Inflasi Jabar September 2,35 Persen, Kenaikan Harga Makanan, Minuman dan Tembakau Jadi Pendorong
Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar mencatat pada September 2023, terjadi inflasi year on year (yoy) sebesar 2,35 persen di Jabar.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar mencatat pada September 2023, terjadi inflasi year on year (yoy) sebesar 2,35 persen di Jabar.
Inflasi yoy tertinggi terjadi di Kota Cirebon sebesar 3,07 persen dan terendah terjadi di Kota Depok sebesar 1,96 persen.
"Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,96 persen," ujar Dudung Supriyadi Ketua Tim Statistik Distribusi BPS Jabar, dalam siaran persnya hari ini, Rabu (1/11/2023).
Selain itu, tambah Dudung, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,23 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,34 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,53 persen.
Kemudian, kelompok kesehatan sebesar 2,80 persen; kelompok transportasi sebesar 1,01 persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,27 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,20 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,99 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 3,35 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,08 persen.
Baca juga: Berhasil Kendalikan Inflasi, Gerakan Pangan Murah di Jawa Barat Diapresiasi Pemerintah Pusat
Secara month to month (mtm) September 2023 mengalami inflasi sebesar 0,11 persen. Inflasi mtm tertinggi terjadi di Kota Tasikmalaya sebesar 0,34 persen.
Sementara inflasi mtm terendah terjadi di Kota Bekasi sebesar 0,08 persen.
Sementara itu nilai perdagangan luar negeri (ekspor/impor), neraca perdagangan Jawa Barat Agustus 2023 mengalami surplus dari sisi nilai sebesar USD2,48 miliar.
Nilai tersebut ditunjang oleh surplus komoditi Nonmigas sebesar USD2,59 miliar, sedangkan komoditas migas defisit sebesar USD106,53 juta.
Dari sisi volume perdagangan luar negeri, pada bulan Agustus 2023 terjadi surplus sebesar 385,88 ribu ton.
Jumlah ini disumbang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar 542,57 ribu ton, sedangkan komoditas migas defisit sebesar 156,68 ribu ton.
Dilihat dari transaksi perdagangan bonmigas dengan 13 negara mitra dagang utama, pada periode Agustus 2023, Jawa Barat mengalami defisit neraca perdagangan dengan Tiongkok dan Taiwan senilai USD40,07 juta.
Angka ini menurun dibanding bulan sebelumnya yang defisit hingga sebesar USD115,17 juta.
Sedangkan perdagangan nonmigas dengan negara utama lainnya menunjukkan surplus.
Surplus neraca perdagangan terbesar adalah dengan Amerika Serikat yang mencapai USD700,83 juta. (*)
Daftar Harga BBM Pertamina Hari Ini Jumat 3 Oktober 2025 Se-Indonesia, Pertamax hingga Pertalite |
![]() |
---|
Daftar Harga BBM Pertamina Hari Ini Rabu 1 Oktober 2025 Se-Indonesia, Ada Dua BBM yang Naik Harga |
![]() |
---|
Wabup Sumedang Perintahkan Dinas Perizinan Dampingi Pengusaha Tembakau |
![]() |
---|
Permintaan Tinggi Dorong Harga Telur di Kota Bandung Tembus Rp30.000 per Kg |
![]() |
---|
Harga Emas Hari Ini Minggu 21 September 2025 Naik Tajam, Antam Rp2,212 Juta, Cek Galeri 24 dan UBS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.