Abu Erupsi Gunung Marapi Mulai Ganggu Jalur Penerbangan, Ketinggiannya Hampir 6 KM
Semburan abu vulkanik Gunung Marapi ternyata memiliki dampak signifikan terhadap penerbangan.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Semburan abu vulkanik hasil Erupsi Gunung Marapi ternyata memiliki dampak signifikan terhadap jalur penerbangan.
Berdasarkan hasil pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), semburan abu vulkanik mencapai ketinggian 5.891 Mdpl.
Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto menerangkan, kondisi ini menyebabkan kode warna penerbangan menjadi merah.
"Abu vulkanik bergerak ke arah utara hingga barat dengan warna abu-abu dengan hingga hitam dan intensitas pekat,” kata Guswanto di Jakarta, Rabu (6/12/2023).
Sementara itu, Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin melalui citra satelit cuaca dan model langsung mengeluarkan Volcanic Ash Advisory VAA berupa poligon potensi area terdampak abu vulkanik.
Dari situ, BMKG, melalui Meteorological Watch Office (MWO) Jakarta berdasarkan VAA, menerbitkan SIGMET sebagai panduan bagi penerbangan yang melewati daerah terdampak.
Guswanto menjelaskan, penentuan jalur lalu lintas penerbangan merupakan tanggung jawab otoritas penerbangan dan Air Traffic Controller (ATC).
Namun demikian, untuk menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan di sepanjang jalur penerbangan yang berpotensi terdampak letusan Gunung Berapi, BMKG selalu memperbaharui infonya melalui beberapa tipe laporan, seperti berita SIGMET WV, Aerodrome Warning, dan METAR.
“SIGMET merupakan berita yang diterbitkan oleh Meteorological Watch Office (MWO) selaku unit layanan yang memiliki tugas khusus di area Flight Information Region (FIR),” ujarnya.
SIGMET WV merupakan salah satu jenis SIGMET yang dikhususkan untuk menginfokan perihal sebaran abu vulkanik.
Letusan Gunung Marapi di Sumatera Barat terletak di area FIR Jakarta, sehingga MWO Jakarta yang bertugas untuk menerbitkan SIGMET WV untuk erupsi Gunung Marapi.
Jika letusan Gunung Marapi terdeteksi ada di area bandara (aerodrome), maka Stasiun Meteorologi wajib untuk menerbitkan METAR dan Aerodrome Warning.
METAR merupakan sandi cuaca yang diterbitkan Stasiun Meteorologi secara rutin 30 menit atau 1 jam sekali.
Aerodrome Warning diterbitkan Stasiun Meteorologi ketika ada fenomena cuaca signifikan yang mengganggu aktivitas penerbangan di Aerodrome, termasuk sebaran abu vulkanik.
BMKG memberikan rekomendasi berdasarkan informasi dari Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin dan VONA dari PVMBG, sehingga dipergunakan dalam Collaborative Decision Making (CDM) untuk membantu Otoritas Layanan Bandara Udara untuk memutuskan suatu bandara apakah akan tetap dibuka atau ditutup.
Hingga akhir pada tanggal 4 Desember 2023 jam 08.52 WIB letusan aktivitas Gunung Marapi menurun sehingga kode warna penerbangannya berubah menjadi oranye.
Hingga saat ini BMKG terus melakukan pemantauan aktivitas Gunung Marapi, baik pengamatan melalui citra satelit cuaca, maupun koordinasi dengan PVMBG, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, dan VAAC Darwin.
Berdasarkan citra satelit cuaca terkini aktivitas letusan Gunung Marapi teramati sebaran abu vulkanik bergerak ke arah Barat Daya dan berdasarkan berita SIGMET ketinggian ruang udara terdampak abu vulkanik mencapai 4.000 Mdpl.
Bandara yang berpotensi terdampak abu vulkanik ialah Bandara Minangkabau.
Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau Padang, Desindra menegaskan telah dilakukan pengamatan sebaran abu vulkanik di Bandara Minangkabau dengan menggunakan paper test pada tanggal 4 Desember 2023 jam 08.00-09.00 WIB dan tanggal 5 Desember 2023 jam 08.00-09.00 WIB dengan hasil Negatif (Tidak terdeteksi Abu Vulkanik di Bandara Minangkabau Padang).
“Selanjutnya BMKG menghimbau kepada setiap pelaku jasa penerbangan dapat melakukan update informasi mengenai perkembangan situasi dari kejadian letusan gunung Marapi baik yang dikeluarkan oleh BMKG maupun pihak-pihak yang terkait,” ujar dia. (*)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
abu vulkanik
Erupsi Gunung Marapi
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
jalur penerbangan
Gunung Marapi
Bukti Sesar Lembang Masih Aktif dan Potensi Bahaya Gempa 6 Skala Magnitudo |
![]() |
---|
Pergerakan Tanah di Pasir Munjul Purwakarta Meluas 5 Kali Lipat, tapi Intensitasnya Mulai Turun |
![]() |
---|
Gunung Marapi di Sumbar Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Tak Diketahui karena Tertutup Kabut |
![]() |
---|
Gunung Marapi Erupsi, Tinggi Kolom Abu Capai 1 KM, Warga Mengira Cuma Suara Ban Truk yang Meletus |
![]() |
---|
Isu Gempa Megathrust Sudah Ada sejak 20 Tahun Lalu, Kota Padang Sempat Kosong Ditinggal Warganya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.