Berita Viral

Viral Menu Pencegah Stunting di Depok Hanya Tahu-Sawi, Anggarannya 4,4 Miliar, Dinkes Buka Suara

Ramai di media sosial soal foto yang menunjukkan menu pencegah stunting dalam program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kota Depok.

Instagram @depok24jam
Ramai di media sosial soal foto yang menunjukkan menu pencegah stunting dalam program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kota Depok. 

TRIBUNJABAR.ID - Ramai di media sosial soal foto yang menunjukkan menu pencegah stunting dalam program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kota Depok.

Dalam foto yang viral itu terlihat menu yang diberikan kepada anak-anak dibungkus wadah bening dengan isi nasi, kuah sup, dan sawi.

Pada bungkusnya tampak tutup warna-warni bergambar Wali Kota Dpok Mohammad Idris dan Wakil Wali Kota Imam Budi Hartono.

Foto tersebut viral setelah diunggah oleh akun Instagram @depok24jam.

Berdasarkan keterangan unggahan disebutkan, menu makanan pada hari pertama hanya nasi dan sayur sop, sementara menu kedua hanya dua bungkus otak-otak.

Anggota Komisi D DPRD Kota Depok Ikravany Hilman mengaku geram setelah mengetahui hal tersebut.

Ikra menanyakan soal kandungan gizi dalam makanan tersebut.

Hal itu lantaran program tersebut seharusnya bertujuan untuk menurunkan tingkat stunting di Kota Depok.

"Sangat tidak layak, enggak ngerti apa pertimbangannya," kata Ikra saat dihubungi, Rabu (15/11/2023), dikutip dari Kompas.com.

Ikra mengatakan, pemerintah Kota Depok seharusnya memberikan makanan yang ergizi, seperti telur, ikan atau daging.

Apalagi, anggaran program tersebut sekitar Rp 4,4 miliar, dengan rincian Rp 18.000 untuk satu paket makanan.

"Ini seolah-olah ingin menggugurkan kewajiban saja, padahal anggarannya itu hampir Rp 4,4 miliar," kata dia.

"Yang namanya tambahan itu mesti diukur, yang biasanya ada di rumah tangga, nasi ada, tahu tempe biasanya ada. Nah yang enggak ada apa? Itu yang harus ditambahin dong, susu, buah, atau tambahan telur, ikan, daging," imbuh Ikra.

Lebih lanjut, Ikra merasa geram karena Pemkot Depok terkesan asal-asalan menyiapkan menu makanan pencegah stunting.

"Anggaran Rp 4,4 miliar maka harus punya impact terjadi peningkatan nutrisi warga. Itu kan bukan hal yang sedikit untuk mengurus sesembarangan ini. Ini kalau jadi konten TikTok sound-nya itu 'Apa boleh? Emang boleh'," celetuk dia.

Baca juga: Viral Momen Chris Martin Pantun Pinjam Dulu Seratus saat Konser Coldplay di Jakarta,Penonton Heboh

Pemkot Depok beri penjelasan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati mengatakan, menu yang fotonya viral di media sosial bukan menu makanan lengkap, melainkan kudapan.

"PMT yang kami laksanakan ini sesuai dengan juknis Kementerian Kesehatan. Nah ini enam hari kudapan, kemudian yang satu harinya makanan lengkap," jelas Mary kepada wartawan di Depok, Rabu (15/11/2023), dikutip dari Kompas.com.

Ia mengklaim, menu yang diberikan sudah sesuai petunjuk teknis (juknis) dari Kementerian Kesehatan.

"Jadi kita punya pedoman dari Kemenkes, ini ada buku keluarga sehat isinya menu-menu. Satu lagi buku resep masakan keluarga terbitan dari Unicef dan buku resep makanan lokal dari Kemenkes. Jadi dua buku ini yang menjadi rujukan kami, Dinas Kesehatan dan Puskesmas," lanjutnya.

Penjelasan Petugas Gizi

Perihal menu tahu rebus dan otak-otak ini, juga dijelaskan oleh Petugas Gizi Puskesmas Pengasinan Anita Yuningsih.

"Yang kemaren menjadi masalah, kayak tahu kukus ini, kita memang berdasarkan resep yang disusun dari buku Unicef," jelas Anita dal kesempatan serupa.

Ia berkata, meski terlihat seperti tahu biasa, tetapi dalam proses pembuatannya, tahu sudah dicampur dengan sumber protein lain berupa putih telur dan daging ikan.

"Jadi yang kelihatannya tahu, itu ada daging ikan, putih telur. Jadi kalau kita hitung per porsinya, itu ada kandungan 180 kalori dan 12 gram protein," jelas dia.

Begitu pun dengan menu otak-otak, yang telah memyesuaikan kandungan gizi sesuai kebutuhan usia balita.

"Terus dua biji otak-otak, sebenarnya ini murni ikan dan daging ayam. Kalau kita lihat, satu porsi itu sama kandungnya 9-11 gram protein," jelas dia.

Anita memastikan, hidangan PMT dalam bentuk kudapan buat balita ini sudah diproses sesuai standar resep patokan Dinast Kesehatan Kota Depok.

"Dasar kami adalah buku standar resep ini karena memang ada standar kebutuhan gizi yang harus kita penuhi," ujar dia.

"Kami berusaha menyusun menjadi satu master menu yang bisa dipakai oleh teman-teman puskesmas dan katering untuk diberi kepada balita, dan tentu saja harus disesuaikan dengan standar umur si balita," tutur dia.

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

#BeritaViral

 

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved