Ancaman Penyakit Pangkal Busuk Batang Akibat Genoderma Kian Menakutkan bagi Industri Kelapa Sawit
“Ketika pandemi Covid industri kelapa sawit bertumbuh, sawit menjaga neraca perdagangan tetap positif”
Penulis: Nappisah | Editor: Adityas Annas Azhari
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit, dihadapi banyak tantangan dan persoalan di lapangan.
Pengaruh produksi di antaranya penyakit pangkal busuk batang yang disebabkan oleh ganoderma (sejenis cendawan).
Kelapa sawit salah satu komoditas yang masih menjajikan dan jadi tumpuan untuk menjaga perekonomian nasional terjaga.

Ekspor pertanian didominasi oleh minyak kelapa sawit yang nilainya tahun 2022 USD34,94 miliar atau sekitar Rp 600 triliun.
Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah, mengatakan perkebunan rakyat yang terkena Ganoderma mencapai 46.767 ha, paling besar di Sumut yang sudah masuk generasi ke lima, 34.000 hektare.
Perkebunan rakyat yang terkena tersebar di 12 provinsi yaitu NAD, Sumut, Riau, Sumbar, Jambi, Bangka Belitung, Sumsel, Lampung, Kalteng, Kaltim, Kalbar dan Sulbar.
Baca juga: SOSOK Surya Darmadi Koruptor Lahan Sawit Rp 78 T yang Ditahan Kejagung, Masuk Daftar Orang Terkaya
“Pemerintah melakukan pemantauan dan pelaporan ganoderma di semua provinsi, dengan aplikasi sistem informasi informasi pelaporan dan rekap data (sipereda OPT). Informasi pengendalian OPT melalui aplikasi sistim informasi kesehatan tanaman (sinta),” ujarnya pada simposium ganoderma di Holiday Inn Pasteur, Kota Bandung, Selasa (30/1)
Diharapkan semua pihak bersinergi untuk mengendalikan penyakit ini dan diberi masukkan konktrit kepada pemerintah.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit, Eddy Martono, menyatakan industri kelapa sawit merupakan industri yang mengelola sumber daya alam untuk pangan dan energi.
Baca juga: Apkasindo Beri Gelar Pahlawan Petani Sawit kepada Kajati Riau Supardi
“Ketika pandemi Covid industri kelapa sawit bertumbuh, sawit menjaga neraca perdagangan tetap positif,” tuturnya.
Selain penghasil devisa yang sangat besar, industri kelapa sawit juga memuka lapangan kerja 16,2 juta orang baik langsung atau tidak langsung.
“Penyakit busuk pangkal batang yang diakibatkan ganoderma merupakan salah satu ancaman terhadap keberlanjutan sawit Indonesia. Sering terjadi baik di perusahaan dan perkebunan rakyat, terlambat menyadari sehingga harus dieridikasi,” paparnya.
Baca juga: Untuk Kesejahteraan Rakyat, Menko Airlangga: Industri Kelapa Sawit Harus Diiringi Sustainability
Menurutnya, banyak upaya untuk melakukan mitigasi ganoderma seperti sanitasi, deteksi dini dan rekayasa tanaman tahan ganoderma.
“Hasilnya belum memuaskan sehingga harus dilakukan berbagai upaya. Serangan ganoderma sudah meluas di sentra provinsi sawit dan pengendaliannya sangat spesifik lokasi, sehingga mitigasi A misalnya berhasil di satu provinsi belum tentu berhasil di provinsi lain,” ungkapnya.
Ia menegaskan, bila semakin banyak tanaman yang terkena dan eridikasi banyak yang dilakukan maka populasi tanaman berkurang dan produksi dan produktivitas menurun.
Baca juga: Viral Kapolsek Bungaraya Keciduk Bawa Keluar Tersangka Korupsi, Akui Antar Berobat & ke Kebun Sawit
Ketua Bidang Agronomi P3PI, Dadang Gusyana. menyatakan diperkirakan tahun 2050 hingga 2100 produksi Sawit tidak lagi berkelanjutan karena serangan ganoderma.
“Di Indonesia, data valid total luas lahan sawit yang terkena penyakit busuk pangkal batang belum diketahui. Data dari pengamatan dinas perkebunan di lahan sawit milik petani,” katanya.

Total luas lahan sawit yang terserang sekitar 2.428 hektare dengan nilai kerugian Rp 3,6 miliar.
Secara biologist ganoderma tergolong pada kelompok cendawan yang lemah. Serangan pada kelapa sawit menjadi dominan, karena terjadi ketidakseimbangan agroekosistem di perkebunan kelapa sawit dan tidak adanya cendawan kompetitor dalam tanah.
Akibatnya, akan menurun unsur hara organik dalam tanah dan aplikasi herbisida yang tidak bijaksana.
Baca juga: Mentan Pastikan Anggaran Pupuk Subsidi Tahun 2024 Tambah Rp 14 Triliun, Pupuk Kujang Dukung Penuh
Namun, bukan berarti ganoderma tidak bisa dicegah. Pada prinsipnya, ganoderma tidak akan masuk atau menyerang tanaman jika tanamanan tersebut sehat.
Sekjen P3PI, Hendra J Purba mengatakan Jawa Barat bukan provinsi sentra sawit.
“Namun, mengenalkan kelapa sawit ke wilayah-wilayah yang tidak ada sawit, semakin banyak masyarakat yang mengenal sawit sebagai penopang perekonomian nasional,” kata Hendra. (*)
Wilayah Pesisir Kesenden DIlirik Investor, Perkebunan Kelapa Thailand Bakal Segera Hadir di Cirebon |
![]() |
---|
Penjelasan 17 Paket Stimulus Ekonomi 8+4+5 yang Baru Diluncurkan Pemerintah: Termasuk Untuk Nelayan |
![]() |
---|
Sinergi Kemenkum Jabar dan Dinas Perkebunan, Petakan Perlindungan Kekayaan Intelektual Komunal |
![]() |
---|
Penghargaan untuk Para Pelaku Inovasi Sawit: dari Teknologi Pengolahan hingga SDM Unggul |
![]() |
---|
Pemerintah Waspadai Tarif AS, Sawit Indonesia Bidik Pasar Afrika & Timur Tengah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.