Pemilu 2024

TPS 35 di Kampung Rancabali, Paseh, Dibangun di Sisi Sungai Cikaro, KPPS Siap Pindah Jika Banjir

"Di RW ini semua TPS nya rawan terendam banjir, selain TPS 35 ada TPS 33 di RT 2 dan TPS 34 di RT 3. Di RW 14 ada TPS 41"

Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Adityas Annas Azhari
Tribun Jabar/Lutfi Ahmad Mauludin
TPS 35 di Kampung Rancabali RW 12, Desa Sukamantri, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung yang.didirikan di samping bantaran Sungai Cikaro, anak Sungai Citarum, Selasa (13/2/2024). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kabupaten Bandung, memiliki wilayah dataran tinggi hingga dataran rendah sehingga terdapat berbagai potensi bencana di musim hujan ini seperti longsor, banjir, angin puting beliung, dan lainnya.

Pada pencoblosan Pemilu 2024 yang akan digelar besok, terdapat beberapa tempat pemungutan suara (TPS) yang rawan banjir, seperti halnya TPS di Kampung Rancabali, RT 04, RW 12, Desa Sukamantri, Kecamatan Paseh.

Salah satunya TPS 35, yang didirikan tepat di samping bantaran Sungai Cikaro, anak Sungai Citarum. Jika hujan turun atau debit air Sungai Citarum tinggi, biasanya air Sungai Cikaro meluap ke permukiman warga.

Menurut warga setempat, bukannya tak ingin memilih lokasi TPS di tanah lapang yang datarannya lebih tinggi, namun di kampung tersebut sudah tak ada lagi tanah lapang kecuali di lokasi tersebut atau sama rendahnya.

TPS 35 di Kampung Rancabali RW 12, Desa Sukamantri, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung yang.didirikan di samping bantaran Sungai Cikaro, anak Sungai Citarum, Selasa (13/2/2024).
TPS 35 di Kampung Rancabali RW 12, Desa Sukamantri, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung yang.didirikan di samping bantaran Sungai Cikaro, anak Sungai Citarum, Selasa (13/2/2024). (Tribun Jabar/Lutfi Ahmad Mauludin)

Hal ini karena kampung itu padat penduduk, rumah-rumahnya terlihat berdempetan, dan jalannya menggunakan jalan gang.

TPS tersebut dibangun di tanah lapang dengan menggunakan tenda, Selasa (13/2/2024) sore, para petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS), TPS 35 Kampung Rancabali, sibuk menghias TPS.

Terlihat beberapa orang sedang membuat janur untuk menghiasi TPS tersebut, hingga pukul 16.00, logistik pemilu, belum dikirim ke TPS tersebut.

Baca juga: Pj Gubernur Jabar Minta Pemda Siapkan Lokasi TPS yang Aman di Lokasi Banjir di Kertajati Majalengka

Hal itu dikarenakan lokasi kampung berada di ujung perbatasan, dan mengingat rawan banjir, para petugas juga mempertimbangkan situasi atau cuaca yang ada.

Ketua KPPS 35, Rohmat (52), membenarkan kampungnya rawan terendam banjir akibat luapan Sungai Cikaro.

"Di sini kerap terendam banjir karena datarannya sangat rendah. Jadi jika debit air Sungai Citarum tinggi, air sungai ini kembali dan meluap ke permukiman ini," kata Rohmat.

Baca juga: Perahu Karet Disiapkan Untuk Antisipasi Banjir di TPS Saat Pencoblosan Pemilu di Kabupaten Bandung

Rohmat menyebutkan, pihaknya juga sudah melakukan antisipasi jika terjadi banjir.

"Jadi kalau terjadi banjir, antisipasinya akan dipindahkan ke Masjid, atau kalau lebih besar, di pindahkan ke lantai dua Madrasah," tuturnya.

Adapun jarak TPS dengan Masjid sekitar 30 meter, dan jarak TPS dengan madrasah sekitar 50 meter.

Baca juga: 10 TPS di Cirebon Terpaksa Dipindah karena Lokasinya Terancam Banjir, 2 Kecamatan Rawan Banjir

"Namun kalau melihat kondisi cuaca panas gini, kami optimis mudah-mudahan tak hujan, dan pemungutan suara hingga penghitungan berjalan lancar," ucapnya.

Rohmat mengatakan, selain TPS 35 semua TPS di kampungnya memang rawan banjir, karena daerahnya kerap dilanda banjir.

"Di RW ini semua TPS nya rawan terendam banjir, selain TPS 35 ada TPS 33 di RT 2 dan TPS 34 di RT 3. Di RW 14 ada TPS 41," katanya.

Baca juga: 12 TPS Pemilu di Kabupaten Cirebon Terancam Terdampak Banjir, Ini yang Dilakukan KPU

Menurut Rohmat di TPS tersebut terdapat sekitar 250 pemilih, sedangkan di RW nya, terdapat sekitar 750 pemilih.

Meski semua TPS itu berada di lokasi banjir, kata Rohmat, tapi sudah ada antisipasi dan jalur evakuasinya, jika terjadi banjir.

"Jadi memang jadi KPPS di sini terdapat tantangan lebih, kalau terjadi banjir," ujar Rohmat, yang dibenarkan anggotanya, Diana Maulana (34).

Baca juga: Antisipasi Terjadi Banjir saat Pemilihan, Pemkot Bandung Upayakan Lokasi Cadangan di Gedung Sekolah

Dian membenarkan, dengan menjadi KPPS di lokasi banjir ada tantangan lebih, jika terjadi banjir harus siap dan siaga untuk antisipasi dan evakuasi logistik.

"Ya, ada kekhawatiran banjir, tapi mudah-mudahan tak banjir jika melihat cuaca cerah seperti ini," tuturnya.

Diana mengungkapkan, terakhir banjir yang merendam kampungnya terjadi pada Januari 2024.

Baca juga: FAKTA-fakta Banjir di Sejumlah Titik di Jabar,dari Sumedang sampai Indramayu, Ribuan Orang Terdampak

"Tingginya hingga mencapai paha," ujar Dian, sambil menunjukan pahanya.

Adapun banjir terbesar kata Dian, terjadi pada Maret 2018.

"Itu banjirnya sampai dua meter lebih. Mudah-mudahan saat pemilu hingga selesai nanti tak terjadi banjir," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved