Ratusan Mahasiswa Unsil Tasikmalaya Berlarian Dengar Sirine Gempa, Ternyata Cuma Simulasi

Sambil mengenakan pelindung kepala, para petugas tersebut menyebar ke beberapa ruang kelas guna menyisir kemungkinan adanya korban lain.

|
Editor: Ravianto
Aldi M. Perdana/Tribun Jabar
Ratusan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Siliwangi (Unsil) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat tampak berlarian keluar gedung mencari tempat berlindung saat simulasi penanganan gempa, Senin (6/11/2023). 

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Ratusan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Siliwangi (Unsil) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat tampak berlarian keluar gedung mencari tempat berlindung pada Senin (6/11/2023).

Sirine gempa bumi terdengar meraung-raung di dalam seisi bangunan FKIP.

Hal tersebut membuat kerumunan mahasiswa-mahasiswi di sana berhamburan kelas per kelas.

Bahkan, ada korban mahasiswa yang terjatuh dan membutuhkan pertolongan medis.

Beberapa petugas medis yang mengenakan jaket bertuliskan ‘Geography Siliwangi University’ segera menerjang koridor bangunan guna menyelamatkan korban.

Sambil mengenakan pelindung kepala, para petugas tersebut menyebar ke beberapa ruang kelas guna menyisir kemungkinan adanya korban lain.

Salah satu petugas bahkan tampak memapah korban untuk menyelamatkan diri ke luar bangunan.

“Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya diundang oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unsil dan Himpunan Mahasiswa (Hima) Geografi untuk sharing dan simulasi tentang kegempaan di Kota Tasikmalaya,” ucap Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Tasikmalaya, Ucu Anwar Surahman kepada TribunPriangan.com di lokasi pada Senin (6/11/2023).

Ucu menilai, bahwa Kota Tasikmalaya, Jawa Barat dengan perkembangan pembangunannya yang semakin pesat harus memiliki kehati-harian dan kewaspadaan dalam rangka melakukan evakuasi mandiri.

“Karena Kota Tasikmalaya sekarang sudah berdiri beberapa gedung tinggi yang punya potensi menjadi potensi jatuhan dalam menghadapi kegempaan, sehingga orang Kota Tasikmalaya harus punya kewaspadaan penuh ketika berada di beberapa gedung yang memiliki lebih dari 2 lantai,” jelasnya.

Ucu juga menyinggung bencana non-alam, dalam hal ini potensi kebakaran.

“Ketika kita masuk ke satu gedung, maka kita harus punya kehati-hatian. Satu, untuk mengetahui jalur evakuasi. Dua, kenali dulu proteksi kebakarannya, apakah tersedia box hydrant atau Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan ke mana harus berlari; seperti tangga daruratnya sebelah mana dan seperti apa kondisinya,” tuturnya.

Terkait keamanan gempa serta kebakaran di lingkungan Unsil sendiri, Ucu sudah mengingatkan pihak kampus terkait hal tersebut.

“Ini sudah saya ingatkan, di kampus sendiri perlu peningkatan dalam rangka layanan keselamatan, terutama menghadapi gempa maupun kebakaran,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Pusat Studi Bencana dan Lingkungan Hidup LPPM Unsil, Setio Galih Marliyono mengatakan, bahwa simulasi penanggulangan gempa tersebut rencananya akan diuji coba di lingkungan kampus terlebih dahulu.

“Rencana, kami aplikasikan di lingkungan kampus dulu, nanti apabila di kami berhasil, nanti kami aplikasikan ke masyarakat,” pungkasnya. (*)

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved