Panceklik Beras Diprediksi Berlangsung hingga April, Harganya Bisa Timbulkan Kegaduhan

Harga beras terus meroket lantaran produksi beras domestik terbatas. Kondisi ini diprediksi akan berlangsung hingga April 2024.

Penulis: Nappisah | Editor: Giri
Tribun Jabar/Nappisah
Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori. 

Khudori juga menyinggung harga gabah di pasar melambung tinggi. 

“Info dari Jatim, misalnya, harga antara Rp 8.400 hingga Rp 8.800/kg gabah kering panen. Ini amat tinggi. Untuk jadi beras setidaknya harganya antara Rp 15.000 hingga Rp16.000/kg,” imbuhnya. 

Saat ini, harga eceran tertinggi (HET) beras jauh di bawah itu. Hal tersebut yang membuat pedagang beras dan penggilingan padi menjerit. 

“Karena itu, penting buat pemerintah lewat Badan Pangan Nasional untuk menimbang ulang HET beras,” kata dia. 

Kebijakan yang sudah berlaku sejak September 2017 itu perlu dievaluasi efektivitasnya di pasar seperti apa, termasuk dampaknya pada ndustri perberasan secara keseluruhan. 

“Dalam waktu yang sama, tidak ada salahnya buat Badan Pangan Nasional untuk menghitung ulang biaya produksi padi. Jangan-jangan harga gabah yang tinggi dan terus naik itu lantaran struktur ongkos produksi memang sudah berubah,” ucapnya. (*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved