampai mengikuti kelas marketing berbahasa Inggris.

"Pelatihnya langsung dari luar negeri. Saya belajar bagaimana membuat proposal bisnis dalam bahasa Inggris, termasuk saat presentasi," ujarnya.

Mental dan keuletan Inggra, Resa, dan Muchtar, suah teruji. Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, tak terkecuali Bandung Raya, adalah ujian tersulit. Pergerakan manusia dibatasi. Gerai-gerai UMKM harus tutup. Namun hal itu tak menyurutkan untuk maju. Di tengah pembatasan pergerakan manusia, pemasan via online menjadi alat yang efektif agar produk sampai ke kosumen.

"Jadi pedagang itu harus kuat mental. Kadang naik turun. Kalau menyerah, ini sayang banget. Memulai dari nol itu jauh lebih sulit," ujar Resa.

Dukungan Modal KUR BRI

Usaha menembus pasal global tak dipungkiri memerlukan dukungan modal yang memadai.

Menjadi bagian dari progam BRIincubator, pelatihan untuk para pelaku UMKM, sangat membantu majunya usaha Seblak Kering TSAQIL, Baso Aci Tercabaikan, dan Cikopi Mang Eko.

Selain mendapatkan pelatihan kewirausahaan, juga mendapatkan bantuan mengakses modal usaha. Ketiga usaha ini sudah merasakan manfaat KUR BRI.

"Bermanfaat banget. Aksesnya mudah, tidak lama, bunga rendah," ujar Muchtar Koswara.

Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengatakan, BRI memberikan dukungan agar UMKM-UMKM di Jawa Barat bisa go global.

Go global atau menembus pasar luar negeri adalah bagian tujuan didirikannya Rumah BUMN Bandung. Di sana, UMKM yang semula hanya berjualan rutinan atau konvensional, dinaikkan kelasnya menjadi UMKM modern, mengenal digital, merambah pasar online, dan global.

"BRI berperan aktif membina UMKM melalui Rumah BUMN untuk pengembangan UMKM (Go Modern, Go Digital, Go Online, Go Global)," ujarnya kepada Tribunjabar.id, melalui wawancara tertulis. (Tribunjabar.id/Kisdiantoro)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved