Setahun Gempa 5.6 Cianjur: Bah Ikin Pilih Tetap Tinggal di Gubuk 2x3 Meter di Lahan Kebun Singkong

Setahun sudah berlalu, gempa bumi berkekuatan magnitudo 5.6 mengguncang Cianjur. Dan peristiwa itu masih jelas dalam ingatan seorang korban.

Penulis: Fauzi Noviandi | Editor: Januar Pribadi Hamel
Fauzi Noviandi / Tribunjabar
Bah Ikin (75) warga Kampung Rawacina, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur yang masih tinggal di tenda, Rabu (22/11/2022) 

Laporan Kontributor Tribunjabar Kabupaten Cianjur, Fauzi Noviandi.

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Setahun sudah berlalu, gempa bumi berkekuatan magnitudo 5.6 mengguncang Cianjur. Dan peristiwa itu masih jelas dalam ingatan seorang korban.

Peristiwa itu membuat dirinya terpaksa selama satu tahun tinggal di sebuah gubuk berukuran 2 X 3 meter persegi di atas lahan kebun singkong milik seorang warga.

Ia adalah Bah Ikin, kakek berusia 75 tahun, warga Kampung Rawacina RT 03/05, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.

Baca juga: Setahun Gempa Cianjur, Ribuan Orang Ikuti Istigasah dan Doa Bersama di Masjid Agung

Bah Ikin untuk tinggal di gubuk lusuh, beralaskan balok kayu, lalu ditumpuk kayu triplek. Agar lebih nyaman untuk tidur, Bah Ikin hamparkan kasur tipis atasnya.

Gempa bumi magnitudo 5.6 yang terjadi satu tahun lalu itu juga mengakibatkan istri Bah Ikin meninggal dunia, tertimpa bangunan rumahnya yang ambruk.

"Saat kejadian, istri sedang menunggu waktu untuk pergi operasi ke rumah sakit di Cimahi. Namun saat sekitar 13.30 WIB, terjadi gempa dan membuat si ibu tertimpa bangunan yang roboh hingga melukai bagian kepalanya," kisah Bah Ikin pada Tribunjabar.id, Rabu (22/11/2023).

Pria kelahiran 1948 itu, mengisahkan jauh sebelum terjadi bencana gempa bumi dirinya mengantar sang istri berobat di rumah sakit di Cimahi. Seusai berobat istrinya pun meminta untuk pulang.

Baca juga: Gempa Cianjur Sudah Berlalu Setahun, Ratusan Murid SDN Cugenang Masih Belajar di Tenda Darurat

"Saat Jumat (18/11/2022), si ibu seusai di operasi meminta pulang, padahal perawat meminta tetap menginap di rumah sakit hingga Senin (21/11/2022).

"Namun si ibu malah memilih untuk pulang. Dan hingga Senin siang menunggu pergi ke rumah sakit gempa bumi terjadi," ucapnya sambil menahan air mata.

Hingga satu tahun berlalu, Bah Ikin bapa dari empat orang anak itu hingga kini masih tinggal sebuah gubuk yang terbuat dari terval bekas, dan kayu sebagai penopangnya.

Padahal dirinya sudah dipastikan mendapatkan kunci rumah di lokasi relokasi yang disediakan pemerintah. Bukan karena kondisi rumah yang tidak layak.

Namun karena sebuah alasan yang sangat berarti bagi pria berbadan kurus kering itu untuk tetap tinggal di gubuk kampung sebelah.

Alasan tersebut yaitu Bah Ikin hanya ingin dekat dengan anak dan cucu yang sangat ia sayangi.

"Anak saya sudah beberapa kali meminta untuk mengambil kunci rumah, tapi tidak mau. Kalau di sana saya dengan siapa, ditambah mata sudah tidak jelas melihat," tuturnya sambil menatap lurus.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved