Tidak Lagi Hidden Gem, Resto asal Bandung ini Tawarkan Program Kemitraan
Program kemitraan atau franchise dalam beberapa tahun terakhir ini sedang ramai di geluti oleh para pelaku usaha.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Program kemitraan atau franchise dalam beberapa tahun terakhir ini sedang ramai di geluti oleh para pelaku usaha. Para pemilik brand berlomba untuk menawarkan paket program kemitraan kepada semua orang yang tertarik untuk memiliki usaha tersebut.
Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2007 yang mengatur terkait ketentuan penerbitan surat tanda pendaftaran waralaba (STPW) telah direvisi, hal ini demi memajukan bisnis waralaba (franchise) nasional.
Syarat minimal lima tahun pelaku usaha mikro menjalankan bisnis usahanya sudah tidak relevan lagi dengan kondisi kewirausahaan dalam negeri saat ini.
Baca juga: Uniknya Hidden Farm, Kafe Sehat nan Cozy, Tersembunyi di Dago Pakar Bandung
Berdasarkan kajian bersama para pihak asosiasi, syarat tersebut dianggap justru menjadi penghambat keinginan pelaku usaha mikro dalam negeri menjalankan skema bisnis waralaba.
Salah satu brand yang mulai berani membuka program kemitraan adalah restoran Katsunyaka. Restoran yang berasal dari kota Bandung ini, selama 3 hari mengikuti Pameran Franchise and License Expo Indonesia di Jakarta Convention Center, Assembly dan Merak Hall pada tanggal 13-15 Oktober 2023.
Katsunyaka sendiri adalah resto berkonsep jepang yang menawarkan produk dengan menu utama katsu.
Mengenai alasam mulai berani membuka program kemitraan , Rinus Mesakh Saragih selaku salah satu pemilik katsunyaka mengatakan bahwa restoran katsunyaka ingin hadir di seluruh Indonesia karena selama empat tahun berdiri telah mendominasi kuliner katsu di kota Bandung dan Semarang dengan total outlet sebanyak empat outlet.
"Kita tidak lagi Hidden Gem , konsep kita telah berubah lebih ke family resto, maka dari itu kita membuka program kemitraan agar semua orang bisa memiliki brand katsunyaka " ungkap Rinus dalam keterangan resminya.
Harga yang ditawarkan untuk memiliki brand tersebut senilai satu milyar, dimana rincian tersebut adalah biaya lisensi brand, pembangunan tempat, SDM, bahan baku produk,peralatan masak dan makanan. Rinos menargetkan dalam jangka waktu 22 bulan bisa kembali balik modal, hal ini karena besarnya pasar konsumen resto berbahan dasar katsu.
Selain itu dirinya pun mengatakan bahwa pihak yang ingin memiliki usaha tersebut akan menjadi investor pasif, ini didasari karena yang mengelola semua nya dari pihak Katsunyaka.
Baca juga: Cuaca Bandung Lagi Panas, Cocok Ditemani Minuman Buah Segar di Hidden Farm
"Jadi sistemnya autopilot, menjadi investor pasif, hanya menerima laporan keuangan dan laba setiap bulanya " ujarnya.
Selama pameran berlangsung cukup banyak konsumen yang menghadiri booth katsunyaka.
"Kita bersyukur mengikuti pameran ini dan baru pertama kali, serta menjadi langkah yang bagus untuk menggaet calon investor yang tertarik memiliki restoran katsunyaka " ungkapnya.
Pameran Franchise and License Expo Indonesia ini di ikuti oleh 90 perusahaan sekitar dan 270 brand yang dapat masyarakat beli untuk memulai bisnis.
ITB Tetapkan Perkuliahan Secara Daring untuk Seluruh Kampus Mulai 1 Hingga 5 September 2025 |
![]() |
---|
Disdik Jabar Pastikan Sekolah Tetap Belajar Seperti Biasa, PJJ Hanya Parsial |
![]() |
---|
Organisasi Kepemudaan Lintas Iman Jawa Barat Serukan 7 Pernyataan Sikap! |
![]() |
---|
Prof Didi Turmudzi Kembali Pimpin PB Paguyuban Pasundan Periode 2025–2030 |
![]() |
---|
Kolaborasi Wakaf Salman dan Mandiri Amal Insani Jabar Bangun MCK di Desa Bayongbong |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.