Bocah SD di Bekasi, Korban Bullying Sakit Usai Di-sleding Teman, Kakinya Terpaksa Diamputasi

Nasib pilu dialami FFA (12), murid sekolah dasar di Kabupaten Bekasi. Ia diduga menjadi korban bullying atau perundungan hingga mengalami sakit.

Editor: Januar Pribadi Hamel
Kolase Tribunjakarta.com
Sosok FAA (12) tengah menjadi sorotan khususnya di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, karena diduga menjadi korban bullying hingga kakinya diamputasi. 

TRIBUNJABAR.ID, BEKASI - Nasib pilu dialami FFA (12), murid sekolah dasar di Kabupaten Bekasi. Ia diduga menjadi korban bullying atau perundungan hingga mengalami sakit pada bagian kaki dan harus diamputasi.

Perundungan murid kelas 6 SD Negeri Jatimulya 09 Kecamatan Tambun Selatan itu terjadi, Februari lalu. Saat itu, FFA diajak pergi ke kantin sekolah oleh lima temannya.

Namun, saat perjalanan menuju kantin, kaki FFA di-sleding oleh satu dari lima temannya.

Bukannya ditolong, teman-teman yang lain justru mengolok-olok dan menertawakan FFA. Setelah itu, mereka meninggalkan FFA begitu saja.

Baca juga: Sosok FAA, Bocah Asal Bekasi Idap Kanker Tulang hingga Diamputasi, Diduga Korban Bullying di Sekolah

"Ketika jatuh mulai di-bully, temannya bilang, 'jangan nangis, enggak usah ngadu sama Mamah, enggak usah ngadu sama guru', gitu. Lalu ditinggalkanlah sendiri oleh lima temannya," kata Diana Novita (40), ibu korban, seperti dikutip dari Tribun Jakarta, Rabu (1/11).

Saat ditinggal sendiri, FFA sempat merangkak sambil menahan rasa sakit di kakinya. Bocah itu lantas mencari es batu untuk meredakan rasa sakit di kakinya.

Saat kembali ke kelas, FFA justru kembali diolok-olok oleh teman-temannya sambil memperagakan momen saat FFA terjatuh di-sleding. Akibat insiden itu, luka yang dialami FFA kian parah. Bocah itu tak bisa lagi berjalan dengan normal.

Tiga hari kemudian, orang tua FFA baru mengetahui apa yang terjadi pada anaknya. Hal itu setelah FFA mengeluhkan sakit pada bagian kakinya saat hendak pergi ke sekolah.

Baca juga: Kisah Pilu Bocah di Bekasi, Kaki Diamputasi Gara-gara Ditekel Teman, Sekolah Bilang Cuma Bercanda

"Dia tidak berbicara sama saya waktu itu (saat kejadian), tiga hari kemudian mau sekolah kakinya sakit. Akhirnya saya paksa untuk bicara," papar Diana.

Diana lantas membujuk anaknya untuk menceritakan penyebab kakinya sakit. Pasalnya, sebelumnya tak pernah ada keluhan yang diderita bocah tersebut.

Ketika dibujuk untuk berterus terang, FFA sempat terlihat ketakutan.

Bocah itu lantas meminta agar sang ibu tidak marah saat mengetahui apa yang menyebabkan kakinya sakit.

"Saya bangunkan untuk sekolah ribut kakinya sakit, nah jadi saya bicaralah, tadinya dia gak mau ngomong. Dia bilang, 'Mamah janji dulu ya jangan marah, Mamah janji ya'. Seperti orang ketakutan saja," jelasnya.

Diagnosa Dokter

Mendengar cerita itu, Diana lalu membawa anaknya berobat ke klinik terdekat. Di sana, FFA diberi obat pereda nyeri, namun tak ada perubahan.

"Di-rontgent dan dirujuk ke MRI, didiagnosa ada infeksi dalam itu pada akhir Maret. Karena prosesnya enggak cepat, kami berusaha obati dulu," terang Diana.

Berbagai upaya pengobatan medis kemudian dilakukan. Namun, kondisi kaki FFA tidak kunjung membaik, bahkan malah semakin memburuk.

Puncaknya pada Agustus 2023, FFA harus merelakan kaki kirinya diamputasi karena didiagnosa kanker tulang.

Diana mengatakan, dari keterangan dokter, salah satu pemicu penyakit itu karena adanya benturan.

"Iya (keterangan dokter) ada (pemicunya karena jatuh), pemicunya benturan," ungkapnya.

Kerap Diejek

Diana mengatakan, sebelum kejadian itu, anaknya kerap mendapat bullying dari teman sekelasnya.

"Sebelum itu (jatuh di-sleding) sering diolok-olok 'anak mamah', 'sok kegantengan', kaya gitu. Karena anak saya sering maju kalau di kelas, jadi ya menjatuhkan mental," terang Diana.

Diana pun sempat menanyakan soal kejadian tersebut ke wali kelas FFA, namun guru tidak bisa berbuat banyak.

"Saya sempat bilang ke wali kelasnya yang terjadi sama anak didiknya, tapi (dia bilang) itu bukan kuasa saya," jelasnya.

Sekolah Membantah

Pihak SD Negeri Jatimulya 09 membantah ada siswanya yang menjadi korban perundungan. Wakil Kepala SD Negeri Jatimulya 09, Sukaemah mengatakan, saat ini, kejadian yang dialami FFA telah dibawa ke ranah hukum.

"Tadi kami sudah beri klarifikasi, kami tidak ada perundungan sama sekali. Prosesnya sudah ke hukum, jadi kami sedang menunggu proses hukum," katanya. (tribunnetwork/nanda lusiana/yusuf bachtiar/kompas.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved