Ramadhan 2024
Jadwal Puasa Ramadhan 2024 Menurut Pemerintah dan Muhammadiyah, Diprediksi Pertengahan Maret
Simak informasi mengenai jadwal puasa Ramadhan 2024 menurut pemerintah dan organisasi Islam Muhammadiyah.
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
TRIBUNJABAR.ID - Simak informasi mengenai jadwal puasa Ramadhan 2024 menurut pemerintah dan organisasi Islam Muhammadiyah.
Setiap tahunnya, umat Islam menjalankan puasa wajib setahunnya pada bulan Ramadhan selama satu bulan penuh.
Terdapat perbedaan penetapan hari pertama melaksanakan puasa Ramadhan pada tahun 2024 ini.
Menurut Pemerintah
Berdasarkan kalender Hijriah yang telah dirilis Kementerian Agama, bulan Ramadhan diprediksi bertepatan pada pertengahan Maret 2024.
Umat Muslim diperkirakan bisa memulai puasa pada Selasa, 12 Maret 2024 yang bertepatan dengan 1 Ramadhan 1445 H.
Kendati demikian, penetapan 1 Ramadhan akan kembali diumumkan setelah Kementerian Agama menggelar sidang isbat.
Menurut Muhammadiyah
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengusulkan 1 Ramadhan 1445 Hijriyah jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.
Baca juga: Link Download Kalender Hijriah 2024 PDF Resmi dari Kemenag, Termasuk Jadwal Puasa Ramadhan 1445 H
Penetapan usulan itu ditulis dalam surat keputusan Hasil Hisab Awal Ramadhan, 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah 1445 Hijriah yang dikeluarkan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Rabu (17/1/2024).
Sebelumnya, PP Muhammadiyah mengusulkan awal Ramadhan pada 11 Maret 2024.
Kendati demikian, penetapan 12 Maret 2024 sebagai awal Ramadhan diambil berdasarkan hasil perhitungan hisab hakiki wujudul hilal.
Pada 10 Maret 2024 diperkirakan saat matahari terbenam, bulan sudah berada di ufuk wilayah Indonesia kecuali bagian Indonesia Timur seperti Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Perhitungan hisabnya, saat matahari terbenam di Yogyakarta 10 Maret 2024, bulan berada di ketinggian -07 derajat di posisi 48 lintang selatan dan 110,21 bujur timur.
Metode Menentukan Jadwal Puasa Ramadhan
Penetapan jadwal puasa atau 1 Ramadhan biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu metode hilal dan hisab.
Dua metode tersebut digunakan merujuk pada cara yang diterapkan oleh organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Berikut penjelasan lengkapnya, dikutip dari Kompas.com.
Rukyatul Hilal
Menurut Lapan, metode rukyat atau rukyatul hilal adalah adalah aktivitas pengamatan hilal dengan melihat secara langsung atau menggunakan teleskop.
Semetara dilansir dari laman bali.kemenag.go.id, hilal adalah nampaknya bulan sabit muda pertama setelah terjadinya konjungsi (ijtimak atau bulan baru) di arah matahari terbenam yang dijadikan acuan jatuhnya awal bulan dalam kalender Hijriyah termasuk Ramadhan.
Waktu pengamatan hilal yaitu pada hari ke-29 untuk menentukan apakah hari berikutnya sudah terjadi pergantian bulan atau belum.
Metode rukyatul hilal digunakan oleh Nahdlatul Ulama (NU) dengan melakukan pengamatan di beberapa titik di Indonesia.
Baca juga: Pengurus Pusat Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriyah Bertepatan dengan 11 Maret 2024
Dalam metode rukyat, hilal yang berada di bawah ketinggian dua derajat mustahil diamati dengan mata, namun jika lebih dari dua derajat maka hilal memungkinkan untuk dilihat dengan mata telanjang.
Pada 2023, Kementerian Agama mengadopsi kriteria baru yaitu kesepakatan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) di mana tinggi bulan baru yang teramati minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.
Jika menggunakan metode rukyat, maka visual hilal yang teramati akan menjadi tanda bahwa esok hari akan jadi hari pertama bulan dalam kalender Hijriah.
Namun jika hilal tidak terlihat maka disepakati bahwa lusa adalah waktu jatuhnya awal bulan, dan berlaku baik untuk penentuan awal bulan Ramadhan dan bulan-bulan lain termasuk Syawal.
Hal ini disebut dengan istikmal yaitu melakukan pembulatan jumlah hari sampai tiga puluh hari sebelum dimulainya bulan yang baru.
Metode Hisab
Dilansir dari laman suaramuhammadiyah.id, metode hisab adalah serangkaian proses perhitungan yang salah satunya bertujuan menentukan posisi geometris benda langit untuk kemudian mengetahui waktu di mana benda langit menempati posisi tersebut, atau mengetahui apakah suatu siklus waktu sudah mulai atau belum.
Cara menentukan awal bulan, termasuk tanggal 1 Ramadhan menurut Muhammadiyah ini berguna dalam menentukan awal bulan pada kalender Kamariah atau bulan dalam kalender Hijriyah.
Tarjih Muhammadiyah diketahui meyakini hisab hakiki dengan acuan ijtimak atau konjungsi sebagai batas kulminasi awal dan akhir bulan Qomariyah.
Metode hisab Muhammadiyah diketahui menggunakan tiga kriteria yaitu telah terjadi ijtimak bulan-matahari, ijtimak terjadi sebelum terbenam matahari, dan bulan di atas ufuk atau belum terbenam pada saat matahari terbenam.
Kemudian hilal dianggap sudah wujud (terlihat) apabila matahari terbenam lebih dahulu daripada terbenamnya hilal walaupun hanya berjarak kurang dari satu menit.
Sementara, penetapan hasil hisab yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan dikeluarkan sebagai maklumat untuk kemudian digunakan oleh umat.
Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.
Hilal 1 Syawal 1445 H Tidak Teramati Observatorium Bosscha Imbas Cuaca Mendung di Wilayah Bandung |
![]() |
---|
Jadwal Buka Puasa 29 Ramadhan Selasa 9 April 2024 di 6 Wilayah Pantura, dari Karawang hingga Cirebon |
![]() |
---|
Jadwal Buka Puasa 29 Ramadhan 9 April 2024 di Wilayah Priangan Timur, Sumedang hingga Tasikmalaya |
![]() |
---|
Jadwal Buka Puasa 29 Ramadhan 9 April 2024 di Kota Bandung, Cimahi, dan Sekitarnya, Lengkap Doanya |
![]() |
---|
Jadwal Buka Puasa 28 Ramadhan 8 April 2024 di Wilayah Bandung, Cimahi dan Sekitarnya, Lengkap Doanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.