Informatika UNPAR Menjadi Jawaban problematika Artificial Intelligence

AI memberikan tantangan baru dalam cara belajar, bekerja, dan berinteraksi serta kapabilitas AI telah mengalami pertumbuhan secara eksponensial.

Editor: Siti Fatimah
istimewa
Mahasiswa Program peminatan Artificial Intelligence dibawah naungan Program Studi Informatika UNPAR. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - AI (Artificial Intelligence) telah mengambil alih skill manusia di berbagai sektor pekerjaan. Hal ini diungkapkan Pj. Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin, S.E., M.T. dalam kesempatannya pada Orasi Dies ke-69 Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) beberapa pekan yang lalu.

Lebih lanjut dikatakan bahwa AI mengubah segalanya.

Laju dan kompleksitas perkembangan teknologi telah melampaui batas kemampuan adaptasi manusia.

Di samping itu, AI memberikan tantangan baru dalam cara belajar, bekerja, dan berinteraksi. 

Dalam satu dekade terakhir, kapabilitas AI telah mengalami pertumbuhan secara eksponensial.

Salah satu jenis AI yang berkembang pesat dan sangat populer saat ini adalah model Generative AI (GAI). GAI memiliki kemampuan untuk menghasilkan media (teks, suara, gambar, dlsb) sebagai respons atas prompt—perintah atau petunjuk berupa pernyataan dan/atau pertanyaan dalam bahasa manusia—yang diberikan oleh pengguna.

Program peminatan Artificial Intelligence dibawah naungan Program Studi Informatika UNPAR
Program peminatan Artificial Intelligence dibawah naungan Program Studi Informatika UNPAR (istimewa)

Contoh pemanfaatan GAI adalah untuk mengotomatisasi proses peyulihan suara (dubbing) pada suatu film, sesuatu yang sebelumnya membutuhkan skill manusia untuk menerjemahkan dialog ke dalam bahasa yang berbeda dan membutuhkan manusia untuk mengucapkannya.

Selain mendukung kemajuan peradaban manusia, penggunaan AI juga menimbulkan banyak permasalahan baru yang dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan.

Karenanya, timbul kekhawatiran mengenai bagaimana relasi AI dan manusia (sebagai pembuatnya) di masa yang akan datang: “Apakah manusia akan selalu dapat mengendalikan AI?”

Upaya untuk mengendalikan AI juga dilakukan di berbagai tingkatan yang berbeda.

Di tingkat internasional, UNESCO telah merilis ‘Recommendation on the Ethics of Artificial Intelligence’ pada tahun 2021.

Sedangkan di tingkat nasional, saat ini pemerintah Republik Indonesia sedang menyusun regulasi terkait AI.

Regulasi tersebut mengadopsi rekomendasi dari UNESCO dengan penyesuaian agar selaras dengan konteks bangsa dan negara Indonesia.

Bagaimana di tingkat individual/perorangan? Upaya pengendalian AI menjadi sangat esensial karena pengguna individulah yang harus beradaptasi dan berhadapan langsung dengan AI dalam kehidupan sehari-hari. 

Program peminatan Artificial Intelligence dibawah naungan Program Studi Informatika UNPAR mencoba memberi jawaban atas permasalahan AI tersebut.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved