Pemilu 2024

"Pemilu 2024 Paling Menegangkan" Kata TPN Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang Menduga Ada Intimidasi

Wakil Deputi Hukum TPN, Henry Yosodiningrat, menyinggung dugaan adanya kriminalisasi terhadap beberapa pihak saat pemilu berjalan.

Editor: Hermawan Aksan
Tangkap layar kanal YouTube PDI Perjuangan
Pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD saat deklarasi di Kantor DPP PDIP Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2023). Tim Pemenangan Nasional (TPN) calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD menilai, Pemilihan Umum (pemilu) 2024 merupakan pemilu yang paling menegangkan. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 merupakan pemilu yang paling menegangkan.

Hal itu dikatakan Tim Pemenangan Nasional (TPN) calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Wakil Deputi Hukum TPN, Henry Yosodiningrat, menyinggung dugaan adanya kriminalisasi terhadap beberapa pihak saat pemilu berjalan.

Henry mencontohkan laporan polisi terhadap Juru Bicara (Jubir) TPN Aiman Witjaksono dan dugaan intimidasi yang diterima seniman Butet Kartaredjasa saat pementasan.

Henry meminta pemerintah, termasuk Komisi Pemilihan Umum (KPU), untuk tidak memihak kepada pasangan tertentu dalam kontestasi politik yang ada.

Menurutnya, dugaan adanya keberpihakan dari penguasa sudah mulai dirasakan masyarakat.

"Saya ingin menyampaikan satu harapan kepada pemerintah sekarang ini, yang dihadapi oleh masyarakat bukan peserta pemilu atau pasangan calon," kata Henry dalam konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/12/2023).

"Yang dirasakan masyarakat adalah keberpihakan penguasa, keberpihakan penguasa di sini, ya KPU misalnya, termasuk (dugaan) kecurangan," katanya.

Baca juga: "Anak Tak Dididik Instan Ya Pak" Kata Istri Ganjar Pranowo saat Tinjau Desa Pembuat Nopia di Jateng

Henry mengaku mendengar keluhan dari masyarakat yang mendapat intimidasi dari pihak tertentu lantaran mendukung salah satu paslon dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini mengaku mendengar langsung pengakuan dari para pihak yang mendapatkan intimidasi tersebut.

"Waktu pertemuan-pertemuan (dukungan untuk calon tertentu), mereka berani memakai kaus atau seragam dari satu pasangan calon."

"Tapi, ketika mereka sudah kembali ke lingkungannya mereka takut, mereka enggak berani untuk pakai di situ."

"Bukan dengan tetangganya mereka takut karena perbedaan, tapi ada intimidasi-intimidasi dari pihak tertentu," kata Henry.

"Bukan cerita hoaks yang ada aparat misalnya RT, RW dimaki-maki kepala desa kaitannya untuk berpihak ke salah satu pasangan calon, itu terdapat di mana-mana," ucapnya.

Henry menilai, pemilu tahun 2024 menjadi menegangkan lantaran adanya tekanan-tekanan dari kekuasaan terhadap masyarakat.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved