Berita Viral
Viral Kepala Bayi Tertinggal di dalam Rahim Ibu di Bangkalan, Lahiran di Puskesmas, Ini Kata Dinkes
Kasus kepala bayi tertinggal di dalam rahim ibu di Bangkalan, Jawa Timur, beredar viral di media sosial. Seperti apa cerita lengkapnya?
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
TRIBUNJABAR.ID - Kasus kepala bayi tertinggal di dalam rahim ibu di Bangkalan, Jawa Timur, beredar viral di media sosial.
Kabar ini merebak setelah sebuah video pengakuan dari ibu yang melahirkan bernama Mukarromah menceritakan pengalamannya tersebut.
Salah satu videonya dibagikan oleh akun Instagram @bangkalanterkini.
Pada bagian awal video, Mukarromah menjelaskan dirinya adalah seorang ibu yang baru saja melahirkan.
Mukarromah bercerita, ia awalnya berniat untuk melahirkan di sebuah bidan kampung.
Kemudian, dirinya dirujuk ke Puskesmas Kedungdung Bangkalan.
"Sampai di puskesmas saya juga minta rujukan, ingin melahirkan secara operasi di (Kota) Bangkalan," tuturnya.
"Saya dibawa ke ruang persalinan di belakang, namun saya bilang saya mau minta rujukan. Namun saya mau diperiksa dulu," tambahnya.
Lalu, terdengar seseorang bertanya kepada Mukarromah terkait kondisi bayinya yang sudah lemah atau masih hidup ketika diperiksa.
Baca juga: Sosok Aki Jaya, Lansia di Subang yang Viral Menikah pada Usia 90 Tahun, Istrinya Bibi Dedi Mulyadi
Mukarromah pun menjawab bahwa saat itu kondisi bayinya memang lemah, tetapi masih hidup.
Pada video menit 02.09, Mukarromah mengatakan diberikan suntikan pendorong oleh bidannya dan disuruh ngeden lagi.
"Terus saya tak bisa, tidak kuat, akhirnya patah badannya dan kepalanya di dalam (rahim)," tutur Mukarromah.
Orang yang sebelumnya terdengar itu kembali bertanya apakah badan bayi sempat ditarik oleh bidan.
"Iya ditarik, saya tidak tahu soal dipotong apa enggak, tapi itu ditarik, saya pernah lihat bidannya pegang gunting sambil ditarik," jelas Mukarromah.
Hingga artikel ini ditulis, Selasa (12/3/2024), video tersebut telah dilihat oleh lebih dari 18,2 ribu kali.
Lantas seperti apa penjelasan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan?
Dilansir dari TribunJatim, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan, Nur Chotibah mengungkapkan, pihaknya telah melakukan audit pada Jumat (8/3/2024).
Audit tersebut dihadiri dokter spesialis kandungan (Sp.OG) RSUD Syamrabu Bangkalan dan RS Glamour Surabaya, Kepala Puskesmas Kedungdung, bidan, hingga Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
"Hasil audit tim yakni IUFD (Intrauterine Fetal Death) atau bayi meninggal dalam kandungan kurang lebih 2 minggu," ungkap Nur kepada TribunMadura, Senin (11/3/2024) malam.
"Umur kehamilan 45 minggu, lewat sekitar 4-5 minggu dari HPL (Hari Perkiraan Lahir)," tambahnya.
Kronologi Kejadian
Nur Chotibah menjelaskan, pasien bersangkutan datang ke Puskesmas Kedungdung pada Selasa (5/3/2024) dan menyarankan agar dirujuk ke rumah sakit karena sudah pembukaan 4.
Nur mengatakan, rekam jejak komunikasi antara pihak puskesmas dengan RSUD Syamrabu masih disimpan.
Baca juga: Viral, Pesawat Lion Air Tujuan Jeddah Berputar-putar di Langit Binjai, Ternyata Gara-gara Sri Lanka
Dengan berjalannya waktu, lanjutnya, dari pembukaan 4 langsung ke pembukaan 6 dan langsung pembukaan lengkap.
Hal itu disebut Nur tergolong cepat, dari pembukaan 4 ke pembukaan lengkap bahkan hingga muncul bagian terendah yang sudah nampak di jalan lahir.
"Maka ditolonglah karena sudah di jalan lahir. Di satu sisi kami sudah berkomunikasi dengan pihak rumah sakit," tuturnya.
"Posisi bokong duluan, di samping itu tensi ibunya 180/100 disebut dengan istilah medis Pb atau keracunan kehamilan," lanjutnya.
Nur mengatakan, berat badan bayi kala itu seberat 1 kilogram karena memang bayi tidak mengalami perkembangan secara normal.
Hal itu akibat ibu menderita Pb dan pihak dokter sudah menyatakan bahwa bayi itu IUFD selama dua minggu dalam kandungan.
"Kondisi bayi saat di luar, kulit sudah mengelupas semua karena sudah meninggal dunia dalam kandungan," beber Nur.
"Memang ada dorongan sesuai teknis SoP, ibu ngeden secara pelan, kepala tertinggal itu karena IUFD, tidak ada pengaruh lain," tambahnya.
Disinggung terkait kronologis hingga kepala bayi tertinggal di dalam rahim, Nur menjelaskan, hal itu terjadi setelah proses bokong keluar dilanjutkan bahu keluar sesuai teknis SOP.
"Nah disitulah lepas (kepala) karena, maaf, perkiraan kami sudah dua minggu meninggal dunia di dalam kandungan," tuturnya.
"Terjadi maserasi atau kulit-kulit sudah mengelupas dan (tubuh) rapuh," tandasnya.
(Tribunjabar.id/Rheina) (TribunJatim.com/Ahmad Faisol)
Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.
#BeritaViral
Indonesia Memanas, Para Artis Sesali Pilihan Politik, Minta Maaf Insiden Ojol Tewas Dilindas Brimob |
![]() |
---|
Sempat Dikabarkan Tewas saat Demo, Umar Driver Ojol Asal Sukabumi Selamat, Alami Luka Serius |
![]() |
---|
Sosok Affan Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob, Dibawa ke RS Pakai Motor, Tulang Punggung Keluarga |
![]() |
---|
Sosok Gus Irfan Cucu Pendiri Nahdlatul Ulama yang Disebut-sebut Bakal Jadi Menteri Haji dan Umrah |
![]() |
---|
Viral Kisah Kocak Ojol Karimun Kepri Terima Pesanan Martabak ke Madiun, Sempat Bingung Cari Alamat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.