Drama Satu Keluarga Akhiri Hidup
UPDATE Satu Keluarga Bunuh Diri di Apartemen di Jakarta, Polisi Dalami Kemungkinan soal Utang
Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman soal adanya dugaan penyebab mereka mengakhiri nyawanya karena terlibat utang-piutang.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Kasus satu keluarga tewas bunuh diri dengan terjun dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan di Penjaringan, Jakarta Utara belum terungkap penyebabnya.
Satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan 2 anaknya itu terjun dari rooftop apartemen dengan tangan saling terikat.
Satu keluarga yang terdiri sang ayah berinisial EA (50), ibu AI (50), anak perempuan JL (15), dan anak laki-laki JW (13) tewas usai melompat dari lantai 21 apartemen tersebut.
Polisi masih menyelidiki kasus kematian satu keluarga yang diduga bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 22 sebuah apartemen di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara.
Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman soal adanya dugaan penyebab mereka mengakhiri nyawanya karena terlibat utang-piutang.
"Masih didalami (dugaan motif utang). Saya belum sampai pada kesimpulan itu," kata Kapolsek Metro Penjaringan kompol Agus Ady Wijaya saat dihubungi, Senin (11/3/2024).
Agus mengatakan dari hasil penyelidikan sementara, diketahui mereka sudah lama tidak menempati unit di apartemen tersebut.
"Korban ini sudah lama tidak menempati salah satu tempat tinggalnya yang ada di apartemen ini, sudah 2 tahun yang lalu," ucapnya.
Lalu, baru pada 9 Maret 2024 kemarin satu keluarga ini kembali ke apartemen itu untuk melompat dari lantai 22.
"Baru ini kembali lagi ke apartemen ini dan langsung seperti ini," jelasnya.
Sebelumnya, sebanyak empat orang yang merupakan satu keluarga ditemukan tewas diduga bunuh diri usai melompat dari lantai 22 Apartemen di daerah Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024) sore kemarin.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan yang membenarkan kejadian itu mengatakan bahwa empat korban terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan.
Adapun masing-masing korban memiliki inisial EA, AIL, JWA, dan JL.
"Empat mayat tersebut meninggal dunia akibat bunuh diri lompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan. Untuk penyebab (bunuh diri) belum diketahui," kata Gidion saat dikonfirmasi, Minggu (10/3/2024).
Gidion pun memastikan bahwa empat korban itu merupakan satu keluarga dan mereka mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuh usai ditemukan tewas tergeletak.
"Iya benar (empat korban satu keluarga)," sebutnya.
Sementara itu, mengenai kronologi penemuan empat jenazah tersebut dijelaskan Gidion bahwa hal itu bermula ketika saksi sekuriti apartemen mendengar adanya suara benturan keras.
Setelah sekuruti itu mengecek, ternyata terdapat empat orang sudah tergeletak di pelataran parkir apartemen tersebut dalam posisi terlentang.
"Ketika saksi sedang berjaga di depan lobby apartemen mendengar suara benturan keras. Ketika menoleh ternyata empat jenazah sudah tergeletak di pelataran parkir dengan posisi terlentang," tuturnya.
Saksi pun selanjutnya langsung melapor ke Polsubsektor Teluk Intan dan tak lama kemudian petugas datang ke lokasi.
Setelah dilakukan pengecekan lanjut Gidion empat jenazah itu pun langsung dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta untuk selanjutnya dilakukan proses autopsi.
"Empat jenazah tersebut dibawa tiga unit mobil ambulans ke RS Cipto Mangunkusumo untuk dilakukan visum et repertum," pungkasnya.
Kejadian Bunuh Diri Keempat
Sebelumnya Sudah 3 Kali Kejadian
Namun, kejadian bunuh diri tak hanya terjadi sekali itu saja di apartemen tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh salah satu penghuni apartemen, Ignatius Alven (21).
Dilansir Kompas.Id, dia menceritakan bahwa kasus bunuh diri dengan cara melompat dari ketinggian apartemen itu sudah terjadi beberapa kali.
"Selama saya 12 tahun saya tinggal di sini, setidaknya sudah tiga kali peristiwa bunuh diri," katanya pada Minggu (10/3/2024).
Sebelumnya, kata dia, seorang penghuni nekat mengakhiri hidup dengan melompat dari lantai 10 apartemen dua tahun lalu.
Lokasi aksi tersebut disebut hampir sama dengan kejadian bunuh diri saat ini.
Selain itu, ada juga kasus orang bunuh diri di apartemen tersebut.
Namun, lokasinya bukan berada di depan lobi melainkan samping apartemen.
"Kebetulan yang bunuh diri itu adalah kerabat dari teman saya," kata Alven.
DISCLAIMER:
Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling.
Pembaca bisa menghubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes (021-500-454) atau LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293) atau melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com.(*)
(*)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
Polisi Periksa DNA di Tali yang Digunakan Satu Keluarga Bunuh Diri di Jakarta, Ada Orang Kelima? |
![]() |
---|
FAKTA TERKINI Satu Keluarga Bunuh Diri di Jakarta, Dua Anak yang Tewas Sudah 1 Tahun Tak Sekolah |
![]() |
---|
FAKTA BARU Kasus Satu Keluarga Lompat dari Apartemen di Jakarta, Sang Istri Sembahyang di Rooftop |
![]() |
---|
Penjaga Rooftop Apartemen di Jakarta Saksikan Detik-detik Satu Keluarga Terjun, Ini Kesaksiannya |
![]() |
---|
UPDATE 1 Keluarga Bunuh Diri di Apartemen di Jakarta, Suami di-PHK, Tetangga Sempat Beri Rp 8 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.