Di Subang Ada Organisasi LGBT Anggotanya 3 Ribu Orang, Dinkes Sebut Sumbang 33 Persen Kasus HIV/AIDS

Sumbangan terbesar kasus HIV/AIDS di Subang yang dulunya banyak di lokalisasi protitusi terselubung, kini didominasi oleh para pencinta LGBT.

|
Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Ravianto
Tribunjabar.id / Ahya Nurdin
Pemeriksaan HIV/AIDS Gratis bagi warga Subang, Diacara Hari AIDS Sedunia tingkat Kabupaten Subang, Senin (4/12/2023). Foto : Tribunjabar.id / Ahya Nurdin 

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Maraknya hubungan sesama jenis (LGBT) yang dilakukan oleh warga Subang, membuat kasus peredaran HIV/AIDS di Kabupaten Subang terus meningkat tajam khususnya di tahun 2023 ini.

Sumbangan terbesar kasus HIV/AIDS di Subang yang dulunya banyak di lokalisasi protitusi terselubung, kini didominasi oleh para pencinta LGBT.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dr. Maxi mengungkapkan,  penyumbang terbanyak dari kasus baru HIV/AIDS di Kabupaten Subang saat ini, 33 persennya disumbangkan dari kasus LGBT.

"Dulu dari setiap kasus baru HIV/AIDS itu, sekitar 17 persen yang disumbangkan oleh perilaku LGBT, sekarang meningkat hingga 33 persennya," ungkap dr. Maxi, Senin(4/12/2023)

Data tersebut, lanjut Kadinkes, diketahui dari layanan kesehatan rutin bagi penderita HIV/AIDS, baik yang lama maupun yang baru, termasuk pengawasan yang dilakukan oleh Komisi Penanggulagan HIV/AIDS (KPAI), yang membawahi sejumlah LSM HIV/AIDS, yang masing-masing menangani kelompok waria, kelompok PSK, Kelompok pengguna narkoba suntik, dan kelompok LGBT, atau yang disebut juga lelaki suka lelaki (LSL).

"Di Subang ini sudah ada organisasinya, namanya Adiyasa memiliki anggota di Medsos sebanyak 3.000 orang tapi yang terdaftar di layanan Dinas Kesehatan Subang hanya 600 orang" terangnya.

"Kita kan sudah pernah melakukan pemeriksaan kepada kaum LGBT ini di Discotik Panorama Pamanukan itu, saat itu ada 130 an yang datang," imbuhnya

Maxi berharap guna menekan angka penularan dan penyebaran HIV/AIDS di Subang masyarakat Subang tentunya harus menghindari Seks bebas dan penggunaan jarum suntik serta perilaku seks menyimpang seperti LGBT

" Kita himbau kepada semua masyarakat Subang, baik yang sudah terjerumus mauapun yang belum untuk menghindari prilaku seks menyimpang dan seks bebas serta penggunaan jarum suntik narkoba yang sangat berdampak buruk dan rawan terpapar HIV/AIDS," Katanya

Selain itu, dengan semakin berkembangnya media sosial, saat ini transaksi seks bebas bisa lebih mudah dengan menggunakan aplikasi.

"Umumnya transaksi seks lewat media sosial ini, mereka melakukan hubungan seks bebas nya banyak dilakukan di kos-kosan dan hotel," ucapnya

Namun, sekalipun saat ini Transaksi seks banyak dilakukan di Kos-kosan dan hotel di Subang. Tapi masih ada juga transaksi seks yang terang-terangan di lokalisasi seperti di wilayah Pantura Subang.

"Di wilayah Pantura Subang masih banyak Penjaja cinta yang terang-terangan mangkal di warung remang-remang hingga pinggiran jalan," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS(KPA) Subang dr.Encep Sugiana, memaparkan ada peningkatan kasus HIV di Kabupaten Subang dari tahun Ketahun akibat banyaknya pergaulan bebas seperti seks bebas dan LGBT

“Sehingga kedepan penanggulanan HIV/ AIDS dan kewaspadaan LGBT  harus lebih ditingkatkan lagi sehingga masyarakat bisa terlindungi dengan baik,”ucapnya

Lebih lanjut,Encep mengatakan hingga tahun ini jumlah kasus HIV/AIDS di Subang terus meningkat dari tahun ke tahun

"Jumlah kasus secara kumulatif dari tahun 1999 s.d Juni 2023 sebanyak 3020 kasus, dengan angka kasus HIV sebanyak 2058 dan angka kasus AIDS sebanyak 962 kasus," katanya

"Data kasus terbaru dari bulan Januari sampai Juni 2023 sebanyak 151 kasus dengan angka kasus HIV sebanyak 143 dan kasus AIDS sebanyak 8 kasus," imbuhnya

Sementara untuk penyebaran HIV/AIDS tertinggi ada diwilayah Kecamatan  Subang

"Penyebaran HIV/AIDS terbanyak ada di Kecamatan Subang, dikarenakan ODHA lebih banyak mengakses layanan kesehatan di kecamatan Subang yang mengakibatkan angka kasus tertinggi berdasarkan hasil catatan kami," tuturnya  

Selain itu, faktor paling dominan penyebaran Kasus HIV/AIDS di Subang adalah akibat perilaku seks bebas

"Perilaku seks bebas dan menyimpang seperti LGBT saat ini banyak terjadi di Subang, sehingga penyebaran HIV/AIDS semakin tinggi," tandasnya

Sementara untuk penyebaran HIV/AIDS di kawasan lokalisasi, untuk saat ini sudah menurun dratis, namun penyebaran HIV/AIDS meningkat di kos-kosan

"Sebaran HIV AIDS di lokalisasi menurun, dikarenakan transaksi seksnya beralihnya melalui kos kosan dan  aplikasi / medsos dengan istilah Open BO,"ucapnya

Encep, menambahkan, guna menekan angka penyebaran HIV/AIDS di Subang, Komisi Perlindungan AIDS Subang sudah melakukan berbagai upaya

"Upaya yang sudah dilakukan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Subang sebagai Lembaga Koordinasi dalam Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV AIDS salah satunya melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada pelajar, perusahaan, trucker, pekerja proyek, tokoh agama, kader KB,  populasi kunci dan masyarakat umum," ungkapnya

Selain itu, KPA juga menginisiasi pembentukan Warga Peduli AIDS ( WPA ) tingkat kecamatan dan desa/kelurahan, serta melakukan kemitraan lintas sektor melalui program pentahelix dengan melibatkan pemerintah, perusahaan, akademisi, komunitas dan media.(*)

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin

 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved