Tekan Penyebaran DBD, Dinkes Subang Terus Lakukan PSN Door to door ke Sekolah

Dinas Kesehatan Kabupaten Subang terus berupaya menekan angka penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang menyerang sekitar 500 orang.

Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Giri
Dok. Dinkes Subang
Dinkes Subang menggelar gerakan PSN di SMKN 1 Pusakanagara, Subang. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin 

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Dinas Kesehatan Kabupaten Subang terus berupaya menekan angka penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang menyerang sekitar 500 orang dalam dua bulan terkini.

Korban di Subang, umumnya anak-anak. Sebanyak empat orang meninggal dunia 

Akibat banyaknya warga yang terserang DBD, Pemkab Subang menetapkan kejadian luar biasa sejak Januari lalu.

Untuk menekan penyebaran penyakit DBD, Dinas Kesehatan Kabupaten Subang terus melakukan langkah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang difokuskan ke sekolah-sekolah.

Kadinkes Subang, Maxi, mengatakan, DBD merupakan penyakit yang menular melalui gigitan nyamuk yang ditandai dengan panas (demam) dan disertai dengan perdarahan, yang di sebabkan oleh virus dengue.

"Demam berdarah dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang hidup di dalam dan di sekitar rumah," kata Maxi, Kamis (22/2/2024).

Maxi mengatakan, nyamuk Aedes aegypti memiliki siklus hidup secara sempurna antara lain: telur, jentik, kepompong, dan nyamuk dewasa.

Masa pertumbuhan dari telur, jentik, kepompong hingga menjadi nyamuk sekitat 8-12 hari, tergantung dari suhu dan kelembapan.

Baca juga: Operasi Pasar Beras Murah di Subang: Emak-emak di Cibogo Antre Beras 5 Kg Seharga Rp.52.500

Semakin tinggi suhu dan kelembapan, semakin cepat masa pertumbuhan nyamuk.

"Pengembangbiakan nyamuk penyebab DBD ini banyak di sekolah-sekolah. Maka dari itu kita fokus menyelenggarakan PSN di sekolah-sekolah, seperti kemarin kita selenggarakan PSN di SMKN 1 Pusakanagara," kata Maxi.

"Anak sekolah merupakan kelompok yang rentan terkena DBD, maka dari itu kita fokus lakukan PSN dan penyuluhan terkait DBD," ucapnya.

Maxi mengatakan, PSN adalah tindakan pemberantasan sarang nyamuk melalui kegiatan menutup, menguras, dan memanfaatkan barang bekas yang masih bernilai atau dikenal dengan istilah 3M. PSN 3M merupakan kegiatan terencana secara terus-menerus dan berkesinambungan.

"Untuk menghindari anak sekolah tidak terjangkit DBD, anak-anak dari berbagai jenjang pendidikan dasar yang telah dibina dan dilatih sebagai juru pemantauan jentik (jumantik) di sekolahnya," kata Maxi.

Baca juga: Geger, Ibu Muda di Subang Melahirkan di Kursi Tunggu saat Antre di Bank, Petugas Jadi Bidan Dadakan

Selain mendidik mereka sebagai kader jumantik PSN DBD di sekolah, juga bertujuan menanamkan rasa tanggung jawab terhadap diri dan lingkungan sekitar.

"Sehingga anak-anak sekolah yang menjadi kader jumantik tersebut juga bisa menjadi kader di lingkungan tempat tinggalnya," katanya.

Baca juga: Hasil Real Count Sementara DPR RI, Golkar Juara di Dapil Sumedang-Majalengka-Subang

Siswa sekolah memiliki peran dan potensi yang besar dalam pencegahan DBD, karena bagaimanapun pencegahan itu lebih baik daripada mengobati.

"Mari bersama kita menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita untuk mencegah terkena penyakit DBD," katanya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved