Semringahnya Perajin Terompet di Cirebon, Sempat Redup 3 Tahun Kini Banjir Pesanan untuk Tahun Baru

Di Cirebon, para perajin terompet kini mulai disibukkan dengan barang produksi berbagai macam motif terompet.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Kemal Setia Permana
Tribun Jabar/ Eki Yulianto
Perajin terompet di Desa/Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon sedang disibukkan menyelesaikan pekerjaannya membuat terompet, Kamis (7/12/2023).       

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Suara terompet tak lama lagi akan terdengar di saat malam pergantian tahun 2023 ke 2024.

Hal itu juga menandai momen pergantian tahun yang bakal kembali disemarakkan bunyi tiupan terompet setelah cukup lama  tak terdengar akibat pandemi Covid-19 selama tiga tahun terakhir.

Di Cirebon, para perajin terompet kini mulai disibukkan dengan barang produksi berbagai macam motif terompet.

Salah satu pemandangan itu terlihat di Blok Tegalan, Desa/Kecamatan Jamblang, Kabul Cirebon pada Kamis (7/12/2023).

Pantauan Tribun di lokasi, sepanjang jalan desa halaman rumah warga tampak sudah banyak dengan tumpukan terompet yang siap edar.

Para warga memproduksinya secara rumahan dengan memperkerjakan sejumlah karyawannya.

Salah satu perajin terompet di Desa/Kecamatan Jamblang, Dewi (40), mengatakan ia sempat berhenti produksi terompet selama tiga tahun terakhir.

Mennurut Dewi, baru tahun ini ia kembali kebanjiran orderan terompet, sama seperti sebelum pandemi Covid-19.

"Saya sudah nerima pesanan ribuan kodi terompet," ujar Dewi ditemui di rumahnya di Blok Tegalan, Desa/Kecamatan Jamblang, Kabul Cirebon

Dewi menyebutkan pesanan terompet sudah mulai ia kerjakan sejak bulan Agustus. 

Ribuan kodi terompet yang diproduksinya sudah dikirim ke sejumlah wilayah di Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, Jakarta dan daerah lainnya.

Setelah pesanan untuk daerah luar terpenuhi, saat ini dalam satu bulan terakhir ini, menurut Dewi, produksi dilakukan hanya sisaan bahan untuk dipasarkan di sekitar wilayahnya saja.

"Tahun ini produksinya meningkat alhamdulillah, dibanding tahun lalu, karena tiga tahun saya gak produksi karena Covid-19 sih."

Dewi menjelaskan bahwa satu kodi trompet terdiri dari 20 biji, sementara sejauh ini ia telah memproduksi sebanyak 20 ribuan terompet.

"Hampir semuanya sudah dikirim, ini sisanya saja," kata Dewi yang dibantu suaminya, Solihin (45) dan satu karyawan, saat memproduksi trompet.

Dewi menyebutkan bahwa di momen perayaan pergantian tahun ini, motif barongsai menjadi produk yang paling diminati.

Namun tidak sedikit juga motif lainnya yang diproduksi seperti motif batik, bung (model lama), naga, ayam, merak.

Namun menurutnya motif barongsai adalah paling favorit dan paling laku tahun ini karena termasuk motif terbaru.

Sementara untuk harga, Dewi membanderol mulai dari Rp95 ribu hingga 120 ribu per kodinya.

Konsumen juga bisa membeli satuan, harganya dimulai dari Rp20-25 ribu.

Dewi mengaku membuat trompet merupakan pekerjaan musiman yang menurutnya memberikan keuntungan yang relatif.

Sebab sehari-hari ia mengandalkan penghasilan sang suami yang bekerja di showroom. 

Namun begitu, usaha terompet ini telah Dewi geluti selama puluhan tahun, secara turun temurun. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved