Kuliner Sumedang, Bakso Lapas Prasmanan Bisa Jadi Pilihan Anda, Ambil Sesuai Selera
Jika kebetulan berkunjung ke Sumedang, jangan sampai terlewat untuk mampir ke warung Bakso Lapas Prasmanan.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Jika kebetulan berkunjung ke Sumedang, jangan sampai terlewat untuk mampir ke warung Bakso Lapas Prasmanan.
Lokasinya tepat di jantung kota, di pinggir Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Sumedang, Jalan Budi Asih, Kecamatan Sumedang Selatan.
Lokasinya dapat ditempuh dengan belasan langkah dari Alun-alun Sumedang.
Di tempat ini, pengunjung bisa menikmati bakso dengan menentukan menu sendiri lantaran memakai sistem prasmanan.
Warung milik perempuan berhijab bernama Nia Dwi Pranawulan (32), warga Kelurahan Regol, Kecamatan Sumedang Selatan, ini menawarkan rasa yang bikin pengunjung ketagihan.
Nia mengatakan, warung baksonya itu baru beroperasi tiga bulan.
Baca juga: Inilah 10 Event Unggulan Kota Bandung 2024, Termasuk Festival Bakso Juara dan Asia Africa Festival
"Alhamdulillah ramai. Kami buka mulai pukul 08.00 sampai 20.00. Tapi rata-rata sore sudah habis," kata Nia saat TribunJabar.id berkunjung ke warungnya, Kamis (23/11/2023) sore.
Mengapa prasmanan? Nia mengatakan, setiap orang punya selera masing-masing.
Ada yang senang bakso pakai tahu, ceker, telur puyuh, bakso cengek (rawit), atau bakso keju.
Maka, sajian bakso dipilih sendiri oleh pembeli untuk setiap mangkuknya.
"Di sini ada bakso keju, tapi tetap yang best seller itu yang bakso cincang dan bakso urat," kata Nia yang di warungnya dibantu seorang pekerja yang masih saudaranya.
Dia menjelaskan, setiap porsi harganya berbeda-beda sesuai dengan apa yang dipilih pembeli.
Ada tahu bakso harganya Rp1.500 per potong, bakso kecil Rp 1.000, ceker ayam Rp 1.000, dan bakso besar Rp 6.000.
Baca juga: Kegigihan Hilwa Berbuah Manis: Bertahun-tahun Jualan Bakso Aci di Jatinangor demi Gelar Sarjana
Dalam sehari, dengan bahan baku empat kilogram bakso, Nia dapat meraup omzet Rp 2 juta lebih.
Ide jualan bakso dengan konsep prasmanan dan variasi menu itu dia dapatkan saat berpergian ke banyak kota.
"Saya memang senang bakso, iseng-iseng bikin buat konsumsi sendiri. Waktu main ke luar kota ada yang seperti ini, nah, di Sumedang belum ada, jadi bikin di sini," kata Nia.
Mengenai nama Bakso Lapas Prasmanan, menurut Nia, itu hanya menunjukkan lokasi, bukan berarti bagian dari lapas.
Neni Kartini (42) warga Ciulur, Desa Trunamanggala, Kecamatan Cimalaka, yang mobilitas dalam setiap pekannya antara Sumedang-Cimahi sering mampir ke warung Bakso Lapas Prasmanan milik Nia Dwi Pranawulan.
"Sering ke sini, rasanya mantap, harganya juga terjangkau, warek (kenyang), cukup di kantong," katanya. (*)
Ratusan "Ronggeng Sadunya" Unjuk Kebolehan saat Pembukaan West Java Paragliding di Sumedang |
![]() |
---|
Bupati Sumedang Buka West Java Paragliding Championship 2025, 18 Negara Kirimkan Atletnya |
![]() |
---|
Bupati Sumedang Ikhtiar Festival Pesona Jatigede Jadi Agenda Tahunan |
![]() |
---|
Wamendagri Bima Arya Tertarik Bikin Triathlon di Jatigede Sumedang |
![]() |
---|
AHY Dorong Pengembangan PLTS Terapung di Bendungan Jatigede untuk Ketahanan Energi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.