Drama Satu Keluarga Akhiri Hidup

UPDATE 1 Keluarga Bunuh Diri di Apartemen di Jakarta, Suami di-PHK, Tetangga Sempat Beri Rp 8 Juta

Saat itu, mereka berniat pindah ke Surakarta, Jawa Tengah untuk memulai kehidupan yang baru.

Editor: Ravianto
istimewa
Rekaman CCTV dari Apartemen Teluk Intan memperlihatkan perilaku satu keluarga sebelum melompat dari lantai 21 apartemen bersama-sama dan tewas Sabtu (9/3/2024) sore. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Kasus satu keluarga bunuh diri dengan lompat dari lantai 22 apartemen di Penjaringan, Jakarta akhirnya mulai terungkap apa penyebabnya.

Tetangga keluarga nahas tersebut bercerita apa yang sebenarnya terjadi sebelum tragedi di Apartemen Teluk Intan, Sabtu (9/3/2024) sore itu.

Keluarga malang itu diketahui terdiri dari empat orang yakni ayah, ibu dan dua anaknya.

Mereka berempat, suami EA (50), istri AEL (52) serta kedua anaknya JWA (13) dan JL (15) melompat dari lantai 22 apartemen tersebut dalam kondisi tangan saling terikat.

Polisi menduga motif mereka bunuh diri terkait utang piutang.

Namun, tetangga korban bercerita kalau masalah ekonomi melatari tragedi tersebut.

Kondisi Tempat Kejadian Perkara (TKP) bunuh diri satu keluarga di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (10/3/2024) - Fahmi Ramadhan
Kondisi Tempat Kejadian Perkara (TKP) bunuh diri satu keluarga di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (10/3/2024) - Fahmi Ramadhan (Fahmi Ramadhan/tribunnews)

Dugaan tersebut diurai tetangga korban yang tinggal di apartemen yang sama.

Menurut tetangga korban, Arief (47), keluarga korban sudah lebih dulu tinggal sebelum dia.

Arief mengenal mereka sejak tahun 2017, ketika dia baru membeli unit apartemen tersebut.

Baca juga: UPDATE Satu Keluarga Tewas Terjun dari Apartemen, TKP Ditutup Plastik Hitam dan Buket Bunga Melati

Namun, ia terakhir bertemu dengan keluarga ini tahun 2023.

Saat itu, mereka berniat pindah ke Surakarta, Jawa Tengah untuk memulai kehidupan yang baru.

"Katanya mereka mau memulai bisnis yang baru, tetapi saya tidak tahu bisnis apa yang ia kerjakan," kata Arief dilansir Kompas.id.

Menurutnya, satu keluarga itu pindah lantaran faktor tekanan ekonomi saat pandemi Covid-19 melanda.

"Yang saya tahu, ketika pandemi, suaminya terkena pemutusan hubungan kerja. Mulai dari sana, kehidupan keluarga ini terlihat sangat merana," lanjutnya.

Kondisi serba sulit keluarga itu terlihat ketika istri EL, AEL, beberapa kali menawari Arief telur ayam untuk mereka hidup.

Polisi melakukan olah TKP di tempat kejadian empat orang sekeluarga tewas usai melompat dari rooftop lantai 21 Apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024). Satu keluarga ini sempat tak terlihat sejak pindah dari apartemen hingga akhirnya ditemukan tewas.
Polisi melakukan olah TKP di tempat kejadian empat orang sekeluarga tewas usai melompat dari rooftop lantai 21 Apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024). Satu keluarga ini sempat tak terlihat sejak pindah dari apartemen hingga akhirnya ditemukan tewas. (tribun jakarta)

Kondisi itu membuat Arief prihatin.

Ia pun sempat membantu memberikan sejumlah uang kepada keluarga mereka.

Sudah sekitar tiga kali dia memberikan bantuan kepada AEL dengan total sekitar Rp 8 juta.

"Saya merasa iba dengan keluarga ini. Jadi, saya berharap uang yang saya beri itu bisa sedikit membantu," pungkasnya.

Kronologi Kematian

Kompol Agus Ady Wijaya mengatakan, berdasarkan rekaman CCTV, sebelum mengakhiri hidup bersama-sama, sang ayah EA (50) sempat menciumi istrinya AEL (52) dan kedua anaknya.

"Terekam CCTV, di dalam lift EA mencium-cium kening dari ketiga orang lainnya. Setelah dicium-cium keningnya, AEL terlihat mengumpulkan handphone-handphone dari semuanya untuk naik ke atas," kata Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di lokasi, Sabtu malam.

Empat sekeluarga tersebut awalnya diketahui datang ke apartemen dalam satu mobil yang sama sekitar pukul 16.02 WIB.

Kemudian, mereka turun di parkiran dan menaiki lift ke lantai 21, seperti terekam dalam CCTV apartemen.

"Pukul 16.05 WIB, keluar dari lift di tangga 21 berdasarkan CCTV, naik ke tangga darurat untuk ke rooftop apartemen, kemudian 16.13 WIB, para korban terjatuh bersamaan di depan lobby apartemen," ucap Kapolsek.

Polisi memastikan keempat orang satu keluarga ini meninggal dunia karena mengakhiri hidupnya sendiri alias bunuh diri.

Mereka melompat bersama-sama dengan kondisi tangan yang saling terikat.

Menurut Agus Ady, sang ayah mengikatkan tangannya dengan sang anak perempuan, sementara sang ibu ke anak laki-laki.

Setelah saling mengikatkan tangan, mereka lalu melompat dari rooftop dan terjatuh di halaman parkir outdoor depan lobby apartemen.

"Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA dan JL terikat tangannya dengan tali yang sama, AEL terikat tali yang sama dengan JWA, ikatan tali tersebut mengikat," kata Agus Ady.

Disclaimer

Berita di atas tidak bertujuan menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa.

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Terjawab Alasan Satu Keluarga Akhiri Hidup di Apartemen Jakut, Korban Sempat Curhat Pilu ke Tetangga

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved