Mahasiwa Telkom University Belajar Komunikasi Antar Budaya di Saung Angklung Udjo

Di ruangan hijau terbuka, para mahasiswa begitu antusias mendengarkan dan mengikuti sesi tanya jawab, hingga mencoba memainkan angklung

Tribun Jabar/ Putri Puspita
Mahasiswa Telkom University saat belajar mata kuliah Komunikasi Antar Budaya di Saung Angklung Udjo 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR. ID, BANDUNG - Mahasiswa Telkom University jurusan Ilmu Komunikasi tampak begitu antusias ketika datang ke Saung Angklung Udjo untuk mengikuti mata kuliah Komunikasi Antar Budaya yang dipandu langsung oleh Direktur Utama PT Saung Angklung Udjo, Taufik Hidayat Udjo.

Di ruangan hijau terbuka, para mahasiswa begitu antusias mendengarkan dan mengikuti sesi tanya jawab, hingga mencoba memainkan angklung bersama Taufik Hidayat Udjo.

Dalam kelas yang digelar secara terbuka ini, Taufik menceritakan tentang perjuangan dan upaya Saung Angklung Udjo dalam memperkenalkan seni budaya kepada dunia luar.

"Saung Angklung ini bermula dari sebuah rumah kecil yang terbuat dari bambu dan kayu, ukuran rumahnya nggak lebih dari 200 meter persegi. Sulit mendatangkan tamu kesini, apalagi rumahnya kecil," kata Taufik di Saung Angklung Udjo, Jalan Padasuka No 118, Kamis (14/12/2023).

Baca juga: Angklung Groove Fest 2023 Sukses Digelar Saung Angklung Udjo, Jadi Upaya Pelestarian Seni Budaya

Saung Angklung Udjo ini bisa dikenal karena kegigihan orang tuanya yang berkeliling Kota Bandung membagikan kartu nama yang terbuat dari bambu.

Kartu nama yang dibagikan ini dilakukan oleh sang ayah menggunakan sepeda ke daerah Braga dan Alun-Alun dan membagikannya ke turis asing.

"Dampaknya ada yang datang meskipun nggak banyak. Tapi semuanya berjalan hingga pada tahun 90-an bisa mendatangkan pengunjung rata-rata 100 orang perhari. Di tahun 96-98 terjadi krisis moneter, tamu yang bisa mencapai ratusan itu pun hilang hampir setahun," tuturnya.

Berbagai inovasi pun dilakukan oleh Saung Angklung Udjo untuk membuat tempat ini tetap hidup dan menghidupi.

Taufik mengatakan ia pun menggaet para artis untuk tampil yang diiringi dengan musik angklung.

"Kami juga memiliki program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) dari berbagai daerah dan kami kerjasama dengan mahasiswa dari 12 negara namanya South West Pasific Dialogue untuk memperkenalkan budaya tradisional Sunda," kata Taufik.

Dalam memperkenalkan budaya yang berbeda-beda ini, kata Taufik tentunya terdapat tantangan tersendiri.

Mulai dari makanan, cara berkehidupan tentunya berbeda dengan negara lain. Melalui pendekatan humanis, Taufik mengatakan permasalahan pun bisa dipahami dan dimengerti oleh tamu dari negara lain.

"Kegiatan ini sudah 11 kali diadakan dan setiap momen perpisahannya selalu memberikan momen dan membuat mereka happy. Saya juga merasa senang karena setelah program ini ada saja peserta yang datang kembali membawa sanak keluarganya dan mereka merasa bahwa saung Angklung ini juga bagian dari hidupnya," ucapnya.

Sementara itu Pengampu Mata Kuliah Komunikasi Antar Budaya, Dindin Dimyati mengatakan kegiatan ini dilakukan supaya para mahasiswa bisa mengenal elemen budaya tradisional secara langsung.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved