Cara Menghindari Sambaran Petir saat Hujan menurut Stasiun Geofisika Bandung, Jauhi Kolam
BMKG yang selama ini memberikan peringatan dini hujan yang dapat disertai angin kencang dan petir pun meminta masyarakat terus waspada.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dua hari berturut-turut, petir menyambar dua kelompok pendaki sehingga total tiga pendaki meninggal dunia.
BMKG yang selama ini memberikan peringatan dini hujan yang dapat disertai angin kencang dan petir pun meminta masyarakat terus waspada.
Kejadian pertama, dua orang mahasiswa meninggal dunia usai tersambar petir saat berkemah di Bumi Perkemahan Batu Kuda, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jumat (23/2/2024) malam.
Kejadian kedua, sekelompok pendaki tersambar petir saat sedang mendaki Gunung Cikuray di Kabupaten Garut, dan menyebabkan seorang di antaranya tewas, Sabtu (25/2) sore.
Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu, mengatakan pihaknya memberikan imbauan untuk masyarakat terkait cara untuk menghindari petir, seperti berikut.
Pertama, jika sudah mendengar suara guntur, segera masuk ke dalam ruangan atau rumah, namun jika sedang berada di luar rumah, segeralah masuk ke dalam mobil.

"Apabila sedang berada di kolam renang, segeralah naik dan menjauh dari kolam, karena sambaran petir dapat menghantarkan energi ke air."
"Jangan berlindung di bawah pohon, apabila pohon tersambar petir energinya dapat melompat ke tubuh," kata Teguh melalui pesan tertulis, Minggu (25/1/2024).
Keempat, katanya, jauhi tiang listrik, menara, atau sesuatu yang tinggi yang mudah tersambar petir. Kemudian, jangan berada tempat terbuka seperti di lapangan, sawah, atau taman karena petir akan mencari tanah untuk melepaskan energinya.
"Apabila sedang mengendarai motor, segeralah berhenti dan cari tempat untuk berlindung. Jika sedang berteduh di luar ruangan, atur jarak tiga sampai lima meter dengan orang lain agar terhindar dari lontaran energi saat ada petir," katanya.
Teguh pun mengatakan masyarakat harus tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang menyebabkan terjadinya potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.
Masyarakat, katanya, harus lebih mengenali lingkungan dan potensi bencana di lingkungan tempat tingalnya karena salah satu upaya mitigasi sesungguhnya adalah dengan memahami cuaca dan lingkungan tempat tinggal, sehingga dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan dari bencana hidrometeorologi yang dapat datang sewaktu-waktu.
Mengenai kejadian yang menyebabkan dua mahasiswa meninggal dunia tersambar petir, Teguh mengatakan berdasarkan Peta Sebaran Petir yang terjadi pada tanggal 23 Februari 2024 terdeteksi empat sambaran petir terdekat yaitu pada pukul 20:48:54 WIB, dan 20:24:00 WIB yang berlokasi di barat laut
dari Bumi Perkemahan Batu Kuda Gunung Manglayang.
"Berdasarkan Citra Radar CMAX dan Lighting terlihat di lokasi kejadian (Bumi Perkemahan Batu) pada Pukul 20.30 WIB hingga Pukul 21,10 WIB terpantau adanya awan Konvektif type Cumulonimbus dengan nilai dbZ antara 30 – 40," katanya.
Pada Pukul 20.30 WIB terlihat adanya petir di wilayah bagian timur dari lokasi kejadian dengan radius lingkaran merah 1 Km.
"Saling Senggol" Ajang Seru Mahasiswa dan Alumni FSRD Menjelang Pasar Seni ITB 2025 |
![]() |
---|
Prosesi Penerimaan Mahasiswa Baru ITB Semester I Tahun Akademik 2025/2026 |
![]() |
---|
Polban Tanamkan Karakter 4K lewat Pelatihan Bela Negara untuk Mahasiswa Baru |
![]() |
---|
Heboh Mahasiswa Baru UTM Diduga Diculik dan Dianiaya Senior usai Protes Pungli, Kampus Buka Suara |
![]() |
---|
Sebanyak 11.375 Mahasiswa Baru Diterima Unpad Tahun Akademik 2025/2026, Dikumpulkan di Stadion Jati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.