Jangan Mendaki Saat Hujan atau Menginap di Sekitar Kawah Gunung Api, Akibatnya Berbahaya

Hendra menuturkan air hujan yang masuk ke kawasan kawah, bahkan meresap ke dalamnya, tentunya dapat memengaruhi aktivitas kawah.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Hermawan Aksan
Wanadri/kompas.com
Foto ilustrasi pendaki gunung. Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan, meminta agar para pendaki atau wisatawan tidak mendekati kawasan kawah gunung api saat terjadi hujan. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan, meminta agar para pendaki atau wisatawan tidak mendekati kawasan kawah gunung api saat terjadi hujan.

Tingginya curah hujan di kawasna kawah dapat memicu peningkatan aktivitas gunung api.

"Kami biasanya memberikan imbauan kalau saat hujan ini, untuk tidak mendekati kawah," kata Hendra di Kantor PVMBG, Kota Bandung, Jumat (8/12/2023).

"Kami berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk mengingatkan dan menjaga, ya, jangan dulu ada orang yang mendaki saat musim hujan. Khususnya saat mendunglah."

Hendra menuturkan air hujan yang masuk ke kawasan kawah, bahkan meresap ke dalamnya, tentunya dapat memengaruhi aktivitas kawah, terutama jika air meresap dalam volume besar.

Ia mengatakan kehati-hatian harus lebih ditingkatkan pada gunung-gunung api yang tidak mengeluarkan asap.

Sebab, pengunjung biasanya terlena tanpa kewaspadaan dan merasa aman jika di kawahnya tidak terdapat aktivitas vulkanis seperti asap.

"Kita harus lebih hati-hati, itu yang paling bahaya kalau tidak kelihatan tidak ada apa-apa."

"Kalau kelihatan gunungnya ngebul ini kan mereka sudah tahu."

"Tapi karena tidak ada apa-apa, jadi mereka merasa aman. Kalau musim hujan ini memang kemungkinannya lebih besar," katanya.

Di sisi lain, ia mengatakan selalu melakukan koordinasi dengan instansi terkait agar masyarakat tidak mendekati kawah atau menginap sekitar kawah.

Sebab gas vulkanik akan lebih terkonsentrasi karena tidak terurai oleh matahari jika cuaca sedang mendung.

"Sehingga yang camping pun bisa kena gas ini. Sudah pernah ada kejadian seperti Gunung Sindoro ketika mereka camping pergantian tahun turun ke dasar kawah, sebelum ada matahari dan dia langsung meninggal," katanya.

Ia mengatakan masyarakat pun jangan sampai terpancing oleh isu atau kabar yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Hendra mengatakan kini dengan mudah masyarakat mengakses data resmi dari Badan Geologi melalui berbagai kanal online.

Hendra menuturkan ada tujuh gunung api di Jawa Barat dan kini statusnya aktif normal atau Level 1.

Untuk mitigasi sendiri pihaknya sudah memberikan surat edaran ke semua pemerintah daerah setiap bulannya yang memperlihatkan kondisi gunung api.

Melalui laman Magma Indonesia di magma.esdm.go.id, PVMBG merilis laporan harian tingkat aktivitas gunung apinya.

Dalam laman ini, masyarakat bisa mengetahui status semua gunung api di Indonesia dan mencatat rekomendasinya jika hendak beraktivitas di gunung tersebut.

Pada saat ini, tujuh gunung api di Jawa Barat berstatus Level I (Normal).

Artinya, hasil pengamatan visual dan instrumental fluktuatif, tetapi tidak memperlihatkan peningkatan aktivitas yang signifikan.

Tujuh gunung api di Jabar adalah Gunung Ciremai, Galunggung, Gede, Guntur, Papandayan, Salak, dan Tangkubanparahu. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved