Berita Viral

Viral, Pegawai Dilarang Hamil oleh Kepala Puskesmas di Palembang, Inspektorat Sebut Miskomunikasi

Puskesmas Sabokingking yang terletak di Kota Palembang, Sumatra Selatan, menjadi sorotan karena kepalanya diduga memperlakukan pegawai tidak manusiawi

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Sripoku.com/Reigan Riangga
Belasan pegawai melaporkan Kepala Puskesmas Sabokingking ke Inspektorat Palembang atas dugaan perlakuan tidak manusiawi pada Rabu (7/2/2024). Salah satu keluhannya yaitu para pegawai yang dilarang hamil. 

TRIBUNJABAR.ID - Puskesmas Sabokingking yang terletak di Kota Palembang, Sumatra Selatan, menjadi sorotan karena kepalanya diduga memperlakukan pegawai tidak manusiawi.

Bahkan, belasan pegawai melaporkan Kepala Puskesmas Sabokingking ke Inspektorat Palembang atas kasus tersebut pada Rabu (7/2/2024).

Salah satu pegawai Puskesmas Sabokingking, yang berinisial DA menuturkan, ia merasa sangat kecewa dengan sikap arogan dan tidak manusiawi atasannya tersebut.

Menurut DA, sejumlah aturan pun dilanggar oleh kepala puskesmas hingga seenaknya membuat aturan pribadi.

Salah satunya, kata DA, uang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang seharusnya menjadi hak pegawai ditahan oleh pegawai puskesmas tersebut.

Lebih parahnya lagi, lanjut DA, para pegawai perempuan dilarang hamil selama bekerja.

Bahkan, pegawai juga dilarang merawat keluarga yang sakit atau kepentingan lain tanpa seizin pimpinan.

DA mengaku, perlakuan tidak manusiawi tersebut telah berlangsung selama kurang lebih enam tahun terakhir.

"Selama lima tahun terakhir dan saat ini dalam enam tahun terakhir, kami bekerja di bawah tekanan kepala puskesmas," ungkap DA, dikutip dari Sripoku, Rabu.

Baca juga: Viral, Video Detik-detik Pemilik Warung di Pandeglang Dibunuh dan Dirampok, Pelaku Berusia 19 Tahun

"Kami dilarang hamil, tidak diperbolehkan merawat keluarga yang sakit, menggunakan telepon, atau melakukan kegiatan lainnya tanpa izin beliau," tambahnya.

"Lebih parahnya lagi, beliau menahan uang JKN yang seharusnya menjadi hak kami," jelasnya.

Dengan alasan tersebut, DA berharap laporan tersebut mendapatkan tindak lanjut dan kejelasan.

Inspektorat Sebut Miskomuniaksi

Kepala Inspektorat Kota Palembang Jamiah Haryati membenarkan adanya laporan pegawai puskesmas terkait sikap pimpinannya yang dianggap arogan.

Terdapat sedikitnya 18 pegawai Puskesmas Sabokingking yang melayangkan laporan itu kepada pihaknya.

Menindaklanjuti laporan tersebut, pihaknya telah melakukan klarifikasi baik kepada kepala Puskesmas maupun Dinas Kesehatan Palembang terkait masalah tersebut.

Menurut Jamiah, permasalahan ini hanya sebatas miskomunikasi.

"Ini hanya masalah komunikasi saja. Sudah kita klarifikasi," tutur Jamiah, Rabu.

"Curhat dari karyawan juga sudah kita dengarkan bersama Kepala Puskesmas serta Dinkes Palembang," tambahnya.

Jamiah menambahkan, potongan dan penahanan uang JKN yang dikeluhkan para pegawai tidak benar adanya.

Hal itu, kata Jamiah, karena menjadi kebijakan meskipun tanpa adanya musyawarah terlebih dulu.

Kendati itu, Jamiah menyampaikan kepada para pegawai Puskesmas Sabokingking agar lebih berani menyampaikan keluhan mereka jika ada hal yang dirasa janggal saat mediasi atau klarifikasi bersama.

"Semoga hal ini kedepannya semakin baik, nyaman saat bekerja dan tidak terulang lagi kedepannya," ujarnya.

Baca juga: Viral, ASN di Singkawang Buat Konten Siksa Monyet, Videonya Dijual Rp1 Juta ke Orang Luar Negeri

Tanggapan PJ Walikota Palembang

Pj Walikota Palembang Ratu Dewa menjelaskan, pihaknya meminta kepada Inspektorat untuk melakukan verifikasi jika ada laporan resmi sementara ini.

Mekanismenya, laporan resmi ditindaklanjuti dengan dibentuknya sebuah tim khusus untuk menangani masalah tersebut.

Dimana, mekanismenya jika telah ada laporan resmi, maka selanjutnya akan dibentuk Tim khusus.

"Timsus ini gabungan Inspektorat, BKPSDM, bagian hukum, setelah ada rekomendasi dari pengawasan internal di samping laporan resmi ke walikota baru akan disikapi untuk ditindaklanjuti," kata Ratu Dewa, dikutip dari Sripoku, Kamis (8/2/2024).

Meskipun telah ada klarifikasi dari masing-masing pihak, lanjut Ratu Dewa, pihaknya akan tetap menyorot permasalahan ini demi kenyamanan pegawai agar bisa memberikan pelayanan pada masyarakat.

"Jadi muaranya ini nanti apakah kena hukuman ringan sedang dan berat. Itu juga akan dibawa ke dalam rapat penjatuhan disiplin," ungkap Ratu Dewa.

Curhatan Mantan Pegawai

Sementara itu, curhatan akun yang diduga mantan pegawai Puskesmas Sabokingking pun menjadi sorotan di media sosial.

Akun Instagram @du**********in mencurahkan keresahannya melalui akun Instagram @tribunsumsel yang membagikan kabar pegawai melaporkan kepala puskesmas tersebut.

Menurut pemilik akun, dirinya kehilangan anaknya saat bekerja di Puskesmas Sabokingking, tepatnya pada tahun 2020.

"Dua anak saya hilang di Sabokingking...thn 2020 saya hamil anak ketiga...zaman lagi panas2nya covid..jaga ruangan poli umum pake hazmat..hamil dengan komplikasi....kalo temen2 di puskes lain pas hamil tidak langsung berhadapan dengan pasien..saya malah di suruh jaga di ruang poli umum...dengan hazmat yg sesak..bernafas pun saya susah apalagi janin saya...alhasil anak saya meninggal dalam kandungan di usia 24 minggu...kemudian beberapa bulan kemudian saya hamil kembali..saya meminta untuk absen finger di lantai 2 dipindah ke lantai 1...mengingat saya kesulitan turun naik tangga karena komplikasi kehamilan yg mengharuskan saya jgn terlalu sering turun naik tangga...dan dikantor yg lantai 5 sekalipun biasanya absensi diletakkan di lantai 1...tapi tetap tidak diindahkan...alhasil setelah 2 bulan saya mengalami keguguran.....," curhatnya dalam kolom komentar.

Tak tahan dengan situasi kerja yang berlaku di Puskesmas Sabokingking, sosok yang diduga mantan pegawai itu akhirnya mengajukan mutasi pindah tugas ke puskesmas lain.

Padahal selama ini dia merasa sudah bekerja dengan rajin, menjalankan tugas sesuai kebijakan yang diterapkan, namun kerja keras itu tidak diimbangi dengan haknya sebagai pegawai.

"Saya kemudian mengajukan mutasi ke puskesmas lain...sempat ingin berhenti kerja..karena psikis saya sangat terguncang....ada bbrp hal lagi yang ingin saya cerita tapi saya kira teman2 di Sabokingking sudah tau semua alasan kepindahan saya...saya bekerja dengan penuh tanggung jawab....program yang beliau berikan pun selalu saya kerjakan...saya termasuk yg paling rajin...boleh di cek data saya di tata usaha...seringkah saya izin kerja...tapi..saya merasa setelah kewajiban yg saya jalankan sebagai pegawai tidak di imbangi dengan hak saya sebagai pegawai....," ujarnya.

Terakhir, dalam tulisannya, akun tersebut meminta pemimpin puskesmas untuk memperhatikan kesejahteraan pegawai.

Dia menyebut, seorang pemimpin boleh saja menerapkan kerja keras dan disiplin namun jangan sampai menyakiti hati pegawainya.

"Saya berharap semua yg terbaik untuk kedepannya.....pemimpin yang baik selalu mengutamakan kesejahteraan pegawai...tolong lindungi kami...puskesmas rumah kedua bagi kami...seharusnya ada rasa kekeluargaan...boleh keras..disiplin...tapi jangan sampai menyakiti hati kami.....semoga semakin baik kedepannya...dan semoga beliau lebih merangkul kami...karena kerja di puskesmas kerja tim....kita pasti membutuhkan satu sama lain..salam ke keluarga dari saya mantan pegawai puskesmas sabokingking," tulisnya.

(Tribunjabar.id/Rheina) (Sripoku.com/Reigan Riangga)

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.

#BeritaViral

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved