Cikopi Mang Eko Dapat Berkah Brilianpreneur dan KUR, Dulu Jual 10 Kilogram Sebulan, Kini 1,2 Ton
Cikopi Mang Eko, Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) penjualan biji kopi dalam kemasan mendapat berkah setelah ikut Expo Brilianpreneur 2023.
Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Cikopi Mang Eko, Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) penjualan biji kopi dalam kemasan (roasted bean), mendapat berkah setelah ikut UMKM Expo Brilianpreneur 2023 di Jakarta Convention Centre.
Usaha milik Muchtar Koswara, pria kelahiran Bandung, 12 Agustus 1981, semakin berkibar. Brand itu dikenal luas, tak hanya di Kota Bandung, tapi juga di nusantara, bahkan hingga mancanegara.
Tersedia lebih dari 20 jenis kopi, mulai dari kopi Aceh hingga Papua. Kopi-kopi produksi Jawa Barat, sudah pasti tersedia, kopi Puntang, Manglayang, Palasari, Halu, Malabar, Papandayan, dan kopi Cikurai.
Filosofi di balik nama badan usaha yang menaungi Cikopi Mang Eko, CV Banyu Hitam Abadi benar-benar bikin candu. Pelanggan yang hampir 100 persen adalah kafe atau kedai kopi, tak mau berpindah ke lain hati.
"Banyu hitam itu artinya air kopi. Abadi itu seperti candu, terus berulang. Tapi ini candu yang sehat," ujar Eko, nama panggilan Muchtar Koswara, di rumah sekaligus toko Cikopi Mang Eko, Jalan Golf Dalam Blok G, No 2, Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (4/3/2024).

Di rumah keluarga yang disulap menjadi tempat roasting (pemanggangan), gudang biji kopi mentah (green bean), display biji kopi sangrai dalam kemasan (roasted bean), pengemasan, dan toko, Eko menceritakan awal kenalan dengan komunitas pengusaha UMKM Kota Bandung, mendapatkan Kredit Usah Rakyat (KUR) BRI, hingga dikurasi dan mengikuti sejumlah pameran, termasuk Brialianpreneur di Jakarta.
Usaha Cikopi Mang Eko mulai berkembang setelah mendapat sentuhan ilmu manajemen bisnis yang didapatkan dari pelatihan di Rumah BUMN Bandung.
Rumah BUMN Bandung teralamat di Jalan Jurang No.50, Pasteur, Kec. Sukajadi, Kota Bandung.
Saat itu, di tahun 2023, dia menjadi bagian dari 25 UMKM yang mengikuti BRInkubator, selama sebulan.
Materi yang dipelajari mulai dari membangun visi misi bisnis, membuat proposal bisnis, membuat kemasan yang menarik, promosi di media sosial, hingga membangun jaringan pemasaran.
"Saya bertemu dengan pengusaha-pengusaha hebat. Dapat info-info bagaimana mengembangkan usaha, pelatihan, pembinaan di pemerintah, akses modal ke BRI, dan lainnya," ujar Eko.
Pepatah "usaha tak akan menghianati hasil" sepertinya pas untuk disematkan kepada Eko dan Cikopi Mang Eko. Setelah berjuang menjadi yang terbaik dalam BRInkubator, dia terpilih satu dari empat UMKM yang mewakili Rumah BUMN Bandung untuk ikut pameran Brilianpreneur di Jakarta.

Brilianprenur adalah acara pameran UMKM yang dikurasi dari berbagai daerah di Indonesia. Di acara ini, akan berlangsung business matching, yang mempertemukan antara UMKM dengan pembeli atau mitra bisnis.
Eko mengaku syok. Mengapa? Dia yang semula membayangkan bahwa pameran UMKM ini hanya akan dihadiri sedikit orang, ternyata jumlahnya ribuan.
"Dagangan habis dalam sekejap. Saya tak mengira akan seramai itu. Barang yang di hari pertama sudah habis itu kopi '9 Jawara Kopi'," ujarnya.
Berkah dari mengikuti pameran UMKM binaan BRI, Cikopi Mang Eko dikenal luas. Tak hanya di Indonesia, tapi juga mancanegara.
Stok Aman Berkat KUR
Dampak positif menjadi alumnus Brilianpreneur 2023 adalah volume pemesanan kopi Cikopi Mang Eko yang semakin banyak.
Dulu dalam sebulan hanya menjual 10 kilogram kopi roasting. Kini sebulan bisa terjual 1,2 ton kopi.
Eko mengaku pernah mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan pasar. Sebab, stok biji kopi (green bean) dari petani maupun pedagang ada kalanya sedang langka.
Bahkan Eko beberapa kali tertipu oleh penjual biji kopi. Sampel yang diterima berkualitas baik, tapi setelah dipesan kualitas barang buruk.
"Saking langkanya sampai nyari di online. Pernah kena tipu. Sampelnya bagus, pas datang zonk, kualitas rendah. Ini saya anggap kuliah, ilmu baru. Ternyata ada modus penipuan di dunia kopi," ujarnya.
Suami dari Bunga Febridinah Utami ini bersyukur dapat mengakses modal dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI.
Dari modal tersebut dia bisa membeli bahan baku dalam jumlah yang banyak. Dengan demikian, permintaan kopi roasting dapat dipenuhi karena stok kopi aman.
Selain digunakan untuk membeli stok biji kopi, Eko memanfaatkan modal KUR BRI untuk belanja alat-alat dan promosi di media sosial.
"KUR BRI prosesnya mudah, bahkan sangat cepat. Setengah dua belas disurvei, dua jam kemudian cair," ujarnya.
Hal yang membuat Eko merasa tenang dari KUR BRI ini adalah bunga ringan dan tanpa agunan.
KUR BRI pertama cair sebesar Rp 100 juta. Selanjutnya, bisa belipat jika binis Cikopi Mang Eko nilai rapornya hijau dan tetap berkualitas.

Mendapat Pembinaan Disdagin
Petugas Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) Kota Bandung sedang berkunjung ke Cikopi Mang Eko, saat Tribunjabar.id hendak mewawancarai Eko.
Siang itu, Dadang Mansur, Pengawas Kemetrologian Disdagin Kota Bandung dan tim sedang memberikan penyuluhan, pembuatan kemasan dan pengukuran produk untuk Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT).
Alat-alat timbang yang digunakan Eko untuk menimbang biji kopi dikeluarkan. Lalu petugas memeriksa apakah alat timbangan itu memenuhi standar yang ditetapkan dalam undang-undang atau tidak.
Lalu, petugas lain meminta Eko memperlihatan kemasan yang digunakan untuk membungkus kopi. Petugas memberi saran agar disain menjonjolkan pada bagian tertentu sehingga lebih menarik bagi konsumen.
"Untuk barang (dagangan) dalam keadaan terbungkus harus sesuai dengan aturan. Kalau kemasan, misalnya harus tertera nama produk, alamat perusahaan, komposisi, satuan ukuran. Kami memberikan penyuluhan terkait dengan kuantitas cara mengukurnya," ujar Dadang Mansur.
Apa keuntungannya? Produk yang dikemas menarik dan ditakar dengan cara yang baik, maka akan meningkatkan daya saing di pasaran. Bahkan, memiliki peluang besar untuk masuk pasar ekspor.
Eko siang itu terlihat sangat antusias. Dia memperhatikan setiap arahan yang disampaikan Disdagin Kota Bandung.
Dalam rombongan itu, ternyata juga hadir tim dari Kementerian Perdagangan RI, wilayah Jawa Barat.
"Banyak ilmu baru. Ternyata timbangan harus standar. Kemasan harus menarik dan mencantumkan informasi lengkap," ujarnya. (Tribunjabar.id/Kisdiantoro)
Ricuh Demo Depan Gedung DPRD Jabar, Ada Ledakan Petasan, Gas Air Mata Terasa hingga Riau Bandung |
![]() |
---|
Unjuk Rasa di Bandung Ricuh, Massa Emosi Bakar Pagar Gedung DPRD Jabar, Api Berkobar |
![]() |
---|
Simulasi Gempa Diprioritaskan di Sekolah Wilayah Padat Penduduk Kota Bandung, DIsdik Beri Alasannya |
![]() |
---|
Jepang Berbagi Praktik Pembelajaran di Bandung lewat Open Lesson di The 4th Practice Asian Exchange |
![]() |
---|
Demo di Depan Mapolda Jabar, Massa Aksi Tuntut Polisi Transparan, Sempat Lempar Botol hingga Batu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.