Tiap Pekan Selalu Ada Kecelakaan Besar-Kecil di Jatinangor Sumedang, Ini yang Diminta Warga

Jalan di Cikuda memang menurun jika ditempuh dari Sumedang tujuan Bandung. Kecuali menurun, jalanan juga berkelok tajam.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Satu mobil derek berkabin "bayawak" dari Badak 55 dikerahkan untuk mengevakuasi truk terguling di turunan Cikuda, Jatinangor, Sumedang, Rabu (27/12/2023) siang. 

Laporan Kontributor TribunJabar.id, Kiki Andriana dari Sumedang

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Kecelakaan lalu lintas sering terjadi di jalan raya Sumedang-Bandung, di Cikuda, Jatinangor, Sumedang.

Dalam sepekan, menurut kesaksian warga, selalu ada kecelakaan lalu lintas.

"Besar-kecil selalu ada dalam setiap pekan kecelakaan. Yang kecil kecelakaan sepeda motor, yang besar kendaraan besar," kata Yadi Haryadi (63), Warga RT 02/08 Dusun Cikuda, Desa Hegarmanah, Rabu (27/12/2023).

Dia mengatakan, kemungkinan kecelakaan itu beragam faktor penyebabnya.

Namun, kondisi jalan yang minim rambu lalu lintas dan lampu penerangan jalan umum (PJU) turut andil.

"Seharusnya ini dibikin rambu-rambu sehingga untuk melaksanakan kegiatan banyak penyeberangan motor dan mobil, keluar masuk kendaraan, itu sangat rawan kecelakaan," kata Yadi.

Menurutnya, kecelakaan kendaraan roda dua paling sering.

"Saya mohon kepada pejabat berwenang untuk dipasang rambu-rambu lalu lintas untuk menghindari kecelakaan," katanya.

Jalan di Cikuda memang menurun jika ditempuh dari Sumedang tujuan Bandung.

Kecuali menurun, jalanan juga berkelok tajam.

Ditambah, di Cikuda, banyak pertigaan jalan yang merupakan pertigaan hidup, sangat ramai dilalui orang-orang, mulai dari mahasiswa hingga pekerja pabrik.

"PJU juga, saya rasa masih kurang karena masih banyak PJU mati, sehingga mungkin menimbukan kerawanan lain seperti kriminalitas," katanya.

Mobil truk sarat muatan pasir terguling di jalan raya Sumedang-Bandung, di Cikuda, Jatinangor, Sumedang, Rabu (27/12/2023) dini hari.

Selain pasirnya tumpah, truk juga menghantam tembok depan rumah warga.

Dadan Ramdan (31), warga Dusun Gandasoli RT 03/RW 02, Kecamatan Tanjungkerta, Sumedang, yang merupakan sopir truk tersebut, mengaku tak ada aba-aba sama sekali untuk kecelakaan tunggal itu.

Dia mengatakan, mobil tak sempat mengalami oleng. Ketika ban pecah, mobil langsung terangkat ke kiri dan terguling.

"Begitu pecah langsung terguling, tak ada oleng. Sebelumnya, kondisi mobil juga prima," katanya di sekitar lokasi kejadian, Rabu pagi.

Di dalam mobil tronton bernomor polisi BE 9821 BN itu, Dadan membawa serta istrinya, Caswati (28), dan kedua putrinya, Winda (11) dan Kayla ( 6).

"Anak dan istri tidak kenapa-kenapa," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved