Kandungan Nutrisi Hampir Setara ASI, Dewan Minyak Sawit Kembangkan Pengolahan Sawit Dry Process

melalui pengolahan secara dry process, kelapa sawit bisa menjadi minyak bernutrisi tinggi melebihi minyak nabati lainnya.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/MUHAMAD SYARIF ABDUSSALAM
Plt Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia, Sahat M Sinaga, dalam workshop industri hilir kelapa sawit di Kota Bandung, Kamis (1/2/2024). 

Para petani pun bisa memilik PO Mill sendiri dengan teknologi dry-process sehingga industri hilir berkembang.

Baca juga: PT Goopo Inovasi Indonesia Raih Doubel Award dan Inisiasi Program Sawit Sapi

Produknya pun, memiliki kualitas dan nilai ekonomi lebih tinggi daripada minyak goreng.

"Kembangkan pasar dalam negeri dengan memanfaatkan functional foods melalui sebaran UMKM atau kuliner sehingga dalam waktu yang cepat Kemenkes dapat memberantas avitaminosis dan stunting," katanya.

Sahat mengatakan pengolahan hulu kelapa sawit secara dry process ini segera dimulai di Wajo, Sulawesi Selatan dan Seruyan, Kalimantan Tengah.

Karena itu, pihaknya menyiapkan pabrik hilirnya di Gresik, Jawa Timur, berkapasitas 100 ton per hari.

"Tapi kita tidak jual minyak goreng. Kita jual minyak makan sehat full nutrisi itu yang diproses melalui dry-process," katanya.

Bahkan, pihaknya menyiapkan fabrikasi alat penggoreng dengan tekanan rendah yang dapat menjaga nutrisi minyak makan tersebut supaya tidak rusak seperti menggoreng secara biasanya.

"Biaya produksi dry process itu lebih rendah daripada wet process. Kalau yang wet process, yang konvensional itu, per tonnya butuh Rp 4,5 miliar," ujarnya.

"Kalau dry-process Rp 3,8 miliar. Kenapa dia lebih murah, karena dia tidak memakai steam. Mesinnya lebih simpel tidak seperti yang sekarang," katanya.

Pengolahan sawit secara dry-process, katanya, lebih ramah lingkungan karena memiliki emisi karbon lebih rendah 78 persen dari cara biasanya.

IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id, untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI

"Kami ingin produksinya melalui UMKM, sehingga kampung-kampung bisa maju, dan bisa sehat. Maka dari itu, perlu dikelola Kementerian Kesehatan untuk riset gizinya," ucap Sahat. (*)

Baca juga: Apkasindo Beri Gelar Pahlawan Petani Sawit kepada Kajati Riau Supardi

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved